00.27

1.4K 161 3
                                    

Pelajaran Kimia membosankanㅡopini anak muda. Perlu mengetahui ion, molekul, campuran, senyawa, kereaktifan, bahkan sampai larutan elektrolit yang menghasilkan buih-buih cinta pun dipelajari. Oops! 

Apa salahnya ya mencari tahu jumlah molekul yang menyusun hati gebetan, hingga sampai sekarangpun tidak peka-peka. Eh jangan lah. Nanti tidak ketemu juga.

Yeri menunduk serius. Tangannya lihai mencatat berbagai materi pelajaran di bukunya. Sesekali ia mengernyit kebingungan, sesekali ia tersenyum, bahkan menyeka peluh saking lelahnya.

Tiba-tiba, Bu Soojung, guru Kimianya, mendekati Yeri, "Yeri, istirahat nanti ke ruang kepsek ya. Ada perlu." Sontak kegiatan Yeri berhenti dan mendongak dengan wajah keheranan.

"Saya? Mau ngapain, Bu?"

Bu Soojung tersenyum, seperti tersirat makna di dalamnya. "Pergi saja, ya. Ibu juga tidak tahu."

Bu Soojung menjauh, tetapi perkataannya tadi justru masih berputar-putar dalam pikiran Yeri. Ia membuat masalah lagi? Sepertinya tidak. Telat uang sekolahan juga sepertinya tidak. Lalu apa?

Tangan gadis itu kembali mencatat, walau sebenarnya fokusnya terbagi ke mana-mana.

What's wrong with me?

▪▪▪▪

Dalam perjalanannya ke ruang kepsek, Yeri justru bertemu Jungkook di koridor. Dari jauh Jungkook tersenyum manis. Yeri hampir saja jatuh pingsan saking manis senyum kekasihnya itu. Untungnya dia sedang buru-buru ke ruang kepsek.

"Kook, kita gak istirahat bareng ya. Aku dipanggil di ruang kepsek." Yeri sempat memegang lengan Jungkook, tetapi langsung melesat pergi.

"Eh, Yer, gue ikut."

Lalu Yeri memasuki ruang kepsek diikuti Jungkook. Gadis itu memberi salam dan langsung duduk di hadapan kepsek. "Permisi, Pak. Saya dipanggil karena apa, ya?"

Pak Kepsek mengangguk lalu dengan perlahan tapi pasti beliau mulai berbicara. Yeri menoleh sekilas pada Jungkook yang ada di sampingnya, lalu kembali netranya diarahkan pada lelaki paruh baya ini.

"Yeri... kamu itu adalah anak yang cerdas. Kamu sudah banyak menyumbangkan piala bagi sekolah dan itu tentu mengharumkan nama sekolah." Tangan Pak Kepsek beralih memain-mainkan pulpen di tangannya.

"Setelah beasiswa penuh untuk SMA, kami memutuskan untuk memberi beasiswa kuliah di Belanda nanti. Banyak pertimbangan, tapi kami yakin 100% bahwa kamu adalah orang yang tepat untuk menerimanya."

"Tapi, Pak. Saya kan baru di tingkat 2." Sanggah Yeri. Suaranya parau. Fokusnya lagi-lagi terbagi melihat ekspresi Jungkook yang berubah. Rahangnya tampak mengeras bahkan ia mengepalkan tangannya sampai buku jari tangannya memutih.

"Nah justru itu. Kami memberi tahu lebih awal agar kamu dapat memikirkannya lebih matang. Tapi apapun keputusanmu, saya berharap yang terbaik untuk pendidikanmu."

Yeri susah payah menelan ludah dan mengangguk ragu. "Baik, Pak. Nanti saya pikirkan." Yeri lalu berdiri dan membungkuk hormat pada kepsek.

Tangannya lalu meraih jemari-jemari Jungkook dan bersama-sama mereka keluar dari ruang kepsek dengan tembok es yang dibangun di hati masing-masing.

We don't talk anymore.

▪▪▪▪

PURPLE [jjk x kyr]Место, где живут истории. Откройте их для себя