PART 19

1.2K 216 4
                                    

Yoongi terdiam, menatap mentari yang mulai terbit di ufuk timur sana. Ia sesekali memejamkan matanya yang terlihat begitu sembab, mungkin sudah terlihat bengkak karena dirinya lagi- lagi menangis semalaman.

Matahari itu terbit, menembus gedung pencakar langit didepannya hingga mengenai wajahnya yang terlihat begitu pucat. Ia kemudian menghela nafasnya ketika mendapati darah yang berceceran dihadapannya.

"DOR"

"DOR"

Yoongi menutup kedua telingannya, ketika suara itu masih terngiang dalam benakknya. Melewati dimensi yorbis yang begitu menyeramkan untuk kesekian kalinya. Ia memejamkan matanya, dengan air mata yang mengalir.

"Setidaknya, aku berhasil lagi Jimin-ah .." Lirih Yoongi.

Dret

Dret

Yoongi melirik pada ponselnya yang bergetar disamping sofabed itu. Ia mencoba untuk meraihnya, namun tubuhnya terasa begitu lemas membuatnya kembali mengabaikan panggilan telepon itu dan kembali memejamkan matanya.

Dret

Dret

Ponsel itu kembali berbunyi, membuat Yoongi kembali membuka matanya. Ia terdiam cukup lama, mengerjapkan matanya berkali- kali.

"Kenapa pandanganku terus mengabur" gumam Yoongi.

Ia segera meraih ponsel itu, kembali tak mempedulikan pandanganya yang mengabur. Tanpa bisa melihat nama yang tertera disana, ia mengangkat panggilan itu karena sepertinya sesatu yang penting.

"Yobseyo .."

"Aaaarrg, sarangheyo hyungnim .."

DEG

Yoongi membulatkan matanya ketika ia mengenali suara yang begitu lembut itu. Air matanya kembali menetes melalui sudut matanya. Menyadari bahwa seseorang itu kini begitu mabuk.

"Aaargh, Aku rasa aku sudah gila.."

Yoongi hanya terdiam dengan isak tangisnya yang masih tertahan.

"Aku bahkan bisa membuat appa menerimamu, tapi kenapa kau tidak bisa menerimaku? Eoh .."

Yoongi mengigit bibir bawahnya dengan isak tangisnya yang semakin menyeruak.

"Aku--- Aku bahkan tak mengurusi kehidupan gelap keluarga Park. Tapi saat ini, aku bahkan tak bisa menghitung siapa saja pengkhianat yang sudah ku bunuh .."

"Jiminie .." Lirih Yoongi yang tak bisa lagi menahan tangisnya, mendengar Jimin yang begitu tersiksa.

"Kembalilah padaku, aku kesepian. Aku tak ingin menjadi monster seperti ini .."

"Aaargh .."

"Ku mohon. Jangan seperti ini .." Lirih Yoongi lagi yang kembali tak bisa menahan tangisnya.

"Aaarghh. Sial. Aku mencintaimu! Aku mencintaimu!"

Yoongi melepaskan tangisnya pagi itu, dengan sinar mentari yang mulai beranjak dari tidur malamnya, menyinari sosok Yoongi yang menangis begitu pilu, menyinari sosok Yoongi yang juga merasa begitu sakit mendengar tangisan Park Jimin.

"Maafkan aku selalu gagal, maafkan aku .." Lirih Yoongi.

.

.

Taehyung membuka matanya, bahkan dirinya tidak merasa bahwa ia tertidur tadi. Pikirannya terus berputar entah kemana, membuat dirinya merasa begitu terganggu. Ia kemudian bangkit dengan matanya yang masih belum terbuka sempurna, melangkahkan kakinya menuju sofabed yang berada dihadapan kaca besar disana.

RADIO DIMENSION [TAEKOOK X MINYOON]Where stories live. Discover now