Memories (2)

557 29 2
                                    

Setelah makan, kami pun berkumpul didepan TV untuk menonton film. Namun sebelum kami menonton, aku menemukan sesuatu yang menarik yaitu foto yang berlatarkan borobudur. Akupun bertanya ke Baek yang sedang menyiapkan makanan untuk menonton film,

"Baek, itu foto apa?" tanyaku sambil menunjuk kearah foto yang berlatar borobudur tadi.

Sebelum Baek sempat menjawab Roy sudah berbicara terlebih dahulu." Wah, kau pernah ke Indonesia ternyata, katanya kau tidak pernah ke Indonesia."

"Aku memang tidak pernah ke Indonesia Roy, itu foto nenekku." Jawab Baek.

"Hehe, maaf ya Baek, aku sudah salah paham." Ucap Roy.

"Iya, santai saja." Jawab Baek.

"Aku boleh lihat nggak Baek?" Tanyaku sambil menunjuk foto itu.

"Boleh, lihat saja." Jawab Baek.

Aku pun mengambil foto itu, kemudian mengamati nya, dan aku pun menemukan sesuatu yang menarik.

"Eh, ini kan aku." Ucapku sambil menunjuk wajahku.

Mereka pun langsung menghampiri ku setelah aku berbicara.

"Wah... Iya itu kan dirimu Ais, bagaimana bisa kau berfoto dengan neneknya Baekhyun?" Kata Nakhu.

"Aku juga tidak tau kalo itu nenek Baek, Aku kan belum kenal Baek, Waktu itu aku ada karya wisata ke Candi Borobudur, lalu kami mendapat tugas untuk berbicara dan meminta tanda tangan ke bule, kemudian kami bertemu dengan neneknya Baek, dan tiba tiba setelah kami meminta tanda tangan , neneknya Baek mengajak kami berfoto. Aku pun tidak menyangka neneknya Baek mencetak foto ini." Jawabku panjang lebar.

"Wah... Akhirnya aku menemukan salah satu orang difoto ini, soalnya nenekku sering bercerita tentang ramahnya kalian dan lucunya kalian ketika meminta tanda tangan nya." Kata Baek.

"Kalau begitu dimana nenekmu Baek? Aku sejak dulu ingin bertemu lagi dengan nenekmu." Tanyaku.

"Sayangnya, nenekku sudah meninggal sebelum aku pindah ke London." Jawab Baek dengan nada sedih.

"Maaf ya Baek, aku turut berduka cita." Ucapku.

"Aku juga turu berdukacita Baek." Kata Nakhu.

"Aku juga." Sahut Roy.

"Sudahlah, lagipula nenek ku sudah tenang disana, Ayo kita menonton film nya." Ajak Baek.

Kamipun menonton film hingga larut malam, Aku pun sudah ketinggalan bus terakhir yang menuju rumahku. Sehingga aku pun memutuskan untuk menginap di tempat Baek, Tenang saja aku tidur dikamar tamu bersama Nakhu. Dan kami mengunci rapat pintunya.

°°°°°°°°°

Keesokan harinya, aku pun berpamitan ke Baek untuk pergi lebih dulu karena aku ingin berpamitan ke semua orang yang pernah berjasa kedalam hidupku selama di London ini.

Aku pun naik bus untuk menuju kedai paman Umar. Sudah lama aku tidak bertemu dengan Paman. Aku sungguh merindukannya, beliau sudah kuanggap seperti ayahku sendiri.

Tak terasa, aku sudah sampai didepan Kedai paman Umar yang masih sama seperti dulu. Aku pun ingat masa masa ku bekerja disini. Yang tidak aku sadari ternyata aku melamun didepan Kedai paman Umar.

"Aisyah?" Ucap seseorang disebelah ku.

Aku pun tersadar dari lamunanku dan menoleh ke sebelah ku ternyata orang yang menyapa ku itu Harris. Masya Allah, aku sudah lama tidak bertemu dengan Harris, kalau boleh jujur sebenarnya aku merindukan Harris.

"Assalamualaikum Harris." Ucapku dengan tersenyum.

"Waalaikumsalam, sungguh aku tidak menyangka bisa bertemu denganmu lagi Ais." Jawab Harris.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 02, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Assalamualaikum London Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang