Bakpao isi Kacang Hijau

80 9 5
                                    

Hamen lelah! Sangat lelah!

Setelah 2 minggu yang lalu ia diklaim oleh Ares ia benar benar digembleng habis-habisan oleh saudara-saudaranya sampai mampus. Serius, Hamen sampai curiga kalau-kalau anak penghuni pondoknya itu bukan manusia. Tenaga mereka terlalu tak terbatas dan perilaku mereka terlampau bar-bar, sedangkan Hamen sendiri termasuk golongan makhluk pencinta damai.

Hamen melihat kerumunan demigod di depan pondok Aphrodite dan memutuskan untuk menghampiri kerumunan tersebut.

Ia menangkap sesosok makhluk yang merupakan temannya diantara gerombolan tersebut. Odrion, alias Drion, alias Odo, sedang melipat tangan sambil memegangi dagunya sok-sok mikir.

"Odo!" Panggil Hamen.

Droin menoleh, "oh, Pak Men ternyata. Sini sini!"

"Ada apaan sih, Do?" Hamen bertanya sesampainya ia disamping Drion.

"Ini nih! Anak-anak Aphrodite collab sama anak Demeter bikin bakpao isi kacang hijau. Yang mau boleh ambil dari stan didepan katanya, gratis!" Kata Drion dengan penekanan pada kata 'gratis' dengan muka ngiler. Dia memang doyan yang gratis.

"Ouh, begitu ... aku mau deh!" Seru Hamen lalu menyerobot kerumunan untuk mencapai stan bakpao, Drion mengekor dibelakangnya. Ternyata Tiana dan Hazel yang lagi jaga stan.

"Tiana! Aku mau satu dong!" Seru Hamen. Tiana tersenyum manis bagai malaikat,

"Boleh, satu saja?" Tanyanya.

"Iya, aku gamau jadi rakus," jawab Hamen.

"Hazel kok ikut jaga stan?" Drion yang tadi mengekor buka suara.

"Iya, aku juga bantu buatnya. Seru lho!" Hazel menyunggingkan senyum yang tak kalah manis dengan sirup Marjan.

"Oh, kalian!" Frank datang tergopoh-gopoh dari arah rumah besar.

"Siang Frank," sapa Tiana.

"Yo!" Sapa Hamen yang mulutnya sedang mengunyah bakpao.

"Selamat siang Frank! Mau bakpao?" Hazel menawarkan bakpao.

"Hmm ..." Frank tampak berpikir sebentar.

"Pakai susu enggak?" Tanyanya akhirnya.

"Oh!" Hazel menutup mulutnya malu.

"Iya, pakai susu. Maaf Frank," katanya.

"Yah, mau bagaimana lagi," Frank mengedikkan bahu.

"Hehangnya henaha halau hakai huhu?(memangnya kenapa kalau pakai susu?)" Tanya Hamen dengan mulut penuh.

"Telan dulu dong!" Tiana protes. Lalu terdengarlah gelak tawa dari belakang Tiana, Valy yang membawa senampan bakpao baru jadi yang harum dan menggoda siapa pun untuk memakannya.

"Kalau bicara dengan mulut penuh begitu orang lain enggak akan ngerti," katanya. Hamen mengusap belakang kepalanya sambil tersenyum malu.

"Aku cuma tanya, 'memangnya kenapa kalau pakai susu?'"

"Oh itu," kali ini gantian Frank dan Hazel yang terkekeh.

"Frank itu tidak bisa mencerna laktosa," malah Drion yang jawab.

"Dan untuk kesekian kalinya, padahal aku suka eskrim," kata Frank muram. Semua tergelak.

"Well ... nanti kami buatkan yang bebas laktosa khusus buatmu!" Hibur Tiana.

"Ya,"

"Tentu!" Valy dan Hazel menyetujui ucapan Tiana.

"Wah ... oke deh! Kutunggu," Frank menjadi senang membayangkan bakpao yang akan dibuatkan khusus untuknya.

"Ngomong-ngomong," Hamen menyeletuk, "Odo enggak makan bakpaonya?"

"Oh, iya juga!" Valy baru sadar.

"Kenapa?"

"Kau enggak suka bakpao?" Hazel dan Tiana bertanya.

"Eh, enggak kok," jawab Drion.

Lha terus kenapa gak dimakan?

"Tapi aku enggak suka kacang hijaunya,"

Lho? Bakpao sama isiannya kan sepaket. Sama aja gak suka bakpaonya dong?

Lima orang lainnya langsung speechless.

"Tapi suka bakpao kan?" Valy memastikan.

"Suka kok,"

"Coba dulu saja Do!"

"Iya, siapa tau kau suka," Hamen dan Frank memberi dorongan batin.

"Hmm ... yah, coba saja gak apa-apa sih," kata Drion akhirnya.

Tiana mengulurkan sebuah bakpao padanya, Drion meraih bakpao tersebut tapi tangannya terhenti di tengah jalan.

"Eh tapi ... aku gak suka kacang hijau," katanya ragu sambil menarik kembali tangannya yang terulur.

"Eh, tak apalah! Coba saja!" Tangannya maju lagi. Tapi berhenti lagi.

"Tapi kacang hijaunya aku enggak doyan."

"Tapi pengen coba bakpaonya,"

"Tapi kacang hijau kan gak enak."

"Tapi kan enggak setiap hari dapat makanan gratis." Tangannya ikut maju mundur mengikuti ucapannya.

Gitu aja terus. Yang lain sampai kesal lihatnya.

"Coba sajalah!"

"Iya, selagi ada,"

"Nanti kehabisan!" Valu, Hazel dan Tiana ikut memberi dukungan.

"Tapi--"

"Gak ada tapi-tapian lagi! Kau mau atau tidak?!" Habis sudah sumbu kesabaran Hamen.

"Hmm... menurutmu gimana Pak Men? Makan jangan?" Drion galau.

"Kalau menurutku, ya makan saja! Kapan lagi makan bakpao gratis?" Hamen menekankan pada kata 'bakpao gratis'. Siapa yang tak suka makanan gratis?

"Iya juga ya? Tapi--" Drion ini susah dibujuk saudara saudara.

"Tapi apa lagi?!😈😈💢💢" Hamen emosi sudah.

"Tapi aku enggak mau kacang hijaunya."

Hening

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

TERUS MAUMU APA?! MAKAN BAKPAO ENGGAK PAKAI ISIANNYA GITU?!

.

.

.

Gatau dah ujung ujungnya Drion makan bakpao-nya atau ngga. Enggak jelas emang :")

Oh ya! Pengumuman! Ni cerita tamat di chapter ke-30 ya! Kenapa? Pengennya aja!(*digampol*)

Emang dasar author nista bukannya belajar buat PAS besok malah update😁😁. Abis kebelet pengen cepet tamat(*ditendang*). Serius deh, berasa punya utang melulu.

Udahan ya! Dadah~




Demigod's Random Shorts Where stories live. Discover now