11. Penerbangan Harapan Pertama

Mulai dari awal
                                    

Setelah semua beres, Alia menempelkan telunjuknya pada kepala stetoskop. Ia tidak menggunakan jari jempol, menurut dosen pengajarnya dulu, jempol memiliki pulsasi atau denyut nadi sendiri, sehingga nanti suara yang didapatkan tidak hanya berasal dari denyut nadi pasien yang diperiksa saja melainkan juga dari jempol petugas.

Meteran yang nantinya menunjukkan tekanan darah sudah Alia taruh di posisi paling strategis, tangan kanannya memegang pemompa karet yang tutup kelpnya sudah ditutup. Sebelum Alia memompa, ia sudah memastikan bahwa tutup klep itu ditutup hal ini berguna agar tidak ada udara yang keluar saat dipompa.

Alia langsung menjalankan tugasnya, ia memompa pemompa dengan cepat hingga jarum meteran mencapai 180 mmHg. Tekanan pada manset akan menutup jalannya arteri besar pada otot lengan atas, sehingga menghentikan aliran darah sementara. Setelah cukup, Alia membuka klep seraya memastikan angka pada meteran. Alia juga mencoba mendengar lebih jelas tekanan darah sistolik untuk mendengar bunyi denyutan pertama yang nanti akan dicocokkan dengan tekanan pada meteran.

Semua berlangsung sesuai prosedur, sampai akhirnya Alia mulai melepas alat dan membuka masien pada lengan Pak Sapardi. "Hampir menyentuh 140/90 mmHG. Apa bapak beberapa hari ini sering mengonsumsi daging atau kafein?"

Pak Sapardi mengingat, seraya bangkit dari ranjang dan menuju kursi yang berada di hadapan Alia. Dokter perempuan itu sedang menuliskan sesuatu di kertas.

"Ada acara hajatan, keponakan saya nikahan. Beberapa hari ini saya mengonsumsi daging kambing, sapi."

Alia menganggukkan kepalanya, "Bapak mungkin hipertensi, makanya kepala bapak sakit," jelas Alia. Perempuan itu terus tersenyum saat menjelaskan sesuatu kepada pasiennya. Dokter memang harus bersikap ramah, itu yang harus dilakukan agar pasien merasa betah. "Saya catatkan resep ya, Pak. Terus selain obatnya diminum, usahakan agar bapak banyak minum air putih, hindari minum-minuman yang terlalu manis, konsumsi daging boleh tapi jangan terlalu berlebihan."

Dan sepanjang hari itu, Alia habiskan dengan memeriksa pasien. Jiwanya sebagai dokter terpanggil.

-Loose Cannon-

Ada dua lokasi yang digunakan Bendjaya Manufacturing Motor dalam pembuatan produknya. Satu berada di Bandung, lebih tepatnya di daerah Babarakan Ciparay. Pabrik yang berada di Bandung adalah pabrik yang menjadi tempat merangkai mesin yang nantinya digunakan untuk motor yang mereka produksi.

Sedangkan lokasi kedua berada Magelang, di sini tempat produksi jadi motor. Badan motor dan mesin motor akan disatukan di tempat ini hingga motor siap jual.

Beberapa hari kemarin, Bastian menginap di Bandung untuk melihat stock dan jalannya proses produksi mesin yang nanti digunakan untuk perangkaian dalam motor yang mereka rancang. Bastian tidak kembali ke rumah dan baru kembali hari ini.

Bastian tidak langsung pulang ke rumah, ia memilih untuk ke kantor lebih dahulu untuk menyelesaikan beberapa laporan penjualan untuk tutup tahun. Ya, mengingat sekarang sudah memasuki bulan Desember.

Selama membaca laporan, Kasim tampak setia menemani, dan beberapa kali mengingatkan Bastian untuk menandatangani laporan yang satu dan lainnya. Sampai tidak terasa bahwa jam hampir menunjukkan pukul tujuh.

Bastian harus menyelesaikan semua laporan yang menumpuk. Karena penjualan dari awal tahun sampai akhir tahun harus dilihat penjualannya, keuntungan, dan laba. Semua harus dipertanggung jawabkan, cukup berat, mengingat Bastian baru masuk ke perusahaan akhir Oktober kemarin.

"Kopi, Bas," ujar Kasim menyodorkan segelas minuman plastik yang tadi sempat Bastian beli dari perjalanan Bandung ke Jakarta.

Bastian mengangguk, tapi matanya tak lantas menuju ke arah kopi yang disodorkan Kasim tersebut.

Loose CannonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang