Part 22

4.7K 358 27
                                    

Kini jenazah Prilly dibawa oleh ambulan menuju mansion Moeis.

Ali pun menghampiri jenazah Prilly.

"Sayang kenapa kamu pergi gak bawa aku? Please sayang bawa aku pergi juga! Aku mau sama kamu!" Ucap Ali dengan air mata yang sudah mengalir.

Grey pun datang bersama Prechaaya dan Freed.

Lalu mereka pun syok melihat jenazah Prilly yang sudah gosong.

"Prilly kenapa bisa seperti ini." Ucap Prechaaya menangis.

"Pasti ini gara gara lo kan!" Ucap Grey emosi melihat Ali.

Lalu Grey pun menarik kerah baju Ali.

"Grey bukan waktunya." Ucap Freed.

Grey pun melepaskan tangannya dari kerah baju Ali.

"Lo yang tenang ya Prill, gue sayang banget sama lo, lo adalah sepupu terbaik gue!" Ucap Grey dengan mata berkaca kaca.

"Aunty gak nyangka kamu bisa seperti ini Prilly. Aunty gak siap kamu tinggalin!" Ucap Prechaaya.

Lalu jenazah Prilly pun sudah di kebumikan.

Air mata Ali pun tak berenti mengalir. Karna sangatlah sulit bagi Ali untuk menerima kenyataan bahwa istrinya sudah tiada.

"Maafin aku Prilly. Aku membuatmu selalu menderita." Ucap Ali.

"Ali kita pulang yuk." Ucap Laura.

"Aku akan tetap disini!" Ucap Ali.

"Ali, ikhlasin Prilly kasian dia entar ga tenang disana." Ucap Johny.

"Seharusnya Prilly bawa Ali pergi juga pa! Bukannya pergi sendiri!" Ucap Ali.

Semua pun melihatnya iba.

Johny pun memeluk Ali.

"Ikhlaskan Prilly. Biar dia tenang disana karna kasian dia selama di dunia hidupnya gak pernah tenang. Ayo sekarang kita pulang." Ucap Johny.

Lalu mereka pun pulang kini tinggal Prechaaya,Grey,Freed,dan Mila.

"Prilly yang tenang ya disana. Aunty selalu kirim doa buat Prilly. Sekarang udah ketemu mommy and daddy kamu kan Prill? Udah bahagia kan sekarang." Ucap Prechayaa menangis.

"Prill lo itu adalah bos dan sahabat terbaik gue. Gue bingung tanpa lo gue harus gimana! Lo terlalu cepet pergi Prill! Gue masih butuh lo!" Ucap Mila menangis.

"Nanti siapa yang ngomel ngomel di kantor kalo pekerjaan gue kurang beres,nanti siapa yang jadi bos gue kalo bukan lo." Ucap Mila menangis.

Grey pun memeluk Mila.

*************

"Gimana kondisi pasien dokter?" Tanya supir truk.

"Apa bapak dari pihak keluarganya?" Tanya dokter.

"Saya bapaknya dok." Ucap supir truk itu berbohong.

"Pasien mengalami penggumpalan darah dikepalanya dan sekarang kondisinya sedang kritis, untungnya bayi di dalam kandungannya kuat jadi tidak mengalami ke guguran." Ucap dokter.

"Kita harus melakukan oprasi secepatnya kalau tidak pasien tidak akan tertolong." Ucap dokter.

"Dan bapak harus membayar adminitrasinya sebesar 50 juta dulu baru kami akan menjalankan oprasinya." Ucap dokter.

Membuat supir truk itu tertegun.

"Saya permisi dulu." Ucap dokter itu lalu pergi.

"Bapak!" Ucap seseorang.

Dengan carakuWhere stories live. Discover now