#8 •Vaga harus mendapatkannya•

776 94 33
                                    

•••🌹•••

Hal paling rumit dalam mencintai adalah rindu sendirian. Ingin berkata tapi tak berhak. Ingin menyapa tapi tak mampu.

—dxesstory

•••🌹•••

Gadis yang hampir setiap hari memakai bandana retro berwarna biru donker itu sudah merapihkan tasnya lima menit sebelum bel pulang. Tas yang sudah ia tutup rapat-rapat itu ia letakkan di atas meja. Jari-jarinya mengetuk-ngetuk permukaan meja dengan tidak sabar. Ia harus bertemu Kalth siang ini.

Berkali-kali Audi melihat jam yang tergantung cantik di pergelangan tangannya. Karena terlalu terburu-buru ia sampai merasa bahwa jam itu tak berpindah tempat sama sekali.

"Satu, dua, tiga, empat ...." Audi menghitung barisan angka untuk meringkankan rasa tak sabarnya hingga mencampai angka 100. "Sembilan puluh sembilan, seratus."

Kring Kring Kring

Mendengar bel sudah berbunyi sontak Audi langsung meninggalkan kelas tanpa peduli guru yang mengajar belum keluar dari kelasnya. Entah mengapa, ia terlalu takut kehilangan jejak Kalth. Padahal kan, kelas mereka bersebelahan.

Audi sudah berdiri tegap di depan kelas 10 IPA 1 sekarang. Satu persatu orang yang melewati batas pintu ia amati, jangan sampai jejak Kalth sampai lolos. Hingga hampir semua murid keluar, Audi belum menemukan batang hidung Kalth.

Cewek itu berniat masuk ke kelas itu. Tapi urung karena seseorang yang ia nantikan akhirnya keluar juga. Audi memasang senyum terbaiknya siang itu. Detak jantungnya yang tak terkendali membuatnya lupa mengucapkan sapa. Audi baru tersadar saat Kalth melewatinya begitu saja.

"Kalth! Tunggu!" Susah payah Audi mengejar langkah Kalth karena kondisi kooridor yang ramai dan kemampuan Kalth menghilang dari keramaian. "Emm ..., untuk masalah kopi kemasan itu untuk apa lo tanyain ke gue? Lo gak suka minum kopi ya? Oh, atau lo ada pantangan minum kopi?"

Audi berucap dengan hati-hati walaupun posisinya masih berada di balik punggung Kalth. Bahkan, Kalth tidak peduli sama sekali. Audi berdecak ketika keberadaannya tak dihiraukan. Akhirnya ia mendahului langkah Kalth dan merentangkan kedua tangan di hadapan cowok itu. Otomatis langkah Kalth terhenti.

"Oke kalau lo gak mau jawab. Kalau gitu, gue minta id line lo." Audi menyodorkan ponselnya pada Kalth tapi cowok itu hanya membalas dengan tatapan datar. Kemudian setelah itu, Kalth malah mengambil sesuatu dalam tasnya, Audi mengernyit heran. Apa yang akan Kalth berikan padanya?

Payung galaxy yang sempat Audi berikan pada Kalth pun akhirnya ia keluarkan dari dalam tasnya. Tanpa basa-basi ia mengembalikannya pada Audi. Audi yang masih belum mengerti hanya bisa menerima payung itu dengan kerutan jelas di dahinya. Sebenarnya, kan, payung itu memang untuk Kalth. Untuk apa cowok itu kembalikan?

Tanpa mengucapkan apapun, Kalth kembali melangkah meninggalkan Audi yang masih terdiam dengan pemikirannya.

•••🌹•••

Kira-kira sudah satu jam Audi menatap kertas kosong di hadapannya. Walaupun begitu, kinerja otaknya tak berhenti. Ia malah sedang memikirkan dengan keras bagaimana ia memulai surat itu.

Hey, Kalth. Good morning!

