Part 63

2.3K 257 17
                                    

Budayakan menekan bintang sebelum membaca🌟

**

   Ocha kembali ke rumah dengan perasaan hancur lebur. Hatinya terasa ter-iris mengingat kenyataan bahwa Zico kini tidak ada lagi bersamanya. Kenangan akan kebersamaan mereka berdua selalu terbayang-bayang di kepala Ocha yang membuat gadis itu tiada henti meneteskan air mata.

Kini, Ocha harus hidup tanpa senyuman yang selalu menyapanya setiap pagi di sekolah. Ocha harus bisa hidup terbiasa tanpa melihat kehadiran Zico yang selalu menjemputnya sekolah di pagi hari. Sungguhhh ini sangat berat, aku tanya deh sama kalian? Seandainya kalian yang berada di posisi ini. Di tinggalkan seseorang yang sangat kalian cintai? Berat? Yaa ini sangat berat. Begitulah yang di alami Ocha saat ini.

Ocha mencoba melewati hari-harinya dengan senyuman. Tapi, itu terlalu munafik baginya jika harus terus-terusan menutupi kesedihannya dengan senyuman. Bahkan di setiap tidurnya, ia selalu bermimpi jika Zico masih hidup dan pria itu ada di sekitarnya.

Supriadi, Bagas, Bagus dan David. Mereka semua sudah mencoba untuk membantu Ocha untuk bangkit dari keterpurukanya. Bahkan hal konyol yang di lakukan Bagas dan Bagus tidak sedikitpun membuat Ocha tersenyum. Ocha telah kehilangan dunianya, yaa Zico adalah dunianya.

Hal serupa pun terjadi pada Ny Lusi ibu tiri---Zico. Wanita paruh baya itu masih terpuruk atas kepergian Zico, hari-harinya ia lewati dengan melamun dan menangis.

Sebenarnya apa yang terjadi?

**

Pukul 14.30

Langit ibu kota jakarta begitu mendung menampakan awan hitam pekat yang menandakan hujan akan turun.

David mengendarai motornya dengan hati-hati. Karna jalanan sudah terlihat becek akibat gerimis sudah mulai turun membasahi jalanan. David menghentikan Motornya di sebuah Halte, pria itu yakin setelah gerimis akan ada hujan deras datang. Dan tak lama kemudian hujan turun dengan derasnya.

Pria itu memandangi rintikan hujan yang turun membasahi jalanan. Sebuah memori kenangan tiba-tiba terbayangg di otaknya saat pertama kali ia mengajak Ocha pulang bersama dan saat itu pula hujan turun dengan deras. Awal mula ia jatuh cinta pada sosok gadis cantik nan sederhana namun pemberani. Pria itu tersenyum dengan tatapan kosong, ia mencoba mengingat kembali masa-masa saat pertama kali bertemu Ocha. Pada saat itu ia mencoba menghentikan Ocha yang sedang ingin melawan Zico. Dan saat itu Zico masih Anarkis, masih Brutal dan masih Nakal. Lama kelamaan ia semakin penasaran dan semakin ingin melindungi gadis itu dari segala macam bahaya.

David terus tersenyum sambil pikirannya terus menerawang memori dahulu. Tanpa ia sadari sudah hampir setengah jam ia duduk di kursi Halte dan menunggu hujan yang tak kunjung reda.

Ia melihat mobil Honda Brio berwarna merah melintas di depannya. Ia sedikit mengenali mobil itu, mobil itu adalah mobil Ariska.

Ariska! Batin David dalam hati.

Bukannya tuh anak lagi di luar negri?!

Ariska akhir-akhir ini memang menghilang. Gadis itu tidak pernah masuk sekolah dan jarang terlihat berada di rumah. David sering menanyakan keberadaan Ariska pada Bi Tina Asisten Rumah Tangga yang berkerja di rumah mewah Ariska. Bi Tina bilang bahwa Ariska sedang berada di luar negri.

Dengan perasaan curiga, dia menaiki motornya dan mengejar mobil Ariska yang melaju pelan di tengah derasnya air hujan. David tidak peduli lagi jika ia harus basah kuyub.

David mengikuti mobil Ariska hingga mobil itu berhenti di sebuah Apartement.

Pria itu menghentikan motornya tak jauh dari Ariska memarkirkan mobilnya di area Apartement.

Ariska keluar dari dalam mobil sambil membawa dua buah kantung kresek berisikan Makanan.

David mengernyit "Buat apa dia bawa makanan sebanyak itu?

Plakk!

David terperanjat kaget saat tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya.

"Maaf mas. Ada perlu apa ya?" David melihat sosok satpam berdiri memakai payung tepat di belakangnya.

"Eh..Anu pak..saya ma...

"Masnya ada perlu apa disini?

"Hmmm itu pak saya lagi nunggu temen saya keluar dari dalam Apartement" David mencoba memberikan alasan.

Pak Satpam itu terdiam dan tak lama kemudian ia berbicara "Kalau Masnya mau nunggu. Nunggu saja di dalam, kalau disini takutnya Masnya dikira ngapain loh. Mana hujan begini" 

David tersenyum "Eh iya. Maaf ya pak kalau begitu saya masuk dulu"

"Iya mas"

David turun dari motornya dan berlari kecil memasuki Lobby Apartement itu. Pria itu sempat celingak-celinguk kebingungan. Ia tidak tahu harus naik ke lantai berapa jika menemui Ariska.

Ia berfikir sejenak, kira-kira Ariska beradaa di lantai berapa.

"1 2 3 4 5 6 7 8 9 10" Ia menghitung menggunakan jari-jarinya. Dengan insting menebak pria itu memilih angka 7. Berhubung ia dulu teman main Ariska waktu kecil karna rumah mereka tetanggaan. Sedikit tahu tentang gadis itu kalau gadis itu menyukai angka 7.

Mantap dengan pilihannya, ia mulai menekan tombol dan menaiki lantai 7.

**

Sesampainya di lantai 7, pria itu mencari dimana kamar Ariska. Saat pria itu melangkah tiba-tiba terdengar suara obrolan yang amat keras dari balik pintu bernomor 1230.

Ia mengintip dan memasang kuping mendengar percakapan seseorang yang berada di balik pintu tersebut rupanya Ariska sedang berbicara bersama seorang Dokter.

"Berikan obat ini jika Pasien sudah sadar"

Pasien?

David mengerutkan keningnya. Yang di maksud Dokter itu Pasien siapa?

David nambah yakin bahwa ada hal tidak beres yang sedang Ariska sembunyikan.

"Baik Dok"

"Baiklah kalau begitu saya pamit"

Mendengar aba-aba bahwa Sebentar lagi Ariska akan keluar dari dalam kamar itu bersama Seorang Dokter. David langsung bersembunyi di balik tong Sampah.

"Hubungi saya jika ada hal yang di perlukan" Kata Dokter itu lagi sambil berjalan pergi meninggalkan Ariska di ambang pintu.

Dan tak lama kemudian

Brakkk

Pintu kamar Apartement itu terkunci rapat. David langsung keluar dari persembunyiannya.

"Gue yakin ada yang gak beres sama Ariska" Ucap David dengan nada mantap.

**

Nahh bau baunya David bakalan tau nih kebusukan ariska wkwk

Maaf telat post🙏

Zico the perfect BAD BOY✔Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora