00.07

2.3K 271 9
                                    

Pagi hari yang heboh di Seoul International High School. Foto Yeri lagi-lagi terpampang di mading sekolahan. Bukan mengenai pekerjaannya seperti yang lalu, tetapi foto saat malam dimana Yeri dicegat oleh 3 preman gila.

"Gaji part time nya kurang sih, makanya nge-jalang di segala tempat." Ucap Hyewon saat Yeri datang dan merobek foto-foto yang ada.

Yeri dengan amarahnya datang menghampiri Hyewon dan langsung menamparnya. "Anjing, mau lo apa?"

Hyewon terguncang dan merasakan perih menjalar di seluruh pipinya. Tamparan Yeri sakit *iya lah, mana ada tamparan yang rasanya sedap?*, tapi yang terpenting sekarang adalah menjatuhkan harga diri Yeri dan benteng pertahanannya.

"Ya gue di sini gak salah. Gue cuma mau kasih tau satu sekolahan aja kalo lo itu 'jalang hina'," Hyewon dengan frontalnya menekan dalam intonasinya saat mengucap 'jalang hina'.

Yeri mengatur napasnya. Mereka berdua sudah jadi pusat perhatian pagi ini. Bahkan hampir semua siswa memegang ponsel mereka dan merekam adegan ini.

"Jaga ya omongan lo."

Hyewon tertawa sinis, "Lah trus ngapain tuh malem-malem sama om-om. Tiga pula. Itu bukan namanya nge-jalang?"

"Shit, gue bilang jaga omongan lo." Yeri maju dan rasanya ingin sekali menjambak rambut Hyewon.

Jungkook tiba-tiba datang dan menahan tangan Yeri. Hyewon tersenyum puas. Jungkook datang tentu untuk makin menyudutkan Yeri, bukan?

"Stop, Yer! Jangan kotorin tangan lo sama cewek gak guna kek dia." Senyum Hyewon memudar mendengarnya.

Hyewon maju dan menyibak-nyibakkan rambutnya pada Jungkook, "Helaw Kook, gue gak salah denger? Lo ngebela Yeri? Duh, dikasih pelet apa sih? Udah jalang, pake pelet lagi." Mata Hyewon beralih menatap Yeri.

Wajah Yeri memerah, memendam amarah, menandakan kalau ia sudah tidak tahan dengan semua tuduhan Hyewon padanya. Itu bohong. Tapi, mau seribu kali ia berkata demikian pada dunia pun, dunia tidak akan peduli.

Ingatkan bahwa di sini yang kaya yang berkuasa.

Yeri baru saja ingin membuka mulutnya dan menyela Hyewon, tapi Jungkook buru-buru menarik tangannya erat untuk pergi.

"Kita pergi, Yer. Lo gak pantes disakitin di sini."

Yeri menegang. Bukan karena amarahnya yang tertahan, tapi karena Jungkook baru saja menariknya dengan tautan jari yang erat. Saling menggenggam, tak ingin terlepas.

▪▪▪▪

Yeri terduduk di lantai rooftop. Setelah drama yang berlangsung tadi, Jungkook menariknya ke tempat ini. Katanya bagus buat nenangin diri.

"Lain kali jangan tarik gue kayak tadi. Gue harus beri perlawanan ke Hyewon. Kalo gak gue yang bakal tersiksa di sini." Yeri terisak. Dia tidak boleh menangis. Apalagi dia ada bersama Jungkook sekarang.

Jungkook mengangguk pelan. Dia mengiyakan saja. Gadis di depannya ini belum sepenuhnya tenang.

Keadaan berlangsung sunyi lagi. Cukup lama, sampai Jungkook merasa bosan dengan ini.

"Umm, Yer. Gimana soal yang kemarin? Lo mau nge-privat gue?"

Yeri menoleh sekilas ke arah Jungkook. Dia tersenyum miris.

"Jelasin, Kook, kenapa? Kenapa elo tiba-tiba berubah 180 derajat jadi baik gini ke gue? Apa lo sengaja? Semua orang pura-pura ngedeketin gue. Ujung-ujungnya apa? Gue terbuka ke mereka dan mereka malah jadiin itu bahan cemoohan satu sekolahan. Lo gak bakal gitu ke gue, kan, Kook?"

Jungkook mendekat ke arah Yeri, mencengkeram dua bahu cewek ini yang mulai bergetar gak karuan.

"Yer, orang lain mungkin punya alasan untuk berubah jadi baik. Tapi gue? Gue gak punya cukup alasan yang logis buat peduli sama lo. Semua terjadi tanpa kendali gue. Gue aja sendiri bingung."

Yeri menggeleng pelan, "Lo bisa cari guru privat yang lebih baik dari gue."

"Lo mungkin yang terbaik." Jawab Jungkook asal.

Yeri mengangkat wajahnya dan menatap Jungkook. Ia terkekeh pelan melihat raut wajah Jungkook yang berubah jadi serius dan mellow.

"Berandalan bisa mellow gini juga, ya?" Jungkook mendengus mendengar Yeri. Huft, ngerusak suasana.

"Yaudah, buruan jawab, mau gak?" Nada bicara Jungkook mulai berubah. Sudah kembali ke oroknya. Tidak mellow lagi😂.

"Gue pengen nolak, Kook. Tapi hati gue bilang lo bisa gue percaya. Jadi, jangan kecewain gue. Gue galak loh kalo ngajarin orang."

Jungkook hampir saja melompat mendengar persetujuan Yeri. Hmm, terlampau senang.

"Oke, sip, laksanakan!"

Yeri tersenyum. Ini terlalu cepat untuk percaya pada orang baru. Apalagi ini Jungkook. Berandalan gila yang dulunya juga satu merk dengan Kang Hyewon, suka membully dan mengejeknya.

Tapi, seperti yang dia bilang tadi, otak bahkan hatinya gencar meneriakinya bahwa Jungkook bisa dipercaya. Dan ia harap begitu.

▪▪▪▪

"Pagi, Ayah." Sapa Yeri.

"Pagi, Nak."

"Ayah kerjanya jangan sampe kecapean ya. Ini hari pertama. Jadi, fighting."

Hari ini, Ayah Yeri akan mulai bekerja dengan Tuan Jeon, ayah Jungkook. Terlalu cepat, tapi menurut Yeri itu yang terbaik. Ayahnya tak perlu mencuri lagi.

Ingatkan bahwa suasana hati gadis ini membaik sejak kemarin. Ia bersyukur. Doanya terkabul begitu saja.

"Kamu juga yang rajin ya, belajarnya." Ucap Ayah dan Yeri mengangguk antusias.

"AYAH... YERI... AYO, SARAPAN DULU!"

Yeri dan Ayahnya tertawa mendengar teriakan Mama dari dalam. Ini langkah awal agar keluarganya balik harmonis lagi seperti dulu.

Semoga.

Ya, semoga.


▪▪▪▪

Tbc.

Yuhuuu, ada yang senang karena RV sudah dikonfir di SBS Gayo Daejun nanti pas tgl 25? Author sih seneng. Yaiyalah, ada BTS juga di sana.

So, kekuatan kita banyak di acara akhir tahun. So, c'mon kita berharap dapat momen banyak.

🌷blankswag

PURPLE [jjk x kyr]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon