• Maaf •

6K 655 1
                                    

"Bertakwalah kepada Allâh yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allâh selalu menjaga dan mengawasi kamu."

[an-Nisâ'/4: 1]

Satu minggu berlalu begitu cepat, tidak terasa ujian akhir semester kembali menyapa penduduk SMAN, begitu juga dengan waktu yang berlalu begitu cepat, rasanya baru saja Ramadhan menghampiri, dan kini bulan yang penuh keberkahan itu akan segera tiba.

Dengusan sekaligus protes kecil terdengar sahut menyahut dari berbagai penjuru, mulai dari depan, belakang, samping kiri maupun kanan. Kenara yang mendengarnya hanya terkekeh.

"Masa ujian bulan puasa, udah capek, nggak bisa makan, nggak bisa minum, nggak bisa nyontek!"

"Bener."

"Bacot woy, berisik," seru Rinand menutup telinga. "Kalau nggak bisa nyontek ya tinggal menghafal. Nggak usah ribet."

Ucapan terakhir Rinand berhasil membuat berbagai penghapus dan kertas yang telah di gulung asal kini melayang cantik ke arahnya.

"Sok gaya an lo!! Tuh makan penghapus sama kertas biar kenyang."

"Lo aja selama ujian kerjaan nyontek. Pake ngomong 'kalau gak bisa nyontek ya tinggal menghafal' segala lagi," ejek Riang persis meniru suara Rinand tadi.

"Rasain, Nand. Emang enak," cibir yang lain semakin ngakak melihat Rinand tersiksa karena omelan cewek-cewel.

Sementara bagi Kenara, ia tidak akan mengeluhkan ujian di bulan Ramadhan ini, malah ia bersyukur dengan begitu teman-teman yang biasanya tidak jujur dalam ujian, kini berpikir sepuluh kali untuk menyontek.

Sekaligus Kenara juga sudah bertekad, di bulan Ramadhan tahun ini akan ia mengisinya dengan hal yang bermanfaat, belajar bagaimana menjadi pribadi yang lebih baik, tidak seperti sebelumnya, Kenara si pemalas taraweh, malas mendengar ceramah setiap malam, habis sahur tidur, suka baca novel dibandingkan Al-Qur'an. Kalau ada pun itu pasti karena paksaan ortu dan omelan panjang kali lebar Zira.

Sekilas Kenara melirik teman-teman yang sudah dua minggu tidak bersapaan dengannya. Terdengar dengusan kecil di bibir Kenara. Tepat satu hari lagi bulan Ramadhan datang, dan mereka masih bertengkar. Kenara tentu ingat betul hadist yang tidak sengaja di bacanya kemaren malam saat sembarangan membalik-balikan buku hadist.

Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam mengancam orang yang memutuskan kerabat dengan sabda beliau :  "Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan (persaudaraan). [HR. al-Bukhâri dan Muslim, dari Jubair bin Muth'im

Hadits ini menunjukkan bahwa memutuskan kekerabatan merupakan dosa besar, dan menghalangi masuk surga. Sementara hubungan pertemanan Kenara dengan teman-temannya masih seperti beberapa hari terakhir. Tidak bersapaan, tidak melirik bahkan mereka terlihat seperti orang asing.

Maghrib pun tiba, selesai makam malam sebuah keluarga kecil itu saling maaf-memaafkan sebelum berangkat bersama untuk taraweh pertama. Senyum beserta tangisan mengisi meja makan untuk beberapa saat, terutama Kenara yang menyadari banyaknya kedurhakaannya pada rhido, Zira,dan Alena. Terutama Zirayang dulu sering kena bentakannya tanpa ia sadari, balasan capek dan malas ketika disuruh.

Tidak lupa Kenara juga meminta maaf pada sahabat dan teman-temannya. Pertengkaran itu harus diakhiri, Kenara tak ingin amalnya tidak diterima hanya karena sebuah masalah.

Selesai kepada sahabat dekatnya, kini Kenara lebih dulu memilih meminta maaf kepada Ardi. Kuncinya Ardi, jika Ardi sudah merespon baik, teman-teman Ardi pasti juga ikut. Mereka seperti mengikuti sang raja saja. Jika raja iya, maka pengikut juga iya. Walau itu membuat Kenara sedikit bingung melihatnya. Terpenting Kenara ingin permintaan maafnya diterima semua orang. Hanya itu saja.

Ardi
"Iya Ra, gue juga minta maaf ya sama lo."

Melihat balasan Ardi membuat Kenara tersenyum lega, akhirnya chat itu pun berjalan hingga lancar ditambah beberapa senda gurau seolah mereka tidak pernah bertengkar sebelumnya. Dan tidak lupa kini percakapan itu telah berpindah di grup yang sudah lama diam membisu setelah Kenara mulai mengatakan maaf.

***

Cinta Dalam Hijrah || SELESAIWhere stories live. Discover now