Wattpad Original
There are 8 more free parts

6. Dont Touch Her, I Will Kill You

92.4K 10.8K 1.4K
                                    

BAGIAN ENAM

"Jika sebelumnya kau bahagia tanpa kehadiran dia
kenapa kau harus bersedih ketika kau kehilangannya?"


__

SUDAH hampir satu setengah jam, Alia berjalan dalam mode setrika, mondar-mandir tidak karuan.

Manik mata Alia, berulang kali melirik pintu jati yang tertutup di hadapannya.

Alia mendesah panjang dan pada akhirnya, ia melangkah keluar dari kamar yang sudah ditempatinya selama tiga hari ini.

Kamar asing, yang luas dua kali lipat dari apartemennya.

Pintu terbuka, kaki kanan Alia sudah keluar dari kamar tersebut. Alia membusungkan tubuhnya seperti sedang mengendap, kepalanya celingukan ke kanan dan ke kiri.

"Non Alia mau ke mana?" Suara itu menghentikan gerakan Alia. Sial!! Alia menggertakkan giginya, ia menegakkan lagi tubuhnya. "Perintah Den Bastian, Non Alia nggak boleh ke mana-mana."

Alia menolehkan kepalanya ke arah Bibi Wan, wanita paruh baya itu memang ditugaskan untuk selalu menjaga Alia. Seperti Alia tahanan KPK saja.

"Ketemu Bastian," balas Alia dengan suaranya yang tenang dan ekspresi datar. Lalu, tanpa memedulikan Bibi Wan yang siap memberikan pertanyaan lebih banyak untuknya, Alia berjalan meninggalkan Bibi Wan.

Alia tersenyum miring, hari ini, ia tidak akan goyah lagi. Cukup tiga hari dirinya seperti terkekang di rumah mewah ini, tak sekalipun Bastian mengizinkannya keluar. Jadi jelas hari ini, Alia akan mencoba cara lain. Jika dengan melawan di hari pertama, memukul semua penjaga di hari kedua, serta mencoba kabur di hari ketiga. Gagal menemukan solusi.

Langkah kaki Alia terus berjalan menuruni tangga di kediaman rumah Benazir

Lalu menapaki ubin hingga sampai pada sebuah ruangan paling ujung di lantai dua, yang merupakan ruangan kerja Bastian. Tempat laki-laki mengendap hampir sepanjang hari, seolah tempat itu adalah gua untuk bertapa.

Si Bastian dari gua hantu.

Alia menarik napas dalam, mengembuskannya pada detik selanjutnya, dan mengetuk pintu jati tersebut.

Tanpa mendengar balasan dari penghuni di dalam ruangan, Alia mendorong pintu tersebut hingga tampilah sebuah ruangan kerja yang cukup luas dengan aroma biji kopi merasuk ke hidungnya. Aroma biji kopi itu begitu kuat, Alia tidak terlalu suka kopi tapi mencium bau ini seperti sedang menenangkan pikiran.

"Kenapa kamu ke sini?" lamunan Alia bersama manik matanya yang berkeliling menilai ruangan kerja Bastian yang didominasi oleh perabotan berwarna hitam dan cokelat, khas kayu jati berhenti.

Alia menyunggingkan senyum tipis, senyum yang sebenarnya hanyalah sebuah alibi dari misi yang akan ia lakukan. "Kenapa, nggak boleh memangnya istri ganggu suaminya?"

Bastian mengernyitkan dahi, bingung dengan ucapan yang baru dilontarkan Alia. Kenapa perempuan itu? Bibi Wan habis ngasih dia makan apa.

Alia terus mempertahankan senyumnya seraya menarik kursi yang berada di hadapan Bastian, untuk ia sandingkan di sebelah Bastian. Laki-laki itu tetap memasang tampangnya yang sedatar dinding. "Sibuk banget?" tanya Alia, ia melirik laptop yang berada di hadapan Bastian, dengan secepat kilat Bastian menutup laptopnya itu.

"Kamu tahu arah pintu keluar?" Suara Bastian terdengar menjawab.

Alia menyilangkan kedua tangannya di dada, mengerucutkan bibir, dan menampilkan ekspresi kecewa. "Wah. Kamu ini orangnya kasar sekali ya, suami yang kasar sama istri itu dosa. jadi nggak boleh begitu, mas suami."

Loose CannonWhere stories live. Discover now