00.11

1.8K 220 6
                                    

Yeri menengok ke kiri dan kanan. Ia menghela napas sejenak. Perpustakaan memang selalu ramai kalau sedang istirahat seperti ini. Itu berarti dia harus melangkah maju dan menjadi pusat perhatian orang-orang yang tidak suka dengannya.

Tapi masa bodoh dengan itu. Dia harus mendapatkan buku mengenai tata surya dan sebagainya. Study tour sekolah ke planetorium akan berlangsung sebentar lagi. Ia harus belajar materi-materi supaya ketika ada pertanyaan ia bisa menjawabnya. Satu jawaban itu penting. Menambah poin untuk beasiswa universitas.

Wait! Jangan bilang bukunya habis. Tolong, ia sudah berputar beberapa kali, tapi ia tak kunjung menemukan buku tersebut.

"Mau bantuan?" Yeri tersentak ketika Jihoon tiba-tiba muncul di hadapannya.

Yeri baru saja ingin menolak tawaran Jihoon tapi laki-laki itu sudah duluan menunjuk buku tebal bersampul biru yang Yeri cari di rak paling atas. Sial, batal jual mahal deh.

"O-oke deh."

Jihoon agak menjinjit (padahal dia sudah tinggi), bukti bahwa rak itu benar-benar tinggi. Tapi untunglah Jihoon berhasil meraih buku itu. Tapi...

Brakkk.

Jihoon terhuyung ke belakang, ikut mendorong Yeri untuk jatuh ke belakang bersamanya. Berakhirlah keduanya di lantai, umm, dengan posisi yang kurang mengenakan.

Yeri di bawah dan Jihoon di atas. Untung juga Jihoon menopang dirinya dengan kedua sikunya. Kalau tidak, kalian tau apa yang terjadi selanjutnya.
(Ingat adegan Yeondu dan Yeol di drama SASSY GO GO)

Buru-buru Yeri mendorong Jihoon dan bangun, membersihkan roknya.

"Tuh anak abis nyenggol malah pergi. Gak tau apa kita sampai jatuh," Jihoon ikut bangun dan merapikan seragamnya. "Kamu gak papa, Yer?"

Yeri mengangguk sekilas dan pamit pergi setelah pamit dan mengucap terimakasih pada Jihoon.

Jihoon menengok kiri dan kanan. Dia bersyukur di lorongnya tadi lumayan sepi, jadi kemungkinan tidak ada yang melihat adegan tadi. Karenaa Jihoon yakin, jika angle-nya salah maka akan salah pengertian dan  mereka dikira sedang berciuman.

Tapi ternyata dia salah.

Karena Hyewon ada di sana saat itu dan momen itu sudah tersimpan rapi dalam memory card-nya.

▪▪▪▪

"Permisi, Pak. Saya mau menawarkan diri jadi pemateri saat study tour nanti. Boleh, kan?"

Guru berbadan gendut dengan kacamata bulatnya itu mengangguk. "Boleh, boleh. Tapi apa alasanmu mau jadi pemateri, Kang Hyewon?"

Hyewon tersenyum miring. "Ada hal besar yang mau saya perlihatkan, Pak. Moral anak-anak di sekolah ini sudah hancur."

Pak Guru tersebut mengernyit, "Maksud kamu?"

"Bapak tunggu saja tanggal mainnya."

Pak Guru pun membiarkannya, seolah-olah masa bodoh. "Ya sudah, kamu boleh pergi."

Hyewon bangkit dari duduknya, "Permisi, Pak."

Tunggu kehancuranmu, Kim Yeri.

▪▪▪▪

Di sela-sela les privatnya, Jungkook meraih ponsel dan menunjukkan sebuah foto pada Yeri, "Elo kenal Jihoon?"

Yeri yang sibuk memeriksa hasil kerja Jungkook pun menoleh dan refleks membulatkan matanya saat melihat foto malam lalu ketika Jihoon dan keluarganya makan malam bersama.

"Dari mana lo dapat foto itu?" Yeri balik bertanya. Jungkook menggeleng-geleng kepalanya seolah tidak mau menjawab dan menuntut gadis Kim itu untuk menjawab pertanyaan tadi.

"Dia temen gue dulu," ucap Yeri masa bodoh, "tiba-tiba aja muncul."

Jungkook mengangguk-anggukan kepalanya. "Jangan mau kalo dia nembak elo."

"Ih, kenapa?"

"Ya jangan aja. Dia kalah start dari gue. Masa dia yang nembak duluan?" Balas Jungkook sambil menarik kembali ponselnya.

"Maksudnya?"

Jungkook tersenyum miring. "Bacot. Pokoknya jangan mau sama dia."

Yeri mengendikkan bahunya dan kembali memeriksa pekerjaan Jungkook. Itu kedok doang. Padahal jantungnya sudah berpacu kencang, rasanya sedikit lagi keluar dari tubuhnya. Perkataan Jungkook tadi terlalu abstrak, tiba-tiba dan ambigu. Kan dia jadi cewek jadi bingung. Ini gombalan, modus, atau kode?

Jangan pd dulu Yer. Ntar zonk gimana.

Yeri memukul-mukul kepalanya untuk menghilangkan pikiran gaje-nya.  "Nih, kerja bagus!" Yeri menyerahkan buku Jungkook dan tersenyum. Jungkook memahami materi yang dia beri itu merupakan suatu penghargaan baginya. Dia berhasil, bukan?

Setelah menerima buku itu, Jungkook malah terkapar sambil memegang dada kirinya. Napasnya dibuat naik turun tidak teratur. Yeri berhasil dibuat panik olehnya.

"Lo kenapa, Kook?" Yeri mencoba mendekat dan membantu Jungkook untuk duduk. Sedangkan Jungkook masih tetap dengan tipu dayanya. Malah makin dilebih-lebihkan.

"Ih, Jungkook lo kenapa?"

Bukannya menjawab, Jungkook malah menarik tangan Yeri dan menaruhnya di dada kirinya tadi.

"G-gue kena serangan jantung. Senyum lo terlalu manis, Yer."

Bastard. Yeri otomat langsung memarik tangannya dan memukul lengan Jungkook berulang kali.

"Sialan. Gue doain mati beneran lo."

"Eh tapi bener loh lo kalo senyum manis banget."

"DASAR COWOK TUKANG MODUS!"

Jungkook sialan, ini jantung gue juga kasian :(

▪▪▪▪

Tbc,

Gws buat Ma Baby Haechan yg kena cedera😢 duh, nctzen kuad yyy. Dedeq kita sakit :( pokoknya get well soon, Chan❤

blankswag🌷

PURPLE [jjk x kyr]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang