#20 •Malam Ini•

603 66 17
                                    

Audi tak dapat menyembunyikan senyumannya saat ia baru saja membuka pintu utama. Membuka sepatu lalu menaruhnya di rak yang tersimpan di pojok ruangan. Cewek itu bersenandung kecil seraya melangkahkan kaki riang menapaki setiap anak tangga.

Namun, saat ia ingin membuka kenop pintu kamar, suara Bi Yuni sukes menghentikan gerakannya. "Eh, Dek? Seneng banget? Ada apa? Pasti lagi jatuh cinta ya?" tebak Bi Yuni membuat Audi terkekeh.

"Ah, Bi Yuni, bisa aja."

Bi Yuni ikut tersenyum. "Tadi ada kiriman buat kamu, ada di bawah tuh. Jangan lupa diambil ya. Kayaknya penting," ucap Bi Yuni memberitahu. Setelah itu, ia pun bergegas menuju dapur untuk menyiapkan makan malam.

Kiriman? Dari siapa?

Audi mengernyitkan alisnya. Banyak asumsi yang menyelimuti kerja pikirannya. Tanpa menunggu waktu banyak cewek itu segera menuju lantai bawah. Lalu mengambil satu kotak kecil yang ternyata tersimpan rapih di meja tamu.

Audi menatap kotak itu lama. Tidak ada nama pengirim. Lantas, darimana asalnya? Menghapus rasa penasaran, Audi pun membuka paket itu perlahan. Ia semakin heran ketika terdapat satu botol minuman serta satu botol parfum di sana. Dan ... secarik kertas.

Audi terbahak membaca tulisan Vaga

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Audi terbahak membaca tulisan Vaga. Lalu ia meraih sebotol kopi yang Vaga berikan. Ia tersenyum samar ketika mengetahui bahwa sebotol kopi good day lah yang Vaga berikan. Bagaimana bisa? Ah, ini semua mungkin kebetulan.

Setelah meletakan sebotol kopi itu kembali ke tempatnya, kini ia meraih botol parfum yang wanginya begitu menenangkan hati. Audi kembali tersenyum. Ia bergegas melangkahkan kaki cepat menuju kamarnya, lalu bersiap-bersiap menunggu jam tujuh yang akan tiba.

•••🌹•••

Kini Audi sudah bersiap dengan setelah baju yang casual. Celana putih robek yang dipadukan dengan t-shirt crop berwarna peach. Seraya menunggu Vaga, cewek itu beralih ke ruang keluarga. Mengambil sedikit camilan sebelum akhirnya mendarat di kerongkongan.

Beberapa menit menunggu, Ganesh ikut bergabung di ruang keluarga. Cowok itu mengenakan pakaian santai khas rumahan. Rambutnya pun terlihat basah. Bisa dipastikan ia baru saja mandi.

Audi terdiam saat Ganesh duduk santai tepat di sampingnya. Tanpa izin cowok itu mengambil toples camilan yang sedang Audi pegang. Audi hanya berdecak kecil, tak ingin memperpanjang masalah.

Keheningan meliputi mereka, hanya suara TV yang Ganes nyalakan yang mengisi kesunyian. Seperti orang asing, mereka sibuk dengan dunia mereka sendiri. Seperti tak ada tanda-tanda kehidupan dari hubungan darah yang mengalir di tubuh mereka.

Audi menghembuskan nafasnya ketika Ganesh memang tak pernah memulai obrolan. Selalu seperti itu. Sebenarnya, Audi rindu pada sosok Ganesh saat mereka masih kecil. Ganesh yang selalu menemaninya bermain. Ganesh yang paling panik saat Audi terluka. Dan Ganesh yang selalu membela Audi saat Audi tersakiti.

PHOTOGRAPH Where stories live. Discover now