PART 9

1.4K 272 3
                                    

Jimin melangkahkan kakinya memasuki penthousenya yang tepat bersebelahan dengan milik Taehyung dengan helaan nafas yang berkali- kali ia lakukan. Taehyung menatap sendu pada sahabatnya itu, ia tahu bagaimana rasanya kehilangan, seperti sekarat dan akan mati.

Jimin memasuki ruangan yang terlihat begitu gelap, ia kemudian menatap sekelilingnya, matanya mendapati sebuah bingkai besar beirisi dirinya tengah merangkul Yoongi begitu hangat saat mereka berada di Greenland.

Ia melepaskan sepatunya dengan asal, melangkahkan kakinya melewati foto yang memiliki kenangan indah yang bahkan tak bisa Jimin lupakan. Dalam kegelapan, sedikit sinar menerangi ruangan dengan kaca besar di hadapannya, tercium bau alkohol disetiap sudut ruangan. Ia kemudian merebahkan tubuhnya pada sofabed berwarna putih, menatap kerlip kota Seoul yang selalu menemaninya setiap malam, dan air matanya kembali menetes.

"Yoongi-hyung .." Lirih Jimin yang kemudian menutupi mata menggunakan lengannya itu, namun tak bisa menutupi air mata yang masih menetes disana, juga membasahi sofa putih penuh kenangan.

"Apa kau bahagia?" Lirih Jimin lagi. Ia memiringkan tubuhnya dengan lengan yang ia jadikan bantalan, memejamkan matanya yang begitu sembab.

"Kenapa aku merasa seperti akan mati .." ucap Jimin dengan suara gemetar

"Jiminie .."

"Jiminie---"

"Jiminie ayo kita ke Jepang saat musim panas nanti .."

"Jiminie, mari kita akhiri hubungan ini ---"

Jimin mengacak surainya begitu kasar, ingatan itu terus menyiksanya selama 4 tahun terakhir, membuat dirinya merasa sekarat dan akan mati setiap harinya, hatinya begitu sakit seperti tersayat oleh pisau yang begitu kecil, secara perlahan.

Ia bangkit, meraih botol wine yang sudah terbuka disampingnya. Jimin meneguk nya dengan sekali nafas hingga terlihat warna merah membasahi kemejanya. Ia menggenggam botol itu begitu kuat, kemudian ia melemparkan pada kaca besar yang memperlihatkan pantulan dirinya itu.

PRAK

"Apa salahku apa?" Lirih Jimin yang kemudian menangis, menjerit begitu pilu. Ruangan yang begitu hening kembali pecah dengan isakan tangis yang mengalir disetiap sudutnya.

"Aku mencintaimu --- Sangat mencintaimu .." Lirih Jimin lagi.

.

.

.

Taehyung mengganti bajunya menggunakan t-shirt berwarna hitam dan juga celana panjang berwarna abu- abu. Ia melangkahkan kakinya menuju kaca besar dengan pemandangan kerlip kota Seoul yang begitu Jungkook sukai, menunggu dirinya kembali ke rumah, dan juga tempat dimana Jungkook memutuskan hubungan mereka dengan alasan yang ternyata tak masuk akal.

Ia menatap begitu sendu pada beanbag berwarna kuning yang lagi- lagi begitu Jungkook sukai. Taehyung menjatuhkan tubuhnya disana, memiringkan tubuhnya, merasakan aroma manis milik Jungkook yang masih tersisa. Air matanya kembali menetes, mengingat dirinya meninggalkan sosok Jungkook saat itu.

Taehyung menatap sekeliling ruangan yang sudah terlihat begitu gelap dan juga sepi, namun tak ada lagi serpihan kaca yang bertebaran dilantai itu. Tatapannya terpaku pada bingkai besar yang sudah kembali terpajang disana. Air matanya kembali mengalir dengan tatapannya yang begitu kosong, mengingat dirinya melemparkan bingkai itu dihadapan Jungkook.

Srek

Srek

Taehyung mengalihkan pandangannya dengan tangisan yang terhenti, ia mendengar suara radio rusak disampingnya, tatapannya kembali terpaku pada radio vintage yang tiba- tiba menyala disana. Ia meraih radio berwarna coklat kayu itu, menatapnya pada jarum jam yang masih berada diangka 6.

RADIO DIMENSION [TAEKOOK X MINYOON]Where stories live. Discover now