PROLOG

5.5K 433 12
                                    

Tekan bintang ⭐sebelum membaca

Happy reading

Pagi buta Alana sudah sampai dikelasnya, salah satu bagian dari SMA elite di Jakarta. Sebut saja SMA Merah Putih. Belum ada satu pun penghuni kelas yang datang, kecuali Alana. Suasana kelas benar-benar sepi sunyi.

Tanpa memerhatikan sekitar, Alana tetap menggeledah laci meja kelasnya satu-satu. Berharap buku bersampul dream catcher itu ketemu. Hampir gila dia semalam, saat membuka tasnya dan buku itu tidak ada.

Alana menghela napas berat, dia sudah lelah berkeliling dari meja satu ke meja lainnya. Tapi hasilnya nihil, buku hariannya tetap tidak ada. Alana kesal, kenapa sih dia mudah sekali lupa menaruh barangnya? Apalagi buku itu, Alana sangat menjaganya dari siapapun termasuk kedua sahabatnya yang ingin sekali mengetahui isinya.

"Hai Alana ...." sapa Raline. "Tumben berangkat pagi,"

Alana tersenyum canggung. "Iya nih ... Ada sedikit urusan tadi," jawabnya sedikit bingung.

Raline yang menyadari tingkah Alana pun berucap, "Yaudah, gue mau ke kantin sarapan. Ikut yuk, daripada disini sendirian."

"Nggak usah, sendiri juga nggak papa kok," tolak Alana.

Setelah Raline keluar dari kelas, Alana kembali mencari-cari bukunya. Seluruh kelas sudah dia jelajahi, namun belum juga ketemu. Dia curiga bukunya telah diambil seseorang.

Karena logikanya begini, kemarin Alana tidak sengaja meninggalkan bukunya di laci meja, tidak mungkin sekali buku itu sekarang tidak ada kecuali diambil orang kan.

Alana duduk sebentar dibangku temannya. Pikirannya berkelana memikirkan kira-kira siapa diantara teman sekelasnya yang seringkali pulang paling akhir.

Alana menegakkan duduknya, pikirannya mengarah kepada satu orang, ya hanya dia yang muncul dibenak Alana saat ini.

"Dariel ...." gumam Alana menyebutkan nama yang tiba-tiba saja terlintas di kepalanya.




To be continued ...

Masih prolog ... jangan lupa vote comment ya 😁



Nur Chayati

Buku Harian Alana [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang