00.12

1.7K 213 15
                                    

Ini bukan study tour yang kuinginkan.
Angin terlalu kejam. Dia meniup dan menghempas kebahagiaanku terlalu cepat.

🍒

Riuh suara remaja bercampur satu dalam Sohwa Planetorium of Seoul. Kursi aula utama sudah terisi penuh oleh siswa-siswi dari tiga angkatan.

Yeri menggeliat dari tempat duduknya. Memori otaknya memutar kembali kejadian 2 tahun lalu, ketika ia juga berada di aula yang sama, lalu menjawab pertanyaan dan akhirnya dia mendapat beasiswa di sekolahnya saat ini. Dulu dia senang, tapi mungkin perasaannya berubah saat perlakuan-perlakuan buruk yang dia dapatkan di masa SMA-nya.

Tapi masa bodohlah dengan itu. Netranya berputar ke kiri, dan kemudian terkunci dengan netra hitam milik Jungkook. Sudah, setelah itu mereka tersenyum dan interaksi terputus karena Hyewon sudah naik ke mimbar pemateri.

Dan ya 2 jam ke depan, cewek culas itu menjelaskan materi mengenai galaksi, rasi bintang, tata surya, dan roket. Entah kenapa, Yeri ingin menyebut itu presentasi yang apik.

Andai saja Hyewon tiap hari bisa menjadi wanita manis seperti ini :)

                                    ▪▪▪▪

"Terimakasih." Hyewon berucap, disambut tepuk tangan dari anak-anak. Yeri ikut memberikannya karena memang presentasi materinya patut diacungi jempol.

"Tapi itu belum selesai. Gue punya berita bagus buat kalian. Ini tentang moral sekolahan kita yang makin menipis." Ucap Hyewon membuat siswa-siswi saling melirik dan bahkan sudah saling bisik.

Hyewon meraih remote control dan sesaat kemudian, foto jatuhnya Jihoon dan Yeri terpampang nyata di layar planetorium yang ukurannya hampir selebar planetorium itu sendiri. Suasana makin riuh ketika Hyewon dengan sengaja men-zoom in foto itu untuk memperjelas siapa pelakunya. Jihoon yang jatuh di atas Yeri, dengan posisi yang ambigu. Dan benar saja, semua siswa berujar riuh. Saling berbisik, mempertanyakan maksud foto itu. Tuh kan, yang Jihoon khawatirkan terjadi juga. Ini salah. Salah angle.

"Sampah sekolah berulah lagi. Udah gue bilang kan guys, dia itu cuma jalang yang salah tempat."

Melihat gambar itu, ditambah penuturan Hyewon, Yeri hanya mampu membelalakkan matanya dan meremas ujung rok seragamnya. Ia melirik sekelilingnya, semua orang menatapnya dengan jijik, bahkan separuh siswa ikut memfoto gambarnya yang ada di layar planetorium.

"Kalian semua salah paham," tiba-tiba dari ujung bangku sebelah kiri, Jihoon berdiri, sejenak mengalihkan atensi separuh siswa padanya.

Hyewon tersenyum miring mengerutkan alisnya, "Jihoon, please lah, lo gak usah belain Yeri. Lebih baik lo jujur aja ke kita semua. Si jalang itu kegatelan sama elo."

Jihoon menatap tajam ke Hyewon, "Dia bukan jalang, Won."

"Lah terus gambar yang kita liat itu apa? Lo ciuman sama Yeri, di perpus lagi. Gue udah kenal lama sama lo, Hoon, tapi gue baru tau, selera lo rendahan banget. Lo kena peletnya, Hoon." Sanggah Hyewon memperkeruh suasana.

Jihoon melirik Yeri di tempatnya, gadis itu seperti membatu, tak bergerak. Diam di tempat dan terus seperti itu. Tidakkah dia mau memberi pembelaan pada dirinya sendiri. Jihoon, asal kau tau, Yeri sudah biasa dengan ini.

"Semua di sini, percaya sama gue. Gue dan Yeri gak ciuman. Itu salah angle. Angle itu ngebuat kita seolah-olah sedang ciuman, tapi faktanya salah. Kita cuma jatuh. Itu aja. Ya kan, Yer?"

Yeri mendongak pada Jihoon yang menyebut namanya. Bisa dilihat, matanya berkaca-kaca, menahan amarah dan tangisnya. Tapi ia tak berkata apa-apa.

Hyewon tersenyum picik. Matanya kemudian beralih ke Jeon Jungkook yang hanya diam juga menyaksikan drama ini. "Lihat, aja gak ada reaksi apa-apa. Membenarkan tuduhan kita. Yeri itu cuma jalang. Dia harus di-drop out dari sekolah kita."

Jihoon mendengus, "Won, ayolah, jangan memperkeruh suasana. Yeri gak salah. Gue udah bilang, kan, itu cuma masalah angle."

Hyewon mengendikkan bahunya, "Ya kita liat aja keputusan kepsek nanti. Tapi gue yakin ya dia bakal ditendang jauh dari sini." Setelah itu Hyewon turun dari mimbar dan keluar dari planetorium. Siswa-siswi pun ikut keluar.

Tapi parahnya, mereka melewati Yeri sambil melempar kata makian. Sebut saja seperti jalang, bitch, sampah, attention seeker, dan pelacur.

Yeri menunduk. Ini sungguh suasana yang berbeda. Ia sangat terbiasa dengan ini. Tapi tidak dengan kali ini. Foto di sana ada dia dan Jihoon, tapi hanya dia yang disalahkan. Hanya dia yang diejek dan dikata-katai. Sungguh ironis.

Yeri merasakan tepukan lembut di bahunya. Itu Jihoon.

"Maaf, Yer."

Yeri menggeleng. Matanya meneliti seluruh daerah planetorium mencari sosok Jungkook. Apakah dia akan turut membenci Yeri seperti siswa lainnya yang dengan mudahnya termakan omong kosong nan licik dari Hyewon? Atau sebaliknya Jungkook malah berada di pihaknya dan ikut membantu menepis gosip murahan ini? Yeri harap pilihan kedua.

Tapi salah.

Miris.

Mata pekatnya menangkap sosok Jungkook yang menatap dirinya dan Jihoon dengan tatapan yang err tidak dapat diartikan. Ditambah rahangnya yang mengeras.

Antara jijik, menuntut penjelasan, dan rasa kecewa.

Yeri hendak membuka mulutnya untuk memanggil nama cowok tersebut, tapi Jungkook malah terlebih dahulu menggeleng dan berbalik ikut meninggalkannya.

Jihoon merangkul bahunya untuk menenangkan dirinya. Mungkin saja dia melihat air mata yang jatuh di pipi Yeri ketika melihat Jungkook pergi. Demi Tuhan, Yeri dan Jungkook sudah berjanji untuk menaruh kepercayaan bersama. Tapi sekarang laki-laki itu malah duluan mengingkari janjinya.

Tidakkah Jungkook ingin mendengar penjelasannya? Tidakkah Jungkook percaya pada apa yang sudah Jihoon jelaskan mengenai kejadian itu? Tidakkah Jungkook menolak tipu daya Hyewon?

Tidakkah yang terjadi padanya ini terlalu kejam? Terlalu menghakimi dan menuntut.

"Ju-Jungkook," Yeri terisak sambil terbata-bata menyebut nama lelaki itu.

Cukup kacau keadaannya sekarang.

Ya Tuhan, apakah aku sudah menyia-nyiakan kepercayaannya?

▪▪▪▪▪

Tbc,

Huhu😢 jangan benci Hyewon yah :')

D-3 for our SBS Gayo Daejeon💫

Yours,

blankswag🌷

PURPLE [jjk x kyr]Where stories live. Discover now