Sepatu Keramat

221 15 2
                                    

Gertad terbangun saat seorang saudara sialnya menyemprotkan krim cukur ke wajahnya.

"Mandi sana! Kau bau," Ucap Neil sebagai ucapan selamat paginya.

"Sialan kau Neil!" Gertad melempar bantal kearah Neil, tapi Neil sudah lebih dulu menjauh sambil tertawa-tawa dan melet-melet.

"Siapa suruh kebo!? Ngehehehe~" ucapnya sambil menjauh. Iyasih Gertad memang terkenal sebagai yang suka bangun paling siang di pondok Hermes.

Gertad buru-buru bangkit dari kasurnya dan melakukan ritual pagi dengan lancar bebas hambatan karena tidak harus berebut kamar mandi dengan anak-anak lain (salah satu keuntungan bangun paling siang) soalnya yang lain sudah beres semua.

Dia buru-buru memakai sepatu satu-satunya di rak sepatu dan bergegas keluar untuk mengikuti kegiatan perkemahan yang biasa.

Saat dia keluar dia melihat orang sedang ramai-ramai di dekat sebatang pohon super tinggi bin gede di deretan pohon terluar hutan, ia juga samar-samar mendengar suara jeritan parau seseorang. Ia menghampiri kerumunan itu dan melihat ke atas pohon tersebut--dan tertawa sejadi jadinya sampai sakit perut.

"SIALAN KAU GRAAAACEE!!! TURUNKAN AKU BODOH!! KUHAJAR KAU SAMPAI MAMPUS!!" Terdengar Percy yang berteriak marah-marah sementara anak-anak di bawah sini hanya tertawa melihatnya di selotip di dahan pohon yang tinggi.

Setelah Percy diturunkan dan entah atas dasar apa semua anak kena damprat Pak Chiron-- sungguh suatu ketidakadilan yang mutlak! Masa ketawa saja tidak boleh?-- kegiatan berjalan seperti biasa. Sarapan dulu tentunya, biar ngga lemas lunglai bak Putri Solo pas latihan.

Pertama-tama adalah balap lari dengan Dryad, sebagai anak Hermes tentu saja ini adalah persoalan mudah bagi Gertad, tadinya sih dia pikir demikian sampai salah satu sepatu yang dipakainya terlepas dari kakinya karena kebesaran,
melayang bebas ke atas lalu turun lagi hanya untuk membuat kepala Gertad benjol sebesar bakpao. Berlanjut dengan pelajaran berpedang, berhubung yang seharusnya mengajar sedang gosok piring alhasil mereka latihan sendiri-sendiri karena pekemah senior yang lain tampaknya masa bodoh.

'Sorong, tangkis, menghindar, masuk!' Gertad fokus pada permainannya, lawannya lengah! Kesempatan emas yang datang tak disia-siakan dan ia segera maju untuk melancarkan serangan pamungkas, tapi sasarannya adalah pedang lawannya, ia berencana memukul pedang lawannya dengan keras hingga terlempar dari tangan lawannya untuk mengukuhkan diri sebagai pemenang dalam duel ini, namun apa daya nasib berkata lain, tampaknya 3 nenek keriput itu memang memendam dendam kesumat pada Gertad atau ia semata-mata sedang sial hari ini. Gertad tersandung tali sepatunya yang lupa diikat dan kini tergeletaklah seorang Gertad yang jatuh naas karena tersandung tali sepatu, sungguh heroik!

Anak-anak sepondoknya hanya tertawa sepuas hati tanpa ada niatan untuk membantu.

"Hei bung, kenapa kau?" Neil yang merupakan lawan tanding Gertad berkata disela-sela tawanya.

"Lihat sendiri nih!" Gertad memutar tubuhnya hingga sekarang ia tiduran dalam posisi telentang.

Tragedi berikut saat bermain bola basket bersama. Hermes vs Apollo. Melawan anak Apollo dalam tanding basket itu tidak bagus tapi untunglah mereka sedikit terbantu karena sepatu Gertad yang menghajar wajah seorang anak Apollo yang akan men-shoot bola ke ring, walaupun terhitung pelanggaran sih tapi karena ini cuma main-main jadi santai, tidak ada yang namanya pelanggaran termasuk membakar celana lawan(yang dilakukan seorang anak Hermes), mengempiskan bola basket(lagi-lagi ulah seorang saudara Gertad yang kesal karena gagal men-shoot bola) dan mencuri dompet(yang dilakukan semua anak Hermes). Bisa dibilang sepatu Gertad cukup berjasa dalam game ini kecuali untuk bagian menginjak kaki Marcuis, si anak yang membunuh bola basket.

Setelah merasa cukup dijemur disiang hari bolong Gertad menepi ke tempat teduh untuk istirahat. Ia hendak mengikat tali sepatunya yang sudah mengakibatkan masalah cukup banyak hari ini saat ia menyadari 'ini bukan sepatunya'. Bodohnya ia! Sepatunya ngepas di kakinya dan lagi sepatunya tidak punya tali sepatu, bagaimana mungkin ia baru sekarang terpikir 'ini bukan sepatuku'. Gertad samar samar mengingat sepatu itu, itu sepatunya...

"sepatu keramat laknat!" Gertad menjerit seraya melempar salah satu sepatunya ke lapangan dan tak sengaja menimpuk Jay dari pondok Apollo.

Jadi, sebenarnya sepatu itu adalah sepatu hasil curian pondok Hermes yang dicuri dari toko perkemahan, tapi untuk alasan yang tidak diketahui sepatu itu biasanya bawa sial untuk pemakainya (kemungkinan besar ulah seorang saudara Gertad memberi guna-guna).

Gertad mengecek timbunan kompos perkemahan dan benar saja dia menemukan sepatunya yang pasti ditaruh disitu oleh salah satu saudara sialnya. Gertad membersihkan sepatunya sebisanya lalu berjalan kembali ke pondoknya untuk tidur siang.

~Selesee~


Note

Akhirnya daku Bisa update lagi setelah sekian lama. Maaf ya  tapi sebenernya ada tidak sih yang menunggu cerita ini T︵T

Yang kangen sama Percy dkk. Sabar ya karena next part pov Nevin, I can't wait ^ω^ > < because tbh Nevin  is my favorite oc.

So papai~

Demigod's Random Shorts حيث تعيش القصص. اكتشف الآن