#17 •Id Line?•

626 68 21
                                    

•••🌹•••

Sudah sedari tadi Elvaga mengoceh, tapi Audi sama sekali tak menghiraukannya. Kali ini kantin tidak terlalu ramai karena beberapa siswa memilih untuk melihat pameran beberapa universitas di lapangan.

Audi yang sudah terlalu jengah akhirnya menoleh pada Vaga dengan tatapan kesal. "Apaan sih, Ga? Lo ngomong mulu dari tadi!"

Vaga nyengir seraya membenarkan letak duduknya. "Tolongin gue dong, Di," ucap Vaga memelas. Audi menatapnya dengan kernyitan di dahi tanda bahwa ia tidak mengerti.

"Tolong apa?"

"Tolong bilang sama pembaca PHOTOGRAPH jangan lupa buat vomment cerita ini biar Authornya semangat! Biar cerita kita cepet tamat juga!"

•••🌹•••

Wajah Audi terlihat begitu cerah hari ini. Membuat Nadera sukses mengalihkan pandangannya dari ponsel yang sedang ia mainkan. "Muka lo kenapa sih, Di dari tadi? Senyam-senyum mulu! Kesambet loh nanti!" seru Dera memecahkan lamunan Audi.

Audi menoleh tanpa memudarkan senyuman yang tercipta di bibir manisnya. "Lo tau gak? Gue dapet id line Kalth! Astaga! Gue seneng banget!" seru Audi dengan wajah bersemu merah. Kini cewek itu bangkit dari kasurnya lalu merentangkan kedua tangan seraya memutarkan badan.

"Ah, dunia ini indah banget ya. Ternyata efek jatuh cinta lebih membuat kita berdebar-debar daripada sakit jantung sekalipun!" Audi masih menutup kedua matanya. Seakan di hadapannya terbentang pemandangan dunia yang luas nan indah.

Dera menatap Audi bingung. Tapi, Dera sedikit terkejut, sih, soal Audi mendapat id line si cowok beku itu. Apa Kalth rela-relain kontaknya diberikan percuma pada gadis macam Audi? Sepertinya itu mustahil.

"Yeh, itu karena lo lagi jatuh cinta aja! Nyatanya, sakit jantung lebih bikin berdebar-debar kalau kumat!" Dera menoyor kepala Audi yang akhirnya sudah mengakhiri drama barusan dan kembali berangsur duduk.

Audi terkekeh. "Tau aja nih soal penyakit jantung? Mau jadi dokter spesialis jantung lo?" Kini Audi tertawa puas melihat wajah Dera yang hanya bisa melongo.

Kesambet apa gue punya sahabat kayak Audi yang humornya rendah banget? gumam Dera membatin.

"Udah, udah ketawanya! Sekarang lo harus ceritain gimana bisa lo dapetin id line Kalth? Lo nyogok? Atau lo-"

Kalimat yang Dera belum selesaikan itu harus terpotong karena Audi menutup mulut Dera dengan jari telunjuknya.

"Stt, lo diem, duduk manis dan dengarkan cerita Audi si pakar menaklukan hati lelaki dingin."

Istirahat kali ini Audi sendiri lagi. Maklum, karena Difta belum kunjung memaafkannya, maka ia harus menjalani harinya di sekolah sendirian. Kecuali, kalau Vaga menemuinya.

Kini Audi tak menghindar lagi jika Vaga berada di sekitarnya. Malah, sekarang mereka menjadi teman dekat.

Audi mengetukkan sedotan yang ia pegang ke dalam gelas berisi cincau berulang kali. Tatapannya kosong menatap keramaian kantin. Tak bisa dipungkiri bahwa gadis itu tengah berfikir sekarang.

Kalau gue punya kontak Kalth, pasti gue makin gampang deketin dia. pikir Audi dalam hatinya.

Tapi, gue minta kontak Kalth kemana? Kalau gue minta langsung, pasti ditolak mentah-mentah.

Audi memutar otak. Mencari segala cara agar ia bisa mendapatkan kontak Kalth.

Membuat ancaman buatan? Ah, tidak. Itu terlalu fiksi. Meminta dengan pelan dijuruskan puppy eyes? Sepertinya, Kalth tak mempan diberikan jurus semacam itu. Toh, yang ada Audi mundur duluan diberikan tatapan tajam oleh cowok itu.

PHOTOGRAPH Where stories live. Discover now