Audi berdecak, lalu kembali menghapus sederet kalimat yang baru saja ia tulis. "Ah terlalu basa-basi," pikirnya.

Hai! Gue tau lo gak bakalan minat baca surat ini tapi gue mohon lo baca sampai habis.

Audi mengernyit membaca kalimatnya sendiri. "Apaan banget sih? Alay!" Kemudian lagi dan lagi Audi menghapus coretan pensil yang sudah berkali-kali ia hapus-tulis-hapus-tulis.

"Sial, gue kehabisan ide!" Audi mengetukkan pensil yang sedari tadi ia genggam ke depan dagunya, seakan sedang berfikir. Tapi memang begitu, sih.

Terlalu lelah untuk menguras tenaga otaknya, akhirnya Audi memilih untuk melanjutkannya besok pagi. Mungkin pagi hari akan membuat kinerja otaknya lebih cepat.

Cewek itu meraih ponselnya lalu berbaring di atas kasur. Membuka aplikasi instagram lalu merekam sepotong lagu kesukaannya.

And if you hurt me
That's okay baby, only words bleed
Inside these pages you just hold me
And i won't ever let you go.

•••🌹•••

"Woy! Bengong mulu lo! Ada apaan sih?" Tiba-tiba suara Vincent membuyarkan lamunan Vaga.

Kali ini cowok itu menginap di rumah Vaga karena orangtuanya sedang keluar kota. Vaga berdecak, lalu ia meraih handphone dan membuka aplikasi instagram. Dilihatnya akun Audi yang baru saja memperbaharui snapgram. Setelah Vaga membukanya ternyata hanya lagu.

"Lo kenal sama dia?" Vaga menunjukkan satu foto Audi yang cewek itu post di akun instagramnya pada Vincent. Vincent menoleh, menatap sejenak sebelum akhirnya mengangguk. "Anak kelas 10 IPA 2 kan? Namanya Audi."

"Lo kenal?"

"Temen dia itu satu SMP sama gue. Yang namanya Difta." Vaga mengangguk mengerti.

"Kenapa? Lo suka?" Vaga menoleh tanpa kata-kata. Suka? Entahlah. Memangnya ia pernah merasakan cinta yang sesungguhnya?

Alasan dibalik ia menjadi seorang playboy seantero sekolah itu hanya karena Vaga senang mempermainkan perasaan cewek. Membuat terbang lalu menjatuhkannya begitu saja. Menurut Vaga, cewek itu lemah.

Vincent membenarkan letak duduknya. Kini mereka berdua tengah berada di balkon kamar Vaga. "Lagian tuh cewek kayaknya suka sama Kalth. Tapi ya gitu, Kalthnya nolak terang-terangan." Vaga mulai tertarik dengan topik pembicaraan kali ini.

Ia menoleh seraya mengernyitkan alisnya. "Kalth? Temen cell net lo itu?" Mendengar pertanyaan Vaga, Vincent hanya bisa mengangguk.

"Tuh orang emang dingin banget, ketus lagi. Gue heran apa yang bikin tuh cewek suka sama Kalth. Ya, walaupun gue akuin tampangnya lumayan." Malam ini Vaga hanya bisa menjadi pendengar yang baik. Sedangkan Vincent terus bercerita mengenai banyak hal.

Pikiran Vaga kini bergelayut indah pada sosok Audi. Cewek pertama yang berani mengusir keberadaannya. Cewek pertama yang tak membalas pesannya. Cewek pertama yang membuat Vaga ... tertarik.

Dan Vaga harus mendapatkannya.

•••dxesstory•••

jangan lupa untuk vote dan comment, share ke teman kalian, ya! kritik dan saran sangat ditunggu. terimakasih!🌈

TBC

Find the Author on:
•Instagram : Rahesyafe // Dxesstory
•Line : .fee. // @yuz3716v (use "@")
•Sweek : Rahesyafe
•Blog : fiksikitaremaja.blogspot.com

PHOTOGRAPH Where stories live. Discover now