always

74.1K 3.2K 105
                                    

Buat readers tersayangku yang lagi frustasi karena storynya aku cut...wkwkwkwkwk
Jangan lupa vote n comentnya yak...
Selamat membaca...

Sean menatapku lembut membuat gemetar dalam tubuhku berkurang tapi tanganku reflek meraih tangannya saat kulihat dia hendak bangkit.

"Please... Stay here"

Sean mengelus puncak kepalaku dan tersenyum.

"Aku hanya mau mengambil kotak obat di sana"

Dia berkata sambil menunjuk lemari kecil yang terpasang di salah satu bagian dinding di depanku. Aku mengangguk mengiyakan tapi pandanganku tak lepas dari gerakannya. Sean mengambil beberapa peralatan kesehatan. Dan kembali duduk di ujung ranjang.

"Kau bisa duduk sebentar... Lukamu harus diobati"

Aku mengangguk dan dia membantuku untuk duduk di ranjang. Dia mengambil kapas dan antiseptik untuk membersihkan luka di bibir dan pipiku akibat perbuatan Andres. Dia mengertakkan giginya mendengarku meringis saat membersihkuan sudut bibirku yg kotor karena darahku yang mulai mengering. Tangannya gemetar saat mengoleskan salep dingin di tulang pipi dan sudut bibirku. Begitu selesai dia langsung berdiri dan berjalan mondar mandir dihadapanku. Berkali kali dia menghela nafas kasar mengatasi emosinya yang begitu terasa. Aku hanya menunduk sambil merapatkan selimut membungkus tubuh setengah telanjangku. Beberapa menit kemudian dia berbalik menghadapku dan mensejajarkan kepalanya denganku.

"Inilah alasan kenapa aku tak menginjinkan kau jauh dari pengawasanku"

Aku diam karena tak berani membantahnya yang terlihat begitu emosi. Dia kembali menjauhiku membuat aku terdiam. Dia kembali beberapa saat kemudian membawa bajunya dan menyuruhku mengganti jas yang ku pakai dengan kaus lengan panjang hitam miliknya yang sempurna menutupi tubuh telanjangku sampai pahaku. Sean meninggalkanku di kamarnya saat aku berganti baju dan tak kembali cukup lama membuatku gelisah. Kegelisahanku sirna saat akhirnya dia kembali membawa nampan ditangannya dan meletakkannya di hadapanku yang sudah duduk di sofa kamarnya.

"Makanlah selagi hangat lalu istirahat..."

Aku hanya menurut karena tak ingin memancing emosinya yang terlihat masih belum stabil. Dia menungguiku dan menatap setiap pergerakanku membuatku merasa terintimidasi. Begitu makanan di nampanku habis dia menjauhkan dari hadapanku dan menyodorkan sebutir obat kepadaku.

"Minum ini... Kau perlu istirahat dengan tenang"

Kembali aku menuruti semua kemauannya membuat dia terlihat puas. Aku menelan semua protesku saat dia menggendongku dan membaringkanku di ranjangnya lagi. Dia menyelimuti tubuhku dan mengatur suhu ruangan berserta pencahayaannya untukku. Saat dia hendak berlalu dengan sigap aku menahan tangannya. Dengan berani aku bangkit dari posisiku dan mencium ringan pipinya.

"Terima kasih Sean"

Tubuhnya menegang sejenak kemudian kembali seperti semula. Dia menatapku lembut dan mengecup keningku.

"Sleep tight My Angel .."

Hatiku berbunga mendengar sebutan kesayangannya kembali dia ucapkan semenjak dia mulai menggantikan posisi Paman Mikael. Dia membelai puncak kepalaku sejenak lalu berlalu dan menutup pintu kamar dengan pelan.  Salahkan keadaan karena perasaan yang mati matian ku tepis kembali lagi. Aku bahagia dengan semua perhatiannya yang kembali tercurah kepadaku. Aku akan memanfaatkan waktuku bersama Sean selama dia ada di kota ini sampai dia kembali nanti. Hitung hitung bisa kujadikan penawar rindu dan cemburu nanti bila dia pergi dan kembali bersama pacar pacarnya. Pengaruh obat dan perasaan ringan membuatku terbuai ke alam mimpi tanpa memimpikan kejadian pelecehan yang baru ku alami.

Short Stories ++Where stories live. Discover now