Part 32

4.2K 335 69
                                    

Prilly pun sedang berkutik dengan laptop di perusahaannya saat ini dia sengaja menyibukkan diri karna Ali selalu membuatnya kecewa.

Mila dan Grey pun masuk.

"Prill." Panggil Grey.

"Hm." Ucap Prilly.

"Lo gak kangen sama Malaika dan Shakeil apa?" Tanya Grey.

"Of course kangen." Ucap Prilly.

"Terus kok lo gak nemuin mereka?" Tanya Mila.

"Belum waktunya." Ucap Prilly.

"Prill sebenernya lo bisa loh jatohin perusahaan Ali dengan jentikan jari." Ucap Grey.

Prilly pun berhenti dengan kegiatannya dan menghela nafasnya.

"Gue emang kecewa sama dia tapi bukan berarti gue bisa liat dia menderita." Ucap Prilly.

"Gue benci sama dia tapi gue juga masih cinta sama dia." Ucap Prilly lagi lalu melanjutkan kegiatannya lagi.

"Lo tuh udah disakitin tapi masih aja cinta sama dia." Ucap Mila.

"That is true love." Ucap Prilly.

"Prill, lo gak kasian apa kan Malaika dan Shakeil masih butuh ASI lo." Ucap Mila.

"Masalah itu udah clear." Ucap Prilly.

"Maksud lo?" Tanya Mila.

"Gue udah ngirim ASI gue ke sana lewat asisten diam diam." Ucap Prilly.

"Gue bingung Ali itu buta apa gimana sih? Wanita sebaik dan sehebat lo bisa bisanya dia gak percaya." Ucap Mila.

"Semua manusia juga pernah khilaf." Ucap Prilly.

"Tapi Ali khilafnya berkali kali." Ucap Grey.

"Jadi kalian datang ke ruangan gue untuk gosipin gue?" Ucap Prilly.

Keduanya pun menyengir.

"Gak sih kita mau ngajak lo makan siang." Ucap Mila.

"Kalian aja gue lagi ada proyek besar." Ucap Prilly.

"Prilly duit lo itu udah banyaknya minta amsyong dan lo juga udah punya segalanya jadi tanpa proyek besar itu juga gabakal kekurangan uang." Ucap Grey.

"Betul tuh kata calon suami gue." Ucap Mila.

"Iyadong kan kita sehati ya kan calon istriku." Ucap Grey.

"Udah deh sana kalian ganggu konsenstrasi gue banget sih." Ucap Prilly kesal.

Keduanya pun tertawa.

"Galak bener si bu bos, yaudah mau nitip apa gak?" Tanya Mila.

"Ga." Ucao Prilly.

"Udah beb gausa ngomong sama Prilly yang lagi ada masalah dia bisa jadi monster, bahaya! mending kita pergi aja dinner romantis berdua." Ucap Grey lalu langsung menarik Mila pergi keluar ruangan Prilly.

Prilly pun menghela nafasnya dan berdiri menuju jendela ruangannya.

Terlihatlah kota Jakarta pada siang hari.

Dan fokusnya pun menjadi ke sebuah keluarga yang sedang berjalan menggunakan grobak sampah dengan tawa mereka.

Terlihat seorang ayah,ibu,dan dua orang anak yang berada di gerobak sedangkan bapaknya menarik gerobak itu dan ibunya berada di belakang gerobak sedang bercanda ria dengan anaknya.

"Aku punya segalanya tapi tidak punya keluarga sedangkan mereka hidup pas pasan tetapi masih memiliki keluarga yang utuh." Ucap Prilly.

Skip.

Kini Prilly pun berada di mansion Moeis.

"Nyonya Prilly." Sapa para asisten.

"Apa Malaika dan Shakeil ada?" Tanya Prilly.

"Ya nyonya ada di taman belakang dengan Tuan Ali tapi ada nona Prisil nona." Ucap Asisten.

Prilly pun terdiam lalu berusaha tersenyum.

"Saya ke taman belakang dulu." Ucap Prilly lalu pergi ke taman belakang.

Dan Prilly melihat Ali sedang bercanda dengan Shakeil dan Mikhayla bersama Prisil.

Sakit.

Kecewa.

Emosi.

Sedih.

Itu lah yang Prilly rasakan saat ini melihat semuanya terjadi begitu saja. Dan sekarang Prilly sangat membenci Ali.

Lalu Prilly pun menghampiri mereka dengan tersenyum yang dipaksakan.

"Malaika. Shakeil." Panggil Prilly.

"Bawa Malaika dan Shakeil kedalam sekarang!" Ucap Ali pada Prisil.

Prisil pun mengangguk dan membawa Malaika dan Shakeil ke dalam.

"Mau apa kamu kesini?" Tanya Ali dimgin.

"Kamu gak berhak misahin aku dengan anakku." Ucap Prilly tak kalah dingin.

"Kamu itu psikopat! Gak pantes jadi seorang ibu!" Ucap Ali dengan nada tinggi.

Ucapan Ali sangat masuk ke dalam hatinya. Mati matian Prilly menahan rasa sedihnya dengan wajah datarnya.

"Mending sekarang kamu pergi dari sini." Ucap Ali tanpa melihat wajah Prilly yang sebenarnya tidak tega mengusir Prilly.

"Aku gak akan pergi sebelum kamu nyerahin Malaika dan Shakeil ke aku!" Ucap Prilly.

"Jangan mimpi kamu!" Ucap Ali.

Lalu Laura,Naura,dan Johny pun datang.

"Ali bagaimana pun juga Prilly itu ibunya, jadi dia berhak untuk bertemu Malaika dan Shakeil." Ucap Laura.

"Gak akan pernah! Dia itu psikopat! Nanti yang ada anakku dibunuh." Ucap Ali.

"Talak aku." Ucap Prilly akhirnya.

Lalu semua pun terkejut mendengar ucapan Prilly termasuk Ali.

Uda di next yaaaaaa......

Dengan carakuWhere stories live. Discover now