00.08

2.2K 277 10
                                    

Gema suara langkah kaki dan teriakan Hyewon memenuhi koridor sekolah yang mulai sepi.

"Kookie, tunggu!"

Yang dipanggil tidak bergeming, melaju terus, membuat Hyewon semakin mempercepat larinya.

"Kook, bentar doang. Gue mau ngomong." Hyewon memegang tangan Jungkook saat berhasil menyamai langkah kecilnya dengan Jungkook.

"Apa sih?" Jungkook menepis tangan Hyewon. "Apa? Cepetan ngomong! Gue sibuk. Gak ada waktu buat ladenin elo."

"Je-jelasin, Kook. Lo kenapa ta-tadi pagi ngebela si Yeri?" Napas Hyewon masih terengah-engah.

"Lo capek-capek ngejer gue, cuma mau nanya gitu?"

Hyewon menggangguk cepat membuat Jungkook tertawa sarkas. Diliriknya gadis di depannya ini sekilas, lalu tertawa lagi. Tertawa yang menyebalkan. Perlu dicatat itu.

"Penting banget sih sampe lo pengen tau."

Hyewon meraih tangan Jungkook, tapi tipikal Jungkook, ia lagi-lagi menepis kasar tangan Hyewon.

"Gue heran, Kook. Lo kenapa mendadak baik sama Yeri? Lo kenapa? Disantet? Udah deh, Kook, lo cerita ke gue, gue bisa bantu."

Jungkook tertawa lagi. "Lo lucu, Won."

"Ke-kenapa?" Mendadak Hyewon salting ceritanya.

Jungkook mendekat ke arah gadis itu. Hyewon manis, tapi sayang, dia bukan seleranya. Dulu ia menargetkan standar tinggi untuk perempuan yang ingin menjadi pacarnya. Cantik, pintar, dan kaya.

Tapi tidak sekarang. Dia tidak perlu itu semua. Cukup kau baik dan bisa menerimanya apa adanya. Contohnya....

"Kalo gue bilang jujur ke elo tentang alasan gue, apa lo gak nyesel?"

Mata Hyewon berbinar. Membujuk Jungkook tidak sesulit yang ia bayangkan. "Ngomong ae ah Kook. Paling mentok-mentok alasannya cuma karena kasihan. Udah buruan ngomong, dah kepo gua."

Jungkook tersenyum. "Dia cewek yang baik," Hyewon agak ternganga, "dan gue suka itu." Setelah itu Jungkook pergi meninggalkan Hyewon yang masih tak percaya dengan perkataan Jungkook.

Oke, sebut saja contohnya tadi adalah Kim Yeri.

▪▪▪▪

Ayah Yeri sudah di rumah majikannya. Hari pertama ia bekerja, membuatnya lumayan gugup. Apalagi dia tidak punya pengalaman kerja selama ini. Ingatkan tentang pekerjaannya dulu.

Karena bingung mengenai apa yang harus dilakukannya, Ayah Kim mengambil lap dan membersihkan kaca-kaca mobil yang nanti akan dipakai majikannya. Tidak lama setelah itu, pintu utama terbuka dan beberapa pelayan keluar dari sana.

Ayah Kim yang peka langsung menghentikan kegiatannya dan ikut menunduk. Ia sedikit merapikan penampilannya.

"Papi pergi dulu. Makasih udah nyariin sopir baru buat Papi." Ucap suara agak berat yang Ayah Kim yakini adalah suara majikannya.

"Siap, Pih!" Kemudian suara berat lain menyahut. Lebih muda. Anaknya mungkin (?)

"Papih berangkat dulu. Dah." Dari ekor matanya, Ayah Kim menangkap ada seorang perempuan paruh baya dan anak laki-laki (seumuran Yeri sepertinya) sedang melambai ke arah majikannya. Ya, benar, ucapan selamat tinggal.

Ayah Kim juga tau bahwa anak laki-laki itulah yang memberi tawaran pekerjaan padanya dan juga Yeri. Ia harus punya waktu dan berterimakasih pada anak itu.

PURPLE [jjk x kyr]Where stories live. Discover now