Menonton Film dengan Austin

ابدأ من البداية
                                    

Kami duduk bersebelahan. Di sampingku ada seorang pria paruh baya yang berpakaian seperti penyanyi rock. Ia terus menyalakan smartphone-nya dan bermain permainan laga dengan suara yang kencang. Aku bahkan tidak mengerti apa ia benar-benar berniat untuk menonton film atau tidak. Beberapa orang merasa sedikit terganggu sepertiku. Untungnya, salah seorang dari kami melaporkan pria tersebut kepada seorang petugas yang berjaga sehingga ia pun mengakhiri permainannya walaupun ekspresi wajahnya terlihat kesal. Filmnya memang belum ditayangkan, tetapi itu tetap saja mengganggu.

Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya film dimulai. Austin menawarkan popcornnya kepadaku dan kami memakannya bersama.

Seorang anak perempuan remaja di samping Austin berbicara padanya, "Berapa usiamu?"

Aku cukup terkejut karena anak itu cukup berani untuk bertanya kepada orang asing.

Austin terlihat terkejut, tetapi ia tidak mengabaikannya, "Aku...mmm...memangnya kenapa kau ingin tahu usiaku?"

Aku kira ia betul-betul akan memberitahunya.

"Tidak apa-apa, penasaran saja. Habisnya kau tampan sekali!" Ungkap gadis itu.

Setelah ia menggodanya, aku mulai sedikit waspada.

"Hey, sebaiknya kau menonton saja. Tidak baik bertanya masalah pribadi kepada orang yang tidak kau kenal!" Kataku mengingatkan gadis itu.

Ia cemberut, "Memang apa salahnya? Aku hanya ingin berkenalan!"

"Hey! Jangan berisik!" Seseorang di depan kami merasa terganggu.

"Memang berapa usiamu?" Tanya Austin kepada gadis itu.

"Aku 13 tahun!" Balasnya.

"Kenapa kau malah meladeninya! Sudah, biarkan saja dia!" Tegurku pada Austin.

Ia malah tertawa, "Maaf...maaf...aku hanya bertanya saja. Kau jangan cemburu!"

"Cemburu? Untuk apa aku cemburu pada anak kecil seperti dia?"

"Siapa yang kau bilang anak kecil!" Kata gadis itu tidak terima.

"Tentu saja kau! Siapa lagi!"

Dia menatapku dengan sinis.

Akhirnya kami bertukar posisi duduk agar anak itu berhenti mengganggunya.

Gadis itu merasa kesal dan mulai menikmati cemilan yang ia bawa.

Kejadian tadi membuatku kehilangan beberapa menit dari film yang harusnya aku tonton. Sayangnya, aku tidak bisa mengulang tayangannya.

Selama menonton, aku tidak bisa berhenti menangis. Aku sudah menghabiskan banyak tisu yang sengaja aku bawa untuk persiapan menonton. Setelah menonton trailer-nya di Youtube, aku sangat yakin bahwa film ini akan memiliki banyak adegan yang menyedihkan.

Sedari tadi, aku tidak mendegar Austin berbicara. Setelah aku menoleh ke arahnya, aku cukup terkejut ketika melihat ia jatuh tertidur. Aku tidak marah padanya, lagi pula ini memang bukan jenis film yang ia suka, tapi tetap saja ia lebih memilih untuk menontonnya denganku.

Ia menyandarkan kepalanya di bahuku. Aku memperhatikan wajahnya yang manis. Ia terlihat seperti anak kecil. Aku merasakan kehangatan tubuhnya. Aku benar-benar tidak menyangka bahwa Jason bisa begitu membencinya. Maksudku, lihatlah! Ia benar-benar terlihat tidak berdosa di mataku. Dia tidak terlihat seperti seseorang yang akan mengecewakanmu atau semacamnya. Dia memperlakukanku dengan sangat baik. Aku masih tidak mengerti mengapa ada orang yang tidak menyukainya. Mungkin mereka hanya iri saja!

Tanpa sadar, lenganku menyentuh pipinya yang lembut. Kemudian, ia terbangun.

Aku segera melepaskan tanganku darinya.

AMBISIUS : My Brother's Enemy [TAMAT]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن