Only you 6

61.1K 2.8K 139
                                    

Maafkan akuuuuu...up datenya telat banget.
Aku beneran sibuk karena tetanggaku meninggal dan waktunya bergiliran sampe aku pindah pindah juga ngebantunya... Ini baru selesai 7 harinya jadi mulai free...
Part ini untuk readers tersayangku yang sudah setia menunggu up dariku..
Kesibukanku udah reda dan aku sempatin nulis part ini...
Selamat membaca

Kondisiku semakin membaik dari hari ke hari. Gabriel tak pernah sekalipun meninggalkanku. Saat penyangga leherku sudah dilepas dia memerintahkan pihak rumah sakit untuk menyediakan ranjang queen size agar dia dapat ikut tidur bersamaku.

Suaraku masih serak dan tak bisa terlalu banyak bicara, tapi lumayan cukup untuk memuaskan rasa penasaranku akan berbagai pertanyaan yang berkecamuk di kepalaku. Waktu itu ranjang yang dia pesan baru disiapkan dan dia mengajakku untuk berbaring di sana. Dengan sangat hati hati dia menempatkan kepalaku ke lengannya dan merengkuhku dengan lembut.

"Oh God!! Aku sangat merindukan posisi ini di setiap malamku sayang..."

Aku menyurukkan kepalaku ke dadanya dan dapat kudengar degup jantungnya yang terdengar merdu di telingaku.

"Gabe..."
"Hmmm... "
"Tentang Mikael...?"

Kurasakan tubuhnya menegang dan rengkuhannya mengetat. Aku sudah beberapa kali menanyakan itu tapi selalu dia alihkan pada hal lain. Tapi kali ini aku benar benar ingin mendengar jawaban tentang pertanyaanku.

"Kita tak perlu membahasnya sayang..."
"Aku ingin tahu kumohon"

Dia menghela napasnya dengan gusar, tapi aku menunggu dengan sabar.

"Dia sudah mengenalku sejak di bangku Junior High school sayang....dan dia sudah tahu apa dan bagaimana perlakuanku pada siapapun yang berani mengusik orang orang ataupun benda milikku"

Aku diam saat dia menjeda ucapannya dan menghela nafas dalam.

"Dia sudah tahu kau kekasihku, milikku dan dia juga tahu betapa frustasinya aku saat kau menghilang dulu"

Dia menciumi puncak kepalaku dengan tubuh menegang. Aku mencium dadanya dan mengelusnya agar dia bisa lebij tenang lagi.

"Aku bahkan menghajarnya saat kau menghilang, tapi dia tidak jera bahkan berniat membunuhmu"

Rahangnya bergemeletuk dan jantungnya berdebar keras. Aku teringat kata katanya tentang Veronica.

"Gabe, apa kau tahu kalau dia mencintai Veronica?"
"Ya...dan aku pura pura tidak tahu karena aku menghargai sikapnya yang tak pernah mengganggu hubunganku dengan Veronica"

Aku diam membiarkan dia kembali melanjutkan kata katanya.

"Dia lebih dulu mengenal Veronica, karena Vero adalah sahabat masa kecilnya, jadi aku menghormati persahabatan mereka...Veronica tak pernah tahu kalau dia mencintainya karena Vero sudah menganggapnya sebagai kakak"

Aku mulai mengerti dan memahami lingkaran perasaan diantara mereka bertiga.

"Tapi sekarang berbeda...mungkin di awal pertemuan kita aku menganggapmu Veronica... Tapi aku mulai mencintaimu sebagai Thalia Vincent seutuhnya"

Kehangatan menjalari hatiku mendengar kembali ungkapan perasaannya. Kurapatkan tubuhku makin tenggelam dalam dekapannya. Jantungnya berdentam dan aku dapat merasakan emosinya.

"Bajingan itu menyakitimu sayang...dia bukan sahabatku lagi tapi musuhku"
"Dimana dia sekarang?"
"Jangan takut lagi...dia tak akan bisa mengganggumu lagi..."
"Apa maksudmu? "
"Ini urusan lelaki sayang... Yang perlu kau tahu...selama aku hidup...tak ada seorangpun yang bisa menyakitimu...itu janjiku"
"Kau tidak membunuhnya kan Gabe?"
"Hah...kematian terlalu mudah sayang...tidak...dia belum boleh mati...dia harus merasakan kesakitan yang kau rasakan beribukali lipat"

Short Stories ++Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin