00.04

2.4K 329 50
                                    

Jungkook dengan percaya dirinya berjalan memasuki daerah cafė. Begitu ia muncul, para karyawan di sana langsung sedikit membungkuk, memberi hormat pada anak bos mereka.

Ia merespon hanya dengan tersenyum dan menganggukkan kepalanya sedikit. Matanya menatap lurus ke arah Yeri yang sedang menghadapi kelamnya dunia.

Ya, dimarahi manager cafe, Tuan Junmyeon.

"Kamu itu masih muda. Kalau masih muda tapi sudah gak disiplin begini, mau jadi apa kamu, Nak?"

Yeri menunduk dalam. "Maaf, Pak."

"Kalau kamu memang tidak niat kerja di sini, mending resign saja. Banyak orang yang butuh pekerjaan ini."

"Maaf, Pak. Saya janji gak akan ngulang lagi, Pak."

"Hah sudahlah. Hari ini kamu diskors. Gaji kamu bulan ini juga nanti saya potong. Sekarang, pulang sana!"

Yeri baru saja ingin protes atas keputusan managernya itu. Tapi tiba-tiba dari belakang, Jungkook datang dan merangkul bahunya. "Pak Junmyeon kok jahat-jahat sih sama temen saya?"

Yeri tersentak dan berusaha melepas rangkulan dari Jungkook, tapi Jungkook menggerak-gerakkan alisnya, memberi kode pada Yeri untuk diam. Dan Yeri menurut.

"Maksud Nak Jungkook?" Pak Junmyeon keliatan heran.

"Begini Pak, cewek bantet yang Bapak marahi ini temen sekelas saya, Pak." Yeri otomatis menatap Jungkook sinis karena berani sekali bilang bahwa dia "bantet".

Pak Junmyeon melirik Yeri sedikit tak yakin. Masa sih teman sekelas Jungkook kerja part-time? Bukannya sekolah Jungkook isinya orang kaya semua? "Nak Jungkook yakin ini teman sekelasnya?"

Jungkook mengangguk sambil 'sok-sokan' membelai rambut Yeri. "Iya, Pak. Bapak jangan jahat-jahat sama dia. Nanti dia gak mau jadi pacar saya."

Yeri membulatkan matanya dengan semua sandiwara Jungkook. Cowok ini memang berandalan sejati. Sudah begitu tukang tipu lagi.

Pak Junmyeon membungkuk maaf pada Jungkook. "Kalau begitu saya minta maaf, Tuan. Saya tidak tahu kalau Yeri ini calon pacar Tuan."

Jungkook tersenyum ramah pada Pak Junmyeon. Padahal dalam hatinya ia sudah tertawa terbahak-bahak dengan sandiwaranya sendiri. Siapa juga yang mau jadi pacar Yeri. Fucking no.

"Hari ini Yeri kerja, ya, Pak. Jangan diskors."

Dan Pak Junyeom pun mengiyakan.

Jungkook melirik Yeri dari ujung matanya, seolah berkata 'gue hebat kan?'

Dan Yeri hanya memutar matanya malas.

▪▪▪▪

"Duarr!!"

"Mamaaaa..."

Jungkook tertawa terbahak-bahak melihat reaksi Yeri yang sangat lucu.

"Cupu lo, dikagetin gitu doang langsung teriaknya mama. Keliatan manjanya."

Yeri merapikan jaketnya, "Ngapain lo di sini?"

"Ya terserah gue dong. Ini cafe punya bokap gue. Mau gue di sini 24 jam pun gak bakal ada yang marah."

"A-apa? Ca-cafe bokap lo?"

Jungkook tersenyum miring. "Iya lah punya bokap gue. Bokap gue punyanya banyak. Rumah sakit aja punya, masa cafe kecil gini aja gak bisa buat?"

Nah itu. Mulai kan sombongnya.

"Oh yaudah. Kalo gitu minggir. Gue mau pulang."

Jungkook menoyor kepala Yeri.

"Anjing, jangan pegang-pegang!"

"Lo gak mau bilang terimakasih gitu?" Jungkook menundukkan kepalanya dan berkata demikian tepat di depan wajah Yeri. Jaraknya, hmm, lumayan dekat sih.

Yeri menarik dirinya menjauh, "Atas dasar apa?"

"Jangan sok bego. Tadi berkat gue, elo gak jadi diskors. So, elo harus berterimakasih. Bila perlu nih cium kaki gue." Jungkook memajukan kaki kanannya pada Yeri.

"Jangan mimpi! Lagian gue gak minta juga."

Setelah itu Yeri berlalu pergi dari hadapan Jungkook.

"KIM YERIII!!! LO MASIH ADA UTANG SAMA GUE." Setelah itu Jungkook tersenyum.

Dan malam itu, untuk pertama kalinya Jungkook menyebut nama Yeri secara lengkap.

Padahal bisanya, memandang Yeri saja jijik. Tapi hari ini, entah apa yang membuatnya ingin sekali ikut campur dalam kehidupan gadis itu.

Entah apa.

▪▪▪▪

Tbc.
🌷blankswag.

PURPLE [jjk x kyr]Where stories live. Discover now