Wattpad Original
Ada 12 bab gratis lagi

2. Berawal dari Rasa Ingin Tahu

122K 12.2K 1.7K
                                    

BAGIAN DUA

"Aku hanyalah sebuah jeda dalam nafasmu, sementara
dia adalah udara yang kau hirup dalam setiap hela."


__

PADA dasarnya, Alia bukan orang yang pendiam. Ia bahkan termasuk orang dengan moto hidup, "Nggak ada dirinya, nggak ramai."

Alia juga punya selera humor yang receh, jadi itu yang menjadi daya tariknya sehingga disukai oleh pasien.

Baru saja, Alia masuk ke dalam ruangannya karena sudah hampir dua jam ia menangani pasien-pasien BPJS di Instalasi Gawat Darurat. Kebanyakan pasien menderita demam, influenza. Mengingat sekarang adalah bulan November, musim hujan memang lagi ketat-ketatnya berperan.

Alia meneguk minuman teh, ya dirinya memang suka teh. Baik itu es teh ataupun teh hangat. Alia suka semua. Kecuali satu teh, tehnyata kau menduakanku. Alia tidak suka itu.

Pintu diketuk, memperlihatkan seorang perawat yang masuk sambil membawa map.

"Siang, Dok."

Alia menganggukkan kepala, mempersilakan perawat itu masuk di dalam ruangan luas yang menjadi tempat istirahatnya bersama beberapa dokter lainnya.

"Dokter. saya ke sini buat ngasih ini," ujar perawat tersebut, namanya Neni. Neni bersikap sopan dengan menundukkan kepala, saat memberikan berkas tersebut.

"Apa ini?"

"Hasil uji lab dari pasien satu minggu lalu. Dokter Gunawan yang bilang kalau pasien ini akan pindah tangan ke dokter."

Alia ingat dengan permintaan dokter seniornya itu. Tanpa membuang waktu, ia langsung membuka hasil tersebut. Membacanya dengan saksama lantas bicara lagi, "Kebetulan hari ini saya akan memeriksanya," Alia sempat berdecak. "Dokter Gunawan bilang keluarga pasien ini bersikeras ingin merawat di rumah, padahal pasien ini perlu penanganan khusus. Kalau begitu, sekalian saja akan saya coba berdiskusi untuk pemindahan pasien agar dirawat di rumah sakit."

Setelah itu, Neni mengangsurkan dirinya untuk pergi meninggalkan Alia di dalam ruangan. Alia masih sibuk mempelajari berkas kesehatan pasien dan cacatan dari dokter Gunawan tentang pasien yang ia tangani.

Sepuluh menit kemudian, Alia memilih untuk bangkit dan pergi untuk menuju ke tempat pasien tersebut, sesuai dengan alamat yang diberi oleh Dokter Gunawan

—Loose Cannon—

Semenjak selesai melakukan internship-nya di daerah. Alia bekerja di Rumah Sakit Kasih Bunda, salah satu rumah sakit Swasta di Jakarta Pusat.

Alia membuang napas panjang, saat melihat alamat rumah pasiennya itu terletak di daerah Pantai Indah Kapuk, berarti ia akan melewati satu jam perjalanan, belum tambah hitungan macetnya kota Jakarta.

Ya, Alia bukanlah si dokter kaya yang ke mana-mana naik mobil. Tidak, hidupnya tidak semudah itu.

Alia mengendarai motor matic semenjak kuliah. Jadi jelas, karena motor sudah cukup tua, Alia harus men-starter motornya itu agar bisa hidup.

"Mae, jangan buat Mamih capek dong. Hati mamihmu ini udah terlalu capek. Jadi Mamih mohon kerja samanya ya, kamu hidup ya, kasian pasien Mamih kalau kamu uring-uringan seperti ini." Alia berbicara kepada motor bututnya itu. Di sekitaran motornya itu, penuh dengan luka lecet, hasil dari cara membawa motor Alia yang sepertinya ingin menyaingi Marc Marques.

Kalau saja motor itu bisa bicara, mungkin ia akan lebih memilih cerai, daripada hidup berumah tangga dengan pemilik tanpa cinta seperti Alia.

Ini cerita apa sih, oke kembali.

Loose CannonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang