Part 31

3.8K 300 37
                                    

"Ali aku pergi dulu ya." Ucap Prilly.

"Kamu kenapa sih pergi pergian terus?" Tanya Ali.

"Aku ada urusan." Ucvap Prilly.

"Kamu selalu bilang ada urusan." Ucap Ali.

"Sudahlah aku tidak mau berdebat." Ucap Prilly.

"Aku pergi." Ucap Prilly lalu pergi.

Ali pun mengikuti Prilly diam diam.

Dan sampailah di sebuah pedalaman.

"Ngapain Prilly disini." Ucap Ali lalu turun dari mobil.

Lalu terlihatlah Prilly yang sedang bersama Mila dan Grey.

"Cepat bawa mereka kesini, aku mau main dengan mereka di pinggir jurang!" Ucap Prilly.

Lalu beberapa asisten pun datang dan  Ali pun terkejut pasalnya melihat Prisil dan mamanya di pasung dan agak gosong seperti itu.

"Ayo cepat bawa dia ke pinggir jurang." Ucap Prilly tersenyum sinis.

"Prill please maafin kita, jangan bawa kita ke jurang." Ucap Prisil menangis.

"Cepat." Ucap Prilly lalu pergi.

Semua pun langsung mengikuti Prilly.

Begitupun Ali yang juga langsung mengikuti Prilly.

Sesampainya di pinggir jurang Prisil dan mamanya pun di dorong ke pinggir jurang.

"Tolong Prill maafin kita." Ucap mama Prisil.

"Gaada kata maaf." Ucap Prilly lalu ingin mendorong mereka berdua ke jurang.

"Prilly!" Panggil Ali dengan nada tinggi.

Prilly pun langsung menoleh kearah Ali dengan wajah terkejutnya.

"Kenapa kamu bisa disini?" Tanya Prilly.

"Seharusnya aku yang nanya kamu ngapain kamu? Kamu mau apain mereka berdua?" Tanya Ali.

"Aku hanya ngajak mereka bermain lompat jurang." Ucap Prilly.

"Kamu gila! Itu bukan permainan Prilly!" Ucap Ali.

"Ali tolong kami Ali kemarin kami di taro peti mati dan di bakar sampai gosong sama Prilly dan sekarang kami mau di dorong ke jurang." Ucap mama Prisil.

Membuat Ali terkejut.

"Kamu bener bener gila Prilly! Kamu itu psikopat!" Ucap Ali dengan nada tinggi.

"Aku begini karna mereka duluan yang memulai." Ucap Prilly.

"Tapi bukan cara ngebalasnya seperti ini! Kamu seharusnya lebih manusiawi!" Ucap Ali.

"Mereka bukan manusia." Ucap Prilly.

"Lepasin mereka!" Ucap Ali.

"Gak akan pernah!" Ucap Prilly.

"Kamu lepasin mereka atau aku laporin kamu ke polisi!" Ucap Ali.

"Apa?! Kamu itu seharusnya berada dipihak aku bukan mereka!" Ucap Prilly.

"Aku selalu berada di pihak kamu tapi kalau cara kamu begini aku sangat gak setuju!" Ucap Ali.

"Bahkan yang aku lakuin itu gak cukup untuk mereka." Ucap Prilly.

"Stop Prilly! Lepasin mereka!" Ucap Ali.

"Aku bilang enggak ya enggak!" Ucap Prilly.

Lalu Ali pun langsung menghampiri Prisil dan mamanya.

"Minggir kalian!" Ucap Ali lalu para asisten pun minggir dan Ali pun melepaskan pasungan Prisil dan Mamanya.

Prilly pun menghampiri Ali.

"Ali kamu jangan lakuin ini Ali mereka berbahaya kalau dilepasin!" Ucap Prilly.

"Justru kamu yang berbahaya dan kamu yang harus di pasung bukan mereka!" Ucap Ali.

"Hei jaga omongan lo sama saudara gue !" Ucap Grey.

Prilly pun memberi isyarat agar Grey tidak ikut campur dengan masalahnya.

"Ali kamu itu gak tau apa apa! Jangan buka pasungan mereka!" Ucap Prilly.

"Diam Prilly! Dengar ya! Mulai sekarang kamu gak boleh pulang kerumah dan nemuin Malaika dan Shakeil." Ucap Ali.

Membuat Prilly terkejut.

"Apa?! Gabisa gitu dong Li aku adalah ibu mereka!" Ucap Prilly.

"Aku takut anakku di siksa dengan kamu sama seperti Prisil dan mamanya." Ucap Ali dingin.

"Ali! Kamu jangan seperti ini! Aku gak mungkin nyiksa anak aku!" Ucap Prilly.

"Keputusanku sudah bulat bila kamu menemui Malaika dan Shakeil aku akan laporin kamu ke pihak berwajib." Ucap Ali.

"Dan aku akan menyuruh Prisil untuk ngurus Malaika dan Shakeil." Ucap Ali.

Membuat Prilly semakin terkejut.

"No! Jangan! Jangan pernah kamu kasih Malaika dan Shakeil ke mereka!" Ucap Prilly.

"Mereka itu lebih baik dari kamu!" Ucap Ali.

Prilly pun menggeleng lemah.

"Jangan! Aku mohon! Mereka akan berbuat sesuatu sama Malaika dan Shakeil mereka akan membunuhnya!" Ucap Prilly.

"Kamu jangan mengada ngada! Keputusan aku sudah bulat dan ingat kamu sementara waktu jangan pulang dulu sebelum sifat psikopat kamu ilang." Ucap Ali.

"Ayo." Ajak Ali kepada Prisil dan mamanya pergi.

Prilly pun terdiam.

"Prill lo kok diem aja sih?! Jelas jelas mereka itu mau bunuh anak lo tapi Ali malah nyuruh mereka untuk ngasuh anak lo." Ucap Grey.

"Kita harus main cantik." Ucap Prilly.

"Maksud lo? Main cantik apa?" Tanya Mila.

"Biarin itu jadi urusan gue." Ucap Prilly.

"Gue bingung sama Ali kenapa sih dia itu plin plan banget sebentar sebentar percaya sama lo sebentar sebentar enggak percaya." Ucap Grey.

"Memang makanya aku tidak melibatkan dia di rencana ini." Ucap Prilly.

"Gue nginep di apartment lo ya Mil." Ucap Prilly.

"Boleh banget!" Ucap Mila.

Prilly pun tersenyum.

"Ayo kita balik." Ajak Grey.

Lalu mereka semua pun masuk ke dalam mobil dan mobil pun melaju.

Skip.

Malam hari Prilly pun berdiri di balkon apartment Mila memikirkan apa yang harus dia lakukan untuk menyelamatkan anaknya.

"Prill." Panggil Mila.

"Hm." Gumam Prilly.

"Lo udah ada rencana untuk kedepannya?" Tanya Mila.

"Lo kaya gatau gue aja." Ucap Prilly.

"Oh ya lo punya beribu cara untuk menjatuhkan orang yang ngusik hidup lo." Ucap Mila.

Prilly pun tersenyum. Sebenarnya Prilly itu sedang mati matian memutar otaknya untuk rencana selanjutnya. Di balik senyum pasti ada kesedihan yang tak terlihat. Hahaha

Dengan carakuWhere stories live. Discover now