PART 29 | WITHOUT LOVE

49 1 0
                                    

Memang benar, tanpa cinta hidup kita seolah tidak bermakna. Cinta mengajarkan arti hidup yang sesungguhnya, kesakitan, kesedihan, serta kebahagiaan yang sesungguhnya.

_________________________________

Rewrite Our Memoriesー

우리의 추억을 다시 쓰다

_________________________________

Kau juga harus merasakan cinta mengerti?

Mata bundar yang berada di balik kacamata bingkai hitam itu terpejam, angin pagi berembus tenang berhasil menerbangkan gorden putih yang terikat di setiap pinggir jendela. Hyeong Jin mengembus napas panjang, disandarkannya kepala ke kursi putar hitam kerjanya begitu beban berat seakan menghantamnya di sana.

Bagaimana bisa dirinya merasakan cinta sementara ia tidak pernah menginginkan rasa itu ada di dalam tubuhnya sendiri? Baiklah, dirinya memang aneh, jika seseorang menganggap cinta sebagai suatu keindahan maka sulit dirinya meenmukan rasa keindahan itu sendiri.

Mungkin awalnya cukup menyenangkan, dimana kita terasa hidup dan menjadi berharga untuk seseorang tapi selain itu? Entahlah, Hyeong Jin tidak mengerti. Karena seingatnya banyak orang yang melakukan kesalahan dengan mengatas namakan cinta. Berbuat kasar katanya hanya untuk menguat mental orang terkasihnya, berbicara dengan kata yang menusuk dan menghempaskan harapan orang yang dicintai sepenuh hati hanya untuk menguji bagaimana kekuatan orang tersebut, percayalah bagi Hyeong Jin itu lebih buruk dibandingkan apapun.

Mungkin beberapa orang menganggapnya sebagai cara yang terbaik. Tapi bagi Hyeong Jin? Percayalah, rasa sakit itu malah semakin menyiksa, seperti membuat lubang yang begitu dalam di hati kita.

Menyebalkan. Sungguh menyebalkan.

Tak ingin larut dalam pikirannya, secepat mungkin Hyeong Jin menegakkan tubuh, dibenarkannya letak kacamata yang tampak turun dari batang hidungnya seraya memandangi setiap rentetan kata yang berada di dalam layar komputernya.

Bahkan, dirinya seorang penulis pun tidak pernah menulis terlalu banyak kisah cinta di dalamnya. Rasanya entahlah terlalu aneh, klasik, lebih menyenangkan apabila kita menuangkan setiap rasa kesakitam di dalamnya, selain dapat menghilangkan beban, mungkin dengan tulisan tersebut dapat menemukan seseorang di luar sana yang merasakan hal yang sama agar tidak merasa sendirian.

"Hyeong Jin!"

Sontak tangan yang tadi tampak lancar menyentuh setiap tombol di keyboard komputer kini kaku seketika. Pandnagan yang tadinya fokus kepada layar langsung ditolehkan ke arah pintu depan.

Bitna.

Untuk kesekian kali gadis itu menghampirinya dan jika dugaan Hyeong Jin benar mungkin gadis itu tengah berdecak kesal akibat dirinya yang selalu mengabaikan kehadirannya.

"Yak! Hyeong Jin! Kalau kau tidak membuka pintumu sekarang juga aku akan mendobraknya mengerti! Kau orang gila yang tidak berperasaan! Sifatmu beberapa hari ini mengganggu pikiranku! Dasar menyebalkan!"

Bodoh, ingin rasanya Hyeong Jin mengatakan. Dirinya tahu kebingungan gadis itu, bahkan percayalah demi apapun dirinya juga bingung terhadap situasi menyebalkan seperti ini. Memilih hidup dalam kekelaman dan menarik diri dari hati seseorang, memang seperti kurang ajar, dirinya yang kemarin hadir di hidup Bitna kini kembali lari secara tiba-tiba.

Rewrite Our Memories [K-Lit] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang