Part 49

3K 208 12
                                    

Hari berikutnya...

   Zico melangkah kan kaki nya menelusuri koridor. Pria itu berjalan sambil bersiul-siul dengan kedua tangan di masukan ke dalam saku celana abu-abunya. Hari ini ia menjalani harinya dengan penuh semangat, karna se pulang sekolah nanti ia sudah berjanji akan menemui Ocha-sang belahan jiwa  di rumah sakit.

   Sepanjang ia berjalan tiada hentinya pria itu terus memberikan sebuah senyuman pada siswa dan siswi yang tak sengaja bertemu dirinya di koridor.  Sedangkan, para siswa dan siswi melihat Zico dengan tatapan heran. Karna tidak seperti biasanya pria itu mau memberikan senyuman. Yaa begitu lah cara pandang orang lain pada Zico, walaupun dia sudah bertobat namun sisa-sisa pria itu nakal masih berbekas di hati para korban yang pernah menjadi korban kenakalan pria itu.

   Di saat ia ingin melangkah kan kakinya menaiki tangga, tiba-tiba ada seseorang yang mendorong tubuhnya dengan keras sehingga membuatnya terpental di dinding.

   Zico memegangi pundaknya yang terasa sakit akibat terpental dengan keras di dinding. Pria itu mengangkat wajahnya memandang seseorang yang kini sedang berdiri dengan angkuh tepat di depan matanya. Pria itu memandang Zico dengan tatapan tajam, sedangkan Zico membalas pria itu dengan senyuman licik.

Zico mengangkat ujung bibirnya membentuk sebuah senyuman miring "Maksud lo apa? Tanya Zico tak basa-basi.

"Lo gak usah banyak bacot! Lo sadar ngga apa yang udah lo lakuin udah buat Ocha seperti ini!" Tajam pria itu.

Pria yang telah mendorong Zico hingga ia terpental di dinding tak lain tak bukan ialah David.

Mendengar perkataan David, Zico langsung tersenyum licik "Salah gue?!" Ucap Zico sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Lo sadar gak apa yang udah gue lakuin sama Ocha gara-gara siapa?!

"GARA-GARA LO! tajam Zico sambil menunjuk wajah David menggunakan jari telunjukny.

"Kalo seandainya lo gak punya perasaan lebih sama Ocha. Gue gak akan pernah sia-siain Ocha! Lanjut pria itu sarkas.

David tersenyum mendengar ucapan Zico "Jadi, lo salahin gue atas kejadian ini?

"Lo---

Tiba-tiba Zico menghentikan kalimatnya saat ponselnya bergetar di dalam saku celananya. Dengan cepat ia meraih ponsel itu dan dengan perlahan ia menggeser layar ponselnya lalu di tempelkan di kuping.

"Hallo, Om? Kata Zico pada seseorang yang berada di seberang telpon. Sedangkan David, pria itu menatap Zico dengan tatapan gusar.

"..."

"Apa? Ocha koma?

"..."

"I..iya..Zi..co kerumah sakit sekarang, Om"

"...."

Zico menutup sambungan telpon tersebut. Lalu ia menyimpan kembali ponsel itu di dalam saku celananya. Pria itu menyenderkan tubuhnya di dinding lalu ia mengusap wajahnya sambil meneteskan air mata, David yang kini sedang berdiri tepat di depannya menatap Zico dengan tatapan gusar.

"Ocha kenapa? Tanya David khawatir.

Zico hanya diam.

"Co!

"Ocha kenapa? Tanya David lagi sambil mengguncangkan tubuh Zico.

Dengan susah payah pria itu menggerakan bibirnya "Ocha koma" jawab Zico lirih.

Seketika kedua mata David membulat sempurna "Ocha koma? Ulang David dengan nada tak percaya.

Zico kembali berdiri tegak sambil mengusap air matanya, kemudian ia berkata:

Zico the perfect BAD BOY✔On viuen les histories. Descobreix ara