• Pilihan •

7.2K 466 2
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Cinta Dalam Hijrah

"Bermaksiatlah sepuasmu, pasti kamu akan mati. Sedang neraka akan menunggumu. Dan lakukan amal soleh kerana engkau akan mati. Sedang balasanmu kelak adalah Syurga."

(Al-Allamah Habib Abdullah Bin Muhsin Al-Attas) 

Kenara berdecak begitu Radittidak pernah berhenti menganggunya menyalin catatan dari papan tulis. Padahal yang akan dicatatnya sangat banyak. Kalau saja Buk Tuti tidak keluar pasti catatannya akan cepat selesai.

"Dit, gue nyatat nih!"

"Besok jadi nggak?" Bukannya pergi, Radit malah balik bertanya yang membuat Kenara menaikan alisnya.

"Jadi apa?"

Nanda berdecak. "Ya elah ... pergi makan"

"Oh." Kenara hanya mengangguk saja, terlihat tidak peduli dan kembali memutuskan mencatat. Alhasil membuat Nanda kesal.

"Untung gue sabaran. Ini jadi apa enggak?" tanya Radit memastikan.

"Ya jadilah," jawab Gina yang entah datang dari mana. Lalu menatap Kenara. "Ya nggak Ra?"

"Terserah, gue ikut aja," lanjutnya kembali menulis.

"Jam berapa?" tanya Ardi yang langsung dijawab Gina semangat. Gina seperti tidak sabaran ingin pergi esok.

"Besok pulang sekolah."

"Oke. Lo pada yang bayarin," ucap Radit yang langsung ditolak mentah-mentah oleh keduanya.

"Ogah! Lo cowok. Lo lah."

"Iya iya. Gak perlu juga kali tuh mata sampe keluar," ledek Radit. Membuat Kenara dan Gina mendesis kesal.

"Yuhuuu ...,"

Gina menoleh. Lalu memutar mata malas begitu melihat kedatangan Iqbal. Padahal dia sangat bahagia dari tadi karena ketidak hadiran Iqbal. "Bosan gue lihat lo lagi."

"Bosan karena gue terlalu ganteng kan?" Iqbal mengedipkan sebelah matanya. Membuat semuanya memutar bola mata malas. Tak lupa hadiah jitakan dari Radit dan Ardi.

"Pala woy!!" kesal Iqbal mengelus kepalanya yang tidak bersalah.

"Bodo amat dah," ucap mereka tidak peduli.

"Hahaha ... tuh rasainn ... emang enak." Gina tertawa puas.

"Dasar lo nenek lampir!" umpat Iqbal.

Dua puluh menit berlalu. Deringan bel pulang mulai menggema hingga ke penjuru sekolah. Siapa siswa yang tidak bahagia diberi karunia pulang yang sangat dinanti-nanti seperti ini? Apalagi bagi X Ips 2. Terutama Kenara yang sudah gatal ingin pulang, pusing dengan Radit, Iqbal dan Nanda yang sangat menganggunya dari tadi.

"Bahagianya bisa pulang." Lega Kenara seperti orang yang baru diberi hukuman. Sepertinya keinginan Kenara hanya terwujud sebentar, karena sekarang Radit dan Gian malah menghalanginya keluar.

Kenara mendengus. "Apa lagi, Dit?"

"Lo besok bareng Ardi, oke?" tawar Nanda dengan kedua alis yang naik turun.

Kenara memutar bola matanya malas. Dari tadi tidak Nanda, tidak Radit selalu saja membujuknya agar besok pergi dengan Ardi. Padahal sudah ia jawab ia akan pergi dengan Gina. Dan apa hubungannya juga dengan Ardi?

"Fokus ke topik," seru Nanda.

"Lo pada ngomong apaan? Aneh tahu nggak! Ngapain juga maksa gue harus bareng Ardi. Ardinya aja diam. Nah kalian, ribut minta ampun!" desis Kenara kesal.

Cinta Dalam Hijrah || SELESAIWhere stories live. Discover now