PART 10 | EOMMA

69 8 0
                                    

Jika dilihat-lihat ternyata ada dua hal yang menjadi ketakutan para penulis. Pertama, ketika dirinya berpikir tidak mampu menulis dengan baik, dan kedua, ketika apa yang ditulisnya menjadi suatu kenyataan yang tak pernah ia harapkan lagi. 


______________________________

Rewrite Our Memoriesー

우리의 추억을 다시 쓰다

______________________________

Dalam hidup, ada begitu banyak jenis manusia dalam meluapkan seluruh emosinya. Ada yang meluapkannya melalui seni, bekerja, dan banyak lagi. Seperti hidup pula, ada yang melalui cara positif dan ada pula negative, ada yang hitam dan ada pula yang putih.

Ya, setidaknya itu menurut Hyeong Jin. 

Laki-laki dengan jaket hitam yang senada dengan bingkai kacamatanya itu mendorong troli belanjaan dengan tenang. Tenang? Ah ya, mungkin jika dari luar tampak laki-laki itu tidak menghiraukan apa yang terjadi di sekelilingnya. Tapi dari dalam si pemilik tubuh itu sendiri? 

Diam-diam Hyeong mendesis, memerhatikan Bitna yang berjalan mundur di hadapannya. Seperti biasa, gadis ini selalu berhasil membuat dirinya ingin berbicara panjang lebar agar selalu mengikat tali sepatu dan berjalan layaknya orang normal lainnya. 

Menyebalkan, tak berhasil menahan diri, pandangan Hyeong beralih ke bawah memerhatikan tali sepatu gadis putih itu. "Ikat tali sepatumu," perintah Hyeong Jin. 

Bitna menggeleng, menghentikan langkah seraya memasukkan beberapa cemilan ringan yang berderet di rak sebelah kanan. Hawa dingin dari pendingin supermarket begitu terasa, suara derap langkah yang menyusuri setiap Lorong senantiasa terdengar begitu juga dengan mesin pembaca barcode dari setiap barang. 

"Did... did..." ucap Bitna menyengir, menirukan setiap rentetan bunyi yang dihasil dari meja kasir. Hyeong Jin menggeleng pelan, setengah pasrah menghadapi tingkah gila gadis di hadapannya ini. Bagaimana bisa dirinya yang begitu pendiam dan tidak terikat dengan orang dengan gampangnya terikat dengan makhluk seperti ini? 

Ya, Hyeong Jin begitu ingat ketika dirinya mudah sekali berbicara ketika berhadapan dengan gadis ini. Seperti ada rasa tenang, gadis ini tanpa sadar memberinya keseharian normal, dan selalu mengunci pikirnya agar tidak selalu berburuk sangka terlebih dahulu. 

"Hei, tuan Lee," panggil Bitna, menarik lengan jaket Hyeong Jin berhasil membuat cowok itu menghenti langkah dan memerhatikan beberapa buah-buahan yang diletakkan ke dalam troli. Kedua alis tebal Hyeong Jin terangkat, begitu juga dengan bibir mungil gadis itu. "Kau seorang penulis 'kan?"

"Hmm..." jawab Hyeong Jin sebagai pertanda iya, kembali mendorong troli seraya menyusuri rak yang menjual berbagai macam daging, tentu saja yang sudah tersegel dan diletakkan ke dalam wadah kotak bening yang tampak begitu dingin.

"Menurutmu apa semua orang mempunyai rahasia?" tanya gadis itu mendongak, terlebih mengingat tinggi tubuhnya yang tidak lebih hanya sebahu Hyeong Jin. 

Hyeong Jin mengangguk, meletakkan potongan daging ikan tuna yang telah dikemas dalam satu pack yang terbungkus plastik bening ke troli. "Pasti. Setiap orang mempunyai rahasia  begitu sama halnya dengan masalah. Setiap orang pasti memilikinya, hanya tergantung bagaimana cara kau menyikapinya."

"Ah ya benar juga, yak! Hyeong Jin! Tolong perhatikan dulu tanggalnya sebelum kau membeli makanan instan berkaleng seperti itu!" tegur Bitna,  menyambar makanan kaleng dengan gambar jagung tersebut dari tangan Hyeong Jin. Sebelah alis Hyeong Jin terangkat, tersenyum tipis. 

Rewrite Our Memories [K-Lit] ✔Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz