Muka Ungu dan Cewek Bangkotan

94 12 18
                                    


Tadinya ini cerita mau diupdate hari Senin, ternyata jadinya lebih panjang dari perkiraan :"). Anggap aja ekstra lah. Selamat menikmati~ (dikata makanan kali?) (WARNING⚠⚠ kata tidak baku!!)

.

.

.

"KAAMBIIIIIIING!!"

Teriakan yang cetar membahana badai terdengar dari mulut seorang demigod putra Hermes yang bernama Neil, yang tengah berlari maju tak gentar dengan tamvan dan berani.

"Bona kurang ajar emang!" Disusul dengan sumpah serapah dari seekor kebo--slap!-- Gertad yang berlari di belakangnya.

Jadi, ekhem! Biar author yang baik hati dan rajin menabung ini ceritakan apa yang sebenarnya terjadi.

Bona adalah seorang putra Dionysus yang berteman cukup akrab dengan Gertad. Kemarin, Bona menyuruh Gertad datang ke pondoknya di tengah siang bolong dengan membawa seorang teman. Jadi datanglah Gertad ke pondok Dionysus sembari menyeret Neil yang berteriak protes.

Lalu... Sesampainya di depan pondok Bona... pintunya ditutup rapet. Dikunci lagi. Kamving sekaleh.

Neil keheranan, "kok dikunci? Yakin disuruh kesini?"

"Benar kok, kita disuruh kesini. Katanya penting. 'Katanya' lho, terkadang standar pentingnya Bona gak sama dengan demigod normal," jawab Gertad dengan penekanan pada Kata 'katanya'.

"Ketuk saja. Mungkin orangnya didalam," Neil mengetuk pintu tanpa menunggu jawaban saudara tirinya.

"Oit! Ada orang gak?!" Neil sedikit berteriak.

"Bona! Masih idup gak?!" Gertad ikut-ikutan manggil, sayangnya pemilihan kata katanya agak gak sehat.

"Huss... gaboleh gitu!" Tepat setelah Neil berkata demikian, pintu didepan mereka terbuka sendiri dengan bunyi KRIEEET mencurigakan yang menandakan bahwa penghuninya terlalu males buat ngolesin oli ke engselnya.

Neil dan Gertad yang sedang tidak memperhatikan pintu tersebut sedikit kaget dan terloncat. Pasalnya, dibalik pintu itu tak ada orang dan dalam pondoknya gelap pake banget, terlihat hampa dan kosong... seperti hatiku :'( (*tampol*).

"Kaget ane pintu sialan!" Gertad nyumpahin itu pintu, padahal pintunya gak salah apa-apa.

"Kok pondoknya gelap gini? Mati lampu kah?" Neil tiba-tiba bego.

"Siang bolong gini mati lampu juga gak ngaruh, dodol!" Untung Gertad masih waras.

"Oh iya ya! Lupa aku hehe.." Neil garuk-garuk belakang kepalanya sambil senyum malu.

"E-he-he-he aja kamu! Balik aja yuk kepondok! Aku mau tidur siang. Lagian kayaknya gak ada orangnya deh..." emang dasar Gertad kebo. Situ anak Hermes apa anak Hypnos? Gak aktif amat.

"Gak kreatif banget motivasinya mau ngebo. Yaudah yuk balik!"

Saat mereka hendak balik kiri bubar jalan, sesuatu malah mendorong mereka kedalam pondok Dionysus sampai mereka jatuh terjerembab. Pintu di belakang mereka dibanting tertutup sebelum mereka sempat bereaksi.

"Aduh... Woy!! Apa-apaan nih?!" Gertad murka.

"Waduu... sakit pak!" Neil ngeluh doang.

"Pintunya kekunci!" Gertad mencoba membuka pintu namun gagal karena nampaknya pintunya terkunci.

"Masa? Macet mungkin," Neil mencoba membantu Gertad dalam usahanya membuka pintu. Mereka menarik dan mendorong pintu tersebut dengan segenap jiwa raga namun hasilnya nihil, pintu tersebut ternyata sangat keras kepala.

Demigod's Random Shorts Where stories live. Discover now