PART 9 | LIGHT INTO THE DARK

68 7 0
                                    

Aku yang awalnya memutuskan untuk diam di kegelapan ini kini mencoba berjalan menuju secercah harapan. Ya, ada kilauan bercahaya disana namun entah kenapa aku begitu takut untuk menuju ke arah sana.

Hingga pada akhirnya aku menemukan bayang di ujung sana, di tengah cahaya tersebut. Aku berjalan mendekat, dan dia...

Seseorang mengulurkan tangannya padaku.

_____________________________

Rewrite Our Memoriesー

우리의 추억을 다시 쓰다

______________________________

Tak dapat dipungkiri lagi bahwa dalam setiap perjalanannya manusia akan membutuhkan orang-orang. Bahkan untuk hal sekecil apapun tidak selamanya dapat kita selesaikan secara sendirian.

Yah... seperti contoh, setiap manusia butuh diakui kehadirannya terhadap di lingkungan sekitarnya.

Alis tebak Hyeong Jin terangkat, pena yang sedari dua jam berada di sela jarinya kini terjatuh di atas lantai begitu memerhatikan seorang gadis di depannya.

Bae Bitna. Ya, sekarang ia sudah berhasil menghafal nama. Tentu saja setelah berulangkali gadis itu datang ke rumahnya, mengajaknya mengobrol kecil dan berusaha mengintip hasil kerja Hyeong Jin meskipun selalu berhasil ditutupi oleh si pemilik pekerjaan itu.

Tak hentinya mata bundar Hyeong Jin mengerjap, memerhatikan gadis itu dari ujung kepala hingga kaki. Mungkin dari segi tampilan gadis ini masihlah seperti biasa, terkadang mengenakan kaos dan celana selutut dan jepitan kecil di bagian poni.

Tapi yang membuatnya tidak biasa hanyalah...

Hyeong Jin mengernyit. Setelah berhasil sepuluh menit memelototi gadis itu barulah dirinya dapat berbicara. "Kau kenapa?"

"Hah?" Bitna yang sedari tadi bergidik melihat tatapan selidikan Hyeong Jin, kini semakin bergidik. Apa dirinya seperti seseorang yang ingin mencari ribut dengan Hyeong Jin?

Suara tegukan terdengar jelas dan tentu saja bukan milik Hyeong Jin sepenuhnya. "Kenapa apanya?"

Tanpa suara Hyeong Jin menunjuk kedua kelopak matanya sendiri lalu beralih ke hidung, dan membungkuk meraih pena hitam yang sempat terjatuh.

"Ah!" Bitna tersenyum puas, secepat mungkin gadis itu masuk ke rumah begitu Hyeong Jin membalikkan badan, kembali berkutat dengan pekerjaannya. "Jadi daritadi kau melihat mata dan hidungku ya?"

Tanpa menoleh belakang, dan jari yang menyentuh setiap huruf keyboardnya, Hyeong Jin bergumam 'hm' sebagai tanda iya.

Gila. Sungguh Hyeong Jin tidak bagaimana dirinya berdekatan dengan gadis gila ini.

Lihat saja, bukannya menjawab pertanyaan, gadis itu malah tertawa kencang, menuju ke arah kulkas dan menuangkan sekotak jus jambu ke dalam gelasnya.

Buru-buru Hyeong Jin menutup layar komputernya dengan kedua tangan begitu menyadari gadis itu memiliki niat terselubung untuk mengintip ketikannya. 

Mata bundar Hyeong Jin melirik tajam, gadis itu kembali tertawa, seolah menyerah dan duduk di sofa ruang tengah. "Aku baru selesai menangis semalaman."

"Kenapa?" tanya Hyeong Jin menaikkan kacamata yang turun dari batang hidungnya.

Bibir bawah Bitna terangkat, meneguk segelas jusnya dengan nikmat. Sungguh gadis yang baik hati, sudahlah mengambil minuman itu sesuka hati dan tidak juga menawarkan pada pemilik minuman itu walau hanya sedikit.

Rewrite Our Memories [K-Lit] ✔Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt