PART 25

1.2K 209 3
                                    

PART 25

Norbis Dimensi

Yoongi membuka matanya dengan tubuhnya yang terasa begitu sakit dan juga kepalanya yang terasa pening. Rasa mual itu kembali menyerangnya, membuat Yoongi berlari kearah pintu kaca disana, menahan tubuhnya pada sebuah wastafel, memuntahkan cairan yang ada didalam perutnya itu. Namun, tatapanya kembali terkunci saat ia melihat pantulan pada cermin, tubuh Park Jimin. Ia menyentuh pantulan itu, dengan air matanya yang kembali menetes.

"Aku berhasil sampai ke dimensi terakhir .." Lirih Yoongi.

Yoongi melangkahkan kakinya menuruni anak tangga itu. Sebuah penthouse milik Park Jimin, namun tak ada foto dirinya dengan Jimin. Ia menghela nafas panjangnya, kemudian mengarahkan langkahnya pada sebuah kulkas besar disana, berharap ada makanan untuk mengganjal rasa laparnya.

Yoongi dalam tubuh Park Jimn itu membuka kulkas, namun tak ada apapun. Hanya ada sebuah air mineral dalam botol. Ia mengendikan bahunya, lalu meraih air mineral itu dan meneguknya hingga habis.

"Siapa Park Jimin disini?" gumam Yoongi mengingat bahwa setiap dia mengulang dimensi, semuanya berubah dan tak lagi sama hingga menyulitkan dirinya yang memiliki trauma aneh karna masa kecilnya.

Yoongi memejamkan matanya, lalu ia kembali berlari kecil dengan tubuh Park Jimin itu, besiap- siap untuk mencari makanan keluar karena tubuh Jimin tetap membutuhkan makanan walaupun dirinya tak ingin.

Ia terdiam, menatap walkingcloset milik Jimin, hanya berisi tuxedo berwarna navy dan juga kemeja putih, tak ada yang lain.

"Aku tahu jika dia menyukai warna biru, tapi apakah separah ini?" gumam Yoongi "Ah tidak, saat acara reuni aku melihatnya memakai warna merah" gumam Yoongi lagi sambil menganggukkan kepalanya pelan.

Ia meraih setelan itu secara acak, lalu memakaikannya begitu rapi. Yoongi menatap dasi yang kini ada digenggamannya, membolak- balikkan dasi itu lalu melemparkanya dengan asal karena tak mengerti cara memakainnya, mengingat dirinya memang tak pernah memakai dasi saat ke kantor.

Yoongi melangkahkan kakinya, membiarkan kancing atas kemejanya terbuka begitu saja. Ia menatap kaca begitu besar disana, salju turun begitu deras. Ia kembali menghela nafas panjangnya, lalu meraih longcoat dan juga kunci mobil miliknya. Lalu ia kembali, meraih sebuah ponsel yang dipastikan akan memudahkan dirinya.

Ia melangkahkan kakinya keluar dari penthouse itu, lalu berhenti ketika merasa ponselnya yang bergetar. Yoongi menatap nama yang tertera disana.

"Sugar?" gumam Yoongi.

Yoongi menekan touch berwarna hijau itu lalu mendekatkannya pada telingannya tanpa ragu.

"Jiminie? Kau sudah berangkat ke kantor? Apa kita akan makan siang bersama?"

DEG

Yoongi terdiam ketika mendengar suara seoarang gadis dari sebrang sana. Ia mengeratkan genggamnnya pada ponsel itu dengan air mata yang tiba- tiba saja menetes.

"Tentu, aku akan menghubungimu lagi nanti"

"Baiklah. Saranghae .."

Tut

Tut

Yoongi terdiam, menjatuhkan lengannya begitu saja dengan ponsel yang maish dalam genggamannya. Ia menyentuh dada milik Jimin dengan jantung yang berdetak begitu kencang, membuat air matanya kembali menetes.

"Apa kau bahagian Jimin-ah?" Lirih Yoongi.

Yoongi kembali melangkahkan kakinya, ia menatap perkarangan rumah yang begitu kosong dengan salju yang mulai mempuk. Ia melangkah, hingga salju mengenai tubuhnya, lalu mendongak dan memejamkan matanya, merasakan dingin yang begitu menusuk pada kulit wajahnya. Air matanya kembali menetes.

RADIO DIMENSION [TAEKOOK X MINYOON]Where stories live. Discover now