Lelucon Garing Membawa Maut

134 16 10
                                    

'Aseeeek, Punya handphone! Yipi kay yey! Demi kambing ajaib! udah lama banget aku kepingin punya."

Neil berjingkrak-jingkrak kesenangan berkeliling halaman bersama sambil melambai-lambaikan handphone barunya seperti melakukan parade kemenangan.

Leo membuatkan satu untuk tiap demigod di Perkemahan Blasteran setelah percobaan sebelumnya dinyatakan sukses.

Kemudian Neil beranjak ke pinggir danau kano dimana sekumpulan anak sedang mengobrol, tampaknya tengah bergantian ngelawak. Saat ini giliran Percy.

"Tahu tidak kenapa kudanil tidak bisa terbang?" Tanyanya.

"Kenapa?" Jason malah balik bertanya.

"Bukan kah jawabannnya sudah jelas?" Ujar Gertad.

"Karena mereka tidak punya sayap?" Sahut Ray.

"Salah! Hmmm... benar sih, tapi bukan itu yang aku inginkan," kata Percy.

"Terus kenapa?" Nevin bertanya-tanya.

"Kalian mau tau jawabannya?" Ujar Percy

"Iya," jawab Piper.

"Benar nih?" Tanya Percy lagi.

"Iya!" Drion mulai tidak sabaran.

"Seriuuus~?" Percy menggoda teman-temannya.

"Lama! Kalau begini terus kudanilnya sudah keburu bertelur!!" Gertad sudah kesal.

"Kudanil tidak bertelur -__-" Ray facepalm.

"Cepat! Apa jawabannya?!" Nevin ikut emosi.

"Jawabannya adalaaaaah... "

Leo memukul-mukul drum yang muncul entah dari mana.

*De de de de de de de de de de deng*

"Karena sudah takdir!!"

*BA DUM TES!!*

"Boleh kubunuh dia?" Tanya Hamen.

"Silakan!" Ujar Piper antusias dengan senyum manis.

"Ada kata-kata terakhir?" Tanya Nevin sambil menyeringai.

Percy langsung kabur, dikejar oleh khalayak yang mengamuk.

Sisa-sisa kyalayak yang masih ditempat antara lain Leo, Gertad,  dan si anak baru Ray.

"Jadi," kata Leo memecah keheningan "siapa yang mau mendengar lelucon tolol lainnya tentang kudanil?"

"Ceritakan bung!" Sahut Neil sambil merebut biskuit yang dipegang Gertad.

"Asal jangan aneh aneh lagi ya," kata Jason yang baru kembali sehabis mengejar Percy.

"Yang lain-- ah, sudahlah!"

"Baiklah. Apa kalian tahu nama kudanil?" Tanya Leo.

"Kudanil ya kudanil! Memangnya apa lagi?" Gertad sedikit kesal karena biskuitnya di maling.

"Ih, jangan begitu dong!" Leo memprotes dan bergumam tentang penggerutu.

"Memangnya kudanil punya nama?" Tanya Jason bingung.

"Kalau begitu berarti nama semua kudanil sama dong?" Ujar Ray.

"Jawab saja lah!"

"Oke. Jawabannya : 'kami tidak tahu'. Nah sekarang beritahu kami apa jawabannya!" Celetuk Neil tidak sabar.

Leo tersenyum jahil yang selalu bikin orang jadi parno kalau-kalau celana mereka dibakar.

"Jawabannya adalah... Danil!!"

"Jelaskan!" Tuntut Jason.

"Ku-da-nil. Kau tinggal tambahkan  'A' di depannya jadinya 'AKUDANIL'. Yeeeee~"

"Dari dulu aku sebal padamu" kata Gertad.

"Eh?"

"Mungkin sekarang adalah saatnya aku membalas dendam,"

"Balas dendam untuk apa?!"

"Kau tahu yang kumaksud"

"Tidak!"

"KAU MENYEMBUNYIKAN SEPATUKU DALAM TIMBUNAN KOMPOS PERKEMAHAN!!"

"dengar! Bung--"

"GARA-GARA KAU SEHARIAN AKU KENA SIAL!!"

"Bung, ayolah! Kita sudah membahas ini!"

"Terserah apa katamu! Tidak akan ku selundupkan lagi Diet Coke untukmu!"

"TIDAAAAK!!"

"Selamanya!"

"JANGAAAN!! AKU TAK BISA HIDUP TANPA KAFEIN!!"

"Hmph. Biar saja!"

Leo pun menangis di pojokan.

"Baiklah. Jadi, ada yang mau melontarkan lawakan lain?" Kata Ray.

"Aku!" Seru Jason.

"Oh ya?" Ujar Percy dan Nico yang entah sudah disana sejak kapan berbarengan.

"Baiklah. Ceritakan!"

"Aku bisa melompat lebih tinggi

dari gunung manapun!" Kata Jason

"Jason."

"Ya?"

"Kau tahu perbedaan antara melompat dan terbang kan?"

"Tentu aku tahu!"

"Melompat tidak menggunakan angin untuk mengangkatmu keatas. Melompat itu kau menggunakan kakimu--"

"Aku tahu apa itu melompat!"

"Lalu jelaskan bagaimana bisa kau melompat lebih tinggi dari gunung?"

"Gunung kan tidak bisa melompat,"

Sontak semua pun tertawa, sedangkan Nico memelototi Jason dengan tatapan yang artinya kurang lebih 'akan ku pecahkan tempurung kepalamu dan ku masak otakmu dengan saus BBQ'.

"Aku punya lelucon!" Seru Neil.

"Lontarkan!"

"Goyang terus bung!"

"Tapi janji jangan sakiti aku!"

"Hah?"

"Pokoknya janji demi kambing ajaib!"

"Iya deh, iya"

"Jadi. Keju apa yang menyakitkan?"

"Apa ya?"

"Tidak tahu..."

"Ada ide dari sang pakar?"

"Kayaknya enggak ya~"

"Apa dong?"

"Menyerah?"

"Iya deh"

"Memangnya apa?"

"Jatuh 'keju'-rang"

"Nah! Yang satu ini kain kafannya akan dibakar sore nanti!"

"Guys, hajaar!"

"Kalian janji untuk tidak menyakitiku!" Protes Neil.

"Tapi kami tidak berjanji untuk tidak membunuhmu~" kata yang lain licik.

"Tenang saja, akan kami buat proses kematianmu cepat dan tidak menyakitkan"

Neil pun panik dan lari, pasalnya teman-temannya memberinya tatapan 'akan ku hancurkan kau' yang bikin ngeri banget.

Neil pun berusaha kabur sambil menjerit-jerit seperti gadis TK demi nyawanya walaupun pekemah yang lain hanya tertawa melihatnya.

Poor Neil.

.

.

.

Iya, iya! Aku tau aku udah lama banget ngga update. T︵T gomenne minna. sebenernya chapter ini udah lama jadi, cuman males revisi dan publish aja hehe... *ditabok massa*

Iya, lawakannya garing I know.

Demigod's Random Shorts Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang