Ngga Tahuuuuu!!!

114 13 0
                                    

'Dasar Perseus Kamvreto Jackson lucknut! Kukutuk biar mampus kau!' Drion berjalan sambil hentak-hentak bumi lantaran kesal.

Pasalnya, si 'Perseus Kamvreto Jackson' itu tau-tau menghilang ketika dikejar. Drion, Piper, Nevin dan Hamen sampai lelah keliling perkemahan mencarinya, hmm... plus Jason yang udah balik duluan sih. Ternyata oh ternyata yang dicari malah balik ke danau kano dan menurut narasumber yang tak lain tak bukan adalah Leo Valdez, sang tersangka kini sedang dengan asoy-nya bogan alias bobok ganteng di kabinnya tercinta.

"Sialan! Sialan! Mulai sekarang Kamvreto adalah nama tengahnya! Sungguh kamvretos milanos tuh makhluk," Gerutu Drion.

"Mana mau bangunin malah ditendang lagi! Kurang ajar!" Ujar Nevin, sang korban penendangan.

"Ya gitulah, sabar aja ya," ujar Hamen masih berkapala dingin.

"Pak Men! Sabar juga ada batasnya, AKUTU GABISA DIGINIIN!" Jerit Piper.

"Daripada kalian marah marah mending kalian LATIHAN SANA!! UDAH BERAPA LAMA KALIAN GAK LATIHAN HA??!!" Ujar mama Ray yang sudah gedeg mendengar mereka ngedumel terus daritadi.

"Ampun ma..."

Hmmm... omelannya mama Ray memang paling mantap.

.

.

.

Mereka berlima pun ikut pelatihan menunggang pegasus yang dibimbing oleh Butch, putra Iris.

Drion pribadi sih kurang mengerti bagaimana ilmu menunggang kuda terbang bisa membantu menyelamatkan dunia tapi menurut Piper selaku penasihat berpengalaman, pengetahuan itu dapat berguna untuk macam-macam. Termasuk ilmu berbicara dengan pegasus dapat membantu kita menghajar kepala seorang demigod kesurupan sampai pingsan dan kepalanya benjol berbentuk tapal kuda (upz... sorry not sorry lol).

Awalnya semua baik-baik saja sampai Clovis yang dipaksa ikut latihan terjatuh dari kudanya yang sedang mengudara dengan kecepatan dan ketinggian rendah karena ketiduran dengan bunyi 'krak' menyakitkan.

"Aawww... pasti sakit!" Ujar Drion.

"Iya ya... " sahut Hamen.

"ASTAGA! DIA PINGSAN!!" jerit seorang pekemah yang panik.

"Pingsan? Paling dia sedang tidur," kata pekemah lain dan disusul anggukan beberapa pekemah.

"Tidak jadi soal! Cepat bawa dia ke pondok Apollo!! Kau! Yang disana, pekemah Apollo kan?! Cepat bantu!" Seru Butch sambil menunjuk Drion.

"E-eh? Aku?" Tanya Drion bingung sambil menunjuk-nunjuk dirinya sendiri.

Butch mendengus, "tentu saja! Disini hanya kau satu-satunya pekemah Apollo yang mengikuti pembelajaran ini!"

"Tau nih Odo! Mendadak amnesia!" Seru Nevin.

"Cepat, jangan cuma bisa 'aw ow aw ow' saja! Keburu mati dia!!" Ray agak kalap.

"I-iya," Drion sendiri sejujurnya tidak tau harus bagaimana sebab dia tidak begitu tau-menahu tentang ilmu pengobatan (Will akan mendampratnya kalau tahu temtang ini).

Drion, dibantu beberapa pekemah lainpun menggotong Clovis ke kabin Drion. Sesampainya disana, mereka membaringkan Clovis di salah satu ranjang, semua ranjang sedang kosong saat ini.

"Astaga! Sepertinya dia patah tulang!"

"Kita harus bagaimana!"

"Apa yang harus dilakukan?!"

"Cepat! Kau kan pekemah Apollo!" Para pekemah lain menggebu-gebu mencecar Drion.

"E-eeeh, euh.... panggil Will! Atau Austin! Kayla juga boleh! Siapa saja! Jangan sakiti aku!" Drion panik.

"Barangkali sudah terlambat ketika bantuan lain datang!"

"Bisa-bisa dia sudah mati!"

"Setidaknya lakukanlah langkah-langkah pertama!" Para pekemah makin menggebu-gebu.

"A--, e-- ak-- AKU TIDAK TAHUUUUUUU!!" Jerit Drion frustasi.

Drion berjanji mulai kini dia tidak akan main Ludo lagi saat Will memberinya pembelajaran mengenai pengobatan semembosankan apapun pembelajaran itu.

Sayangnya dia tidak sempat melaksakan janjinya karena keburu dibunuh Will.

~tamat~




































Ngga lah jk, Drion masih idup lagi...

.

.

.

Moral ceritanya? Drion suka main Ludo? Drion gak guna? Kemungkinan keduanya...

Wkwkwk😂😂😂

Sesekali menunjukkan kelemahan karakter itu perlu kawan...







Demigod's Random Shorts Where stories live. Discover now