Kejadian

8.5K 423 6
                                    

Bel pertanda istirahat berbunyi. Ocha dan Supriadi berjalan bersampingan, tak ada obrolan antara keduanya. Supriadi terlihat canggung dan Ocha terlihat bingung bagaimana caranya memulai obrolan pada teman barunya ini.

"Ehm, Pri. Gue boleh tanya gak?" Supriadi menoleh kala mendengar pertanyaan Ocha, "Boleh."

"Siapa sih cowok sombong yang udah ledekin lo di kelas tadi?" Supriadi menghentikan langkahnya dan menarik tangan Ocha untuk duduk di kursi kantin paling pojok,"Namanya Zico."

"Kok kita duduk disini, kan disitu masih ada kursi kosong?"

"Meja itu ada labelnya Cha,"

"Ohh..." Ocha mengangguk paham, "ehm,Pri." Supriadi menoleh, "Iya?"

"ehm maaf, lo gak punya temen ya?" Supriadi diam sejenak kemudian dia mengangguk, "Iya"

"Maaf ya kalau gue lancang tiba-tiba nanya ke lo,"

Supriadi tersenyum," iya gapapa,"

"Hm, oia lo mau pesen apa?"

"Bakso sama es tawar aja," Ocha mengangguk, "oke lo tunggu disini ya." Ocha bangkit dari duduknya, tiba-tiba Supriadi menarik tangan Ocha dan membuat Ocha kembali duduk di kursi. "Nanti aja Cha," bisik Supriadi bertepatan dengan masuknya lima cowok berjalan dengan angkuh memasuki kantin. Kini suasana kantin tiba-tiba berubah menjadi hening.

"Pri, gue boleh nanya satu lagi gak?" Supriadi mengangguk," Mereka itu siapa sih? Kok kayaknya berkuasa banget di sekolah ini." Supriadi menatap sekelilingnya memastikan tidak ada seorang pun yang mendengar percakapan antara mereka berdua.

"Mereka itu geng ZABRA: geng paling di takuti dan di segani di sekolah ini. Mereka itu berbahaya Cha, aku harap kamu jangan pernah berurusan dengan geng mereka, bahaya deh pokoknya."

Ocha mengerutkan kening nya,"Bahaya?"

Supri mengaangguk,"Iya"

Ocha mengangguk paham. Disini masih memakai sistem kasta untuk membedakan antara si miskin dan si kaya. Jadi wajar saja kalau Supriadi tidak mempunya teman disini.

*******

Ocha P.O.V.

Kata orang-orang, awali pagi mu dengan sarapan bukan harapan. Tapi bagiku, awali pagi itu dimulai dengan senyuman, senyuman yang indah, seindah bunga matahari yang terus bermekaran di tengah di timpa nya panas dan hujan.

Pagi hari ini aku berangkat di antar dengan sopir kesayangan ku, siapa lagi kalo bukan pak polisi ganteng, ayah ku. Hehe

"Belajar yang bener, jangan nakal-nakal ya" ucap ayahku sambil mencium keningku manja.

"Baik, ayah" jawabku sambil meraih tas.

"Ocha berangkat sekolah dulu ya, ayah. Assalamualaikum" lanjutku sambil mencium punggung tangan ayah.

"Iya, waalaikumsallam" balas ayahku.

Aku pun membuka pintu mobil dan menutup nya kembali.

"DI SEKOLAH JANGAN NAKAL YA, KAKAK!! teriak ayahku dari dalam mobil.

"Oke siap Bosq" balasku sambil  mengacungkan jempol.

*

Aku berjalan dengan santai menelusuri koridor, seketika langkahku terhenti saat melihat siswa-siswa sedang berkerumun dengan ramainya seperti sedang mempertontonkan sesuatu. Aku penasaran, dengan langkah cepat aku menghampiri keramaian itu. Aku mengintip dari celah orang-orang yang berdiri menghalangi pandanganku, aku melihat Zico sedang membully anak laki-laki yang tidak bisa ku lihat wujud-nya karna terhalangi oleh orang-orang di depanku yang sedang menonton kejadian itu.

Aku bisa melihat Zico sedang berdiri dengan angkuh dan di temani oleh teman-teman-nya. Mereka semua membully dan mentertawakan korbanya.

"Dasar cupu! Di senggol dikit aja jatoh, itu badan lembek amat kaya yuppi," Kata Zico dan di sambut gelak tawa oleh semua orang yang sedang menonton kejadian ini.

Rasa penasaranku semakin besar. Aku ingin tahu siapakah korban dari Zico, aku nekat dan memberanikan diri untuk menerobos orang-orang yang sedang berdiri di depanku. Setelah berhasil seketika kedua mataku membulat sempurna melihat Supriadi sedang terduduk lemah di bawah kendali Zico dan teman-temanya.

Mataku terasa panas dan kedua tanganku mulai terkepal dengan kuat. Aku tidak bisa diam saja ketika melihat temanku di bully habis-habisan seperti ini.

Ku lihat sekali lagi wajah tampan nan sombong dari Zico. Rasanya ingin sekali ku tonjok wajah dia supaya berhenti membully Supriadi. Hatiku terasa sakit ketika melihat Supriadi di perlakukan seperti hewan dan di tertawakan banyak orang.

Saat aku ingin melangkahkan kaki untuk membantu Supriadi. Tiba-tiba ada seseorang menarik tangaku dari belakang. Aku menoleh, ku lihat ada seorang cowok berdiri di belakangku. Dia masih tetap memegang tangaku, "Jangan ikut campur" Kata cowok itu.

"Lo siapa, lepasin tangan gue!" Dia tersenyum singkat lalu melepaskan tanganku.

"Jangan ikut campur," katanya lagi.

"Tapi gue harus bantuin temen gue,"

"Lo mau cari masalah sama Zico?" Aku terdiam. "Gue pastiin hidup lo gak akan tenang."

Aku diam  dan bingung saat mendengar perkataan cowok itu. Di satu sisi aku takut dengan Zico dan di satu sisi aku tidak bisa diam saja melihat temanku di bully dan di tertawakan banyak orang.

Zico the perfect BAD BOY✔Where stories live. Discover now