#18 AKU AKAN MENJADI HANTU SEKARANG

Start from the beginning
                                    

"Aku tidak percaya akan mengatkan ini. Kau sudah menyukainya dari dulu, kan?" Se Na mengucapkannya dengan nada sinis sesaat pelukan Taeyang di lepaskannya.

"Apa maksudmu? Jangan konyol, Se Na-ah... Kau sangat tahu bagaimana aku mencintaimu. Bagaimana pun juga Ji Yeon tetap sahabat kita, kita berutang banyak padanya."

"Ani... Kau... Hanya merasa kasihan padaku. Itu bukan cinta, tapi rasa iba," sekuat mungkin mengatur napasnya dan agar tangis atau air matanya keluar. Rasany benar-benar sakit di dalam sana.

"Ucapanmu tak masuk akal. Kau lupa apa yang Ibu Ji Yeon katakan?"

"Itu tabrak lari. Polisi setempat juga sudah menyelediki lingkungan itu, tapi semua cctv saat itu mati karena ada perbaikan listrik."

Se Na masih tidak terima, walaupun ia uga tahu kalau Taeyang mecurigai Ayahnya di balik ini semua.

"Aku tidak bisa membiarkan Ayahku bertindak lebih jauh lagi. Kau juga tahu bagaimana Ayahku. Geuronnikka... Ikutlah denganku, kita akan meminta maaf pada Ji Yeon atas semuanya. Dia tidak bersalah, tapi kita selalu menyakitinya." Memegang kedua pundak Se Na sembari menatap langung ke dalam maniknya.

Tatapan Se Na perlahan melembut. Kesadarannnya aka n kesalahan yang telah di klakukan pada Ji Yeon membuatnya sadar kembali.

"Mianhe... Aku tidak seharusnya egois.. hikss..." menghambur ke dalam elukan Taeyang bersamaan dngan keluarnya air matanya. "Aku ikut! Aku ingin melihat Ji Yeon."

Ny. Jo Hye yoo a.k.a. Ibu Taeyang tampak sedang memastikkan barang-barang yang sudah ada di bagasi mobil sedari tadi. Ny. Jo juga akan ikit ke Korea, katanya ia merindukan makanan disana.

Ny. Jo tersenyum saat melihat Taeyang dan Se Na juga sudah siap. Mereka aka langsung ke bandara karena jadwal keberangkatan mereka sebentar lagi.

*****

YEOSOB POV

SIAL!!

Kenapa nenek sihir itu sangat keras kepala sekali. Kapan kepalanya itu akan melunak sedikit. Pantas saja tak ada satu pun pria yang mau dengannya. Tidak heran, kalau Taeyang Hyung meninggalkannya. Ck!

Aku tidak marah pada Noona. Hanya saja, aku kesal karena dia ingin menghentikkan penyelidakannya. Bagaimana pun juga bajingan itu harus di tangkap, siapa pun dia. Aku bersumpah akan membuatnya menjadi seperti makanan ikan piranha!

Drrt..!!

Drrt...

Drrrt...

Drrrt...

Drrtt...

"Arggh... Tidak bisakah sesorang membiarkanku sendiri!!!" teriakku di tengah jalanan zebra cross. Suaraku mampu membuat orang-orang di sekitarku menatap aneh dan heran padaku.

Drrt...

Drrrt...

Drrrt...

Drrtt...

Siapa pun yang menelpon ini benar-benar tak tahu malu. Ponsel di saku celana ku tak berhenti bergetar menyombongkan kehadiran si penelpon.

Drrt...

Drrrt...

Drrrt...

"Wae..!" ucapku masih kesal. Aku bahkan mengangkatnya tanpa melihat lagi ID Caller nya. Siapa lagi yang meneleponku seperti orang ke setanan kalau bukan Noona-ku, jadi aku tidak perlu melihatnya lagi.

"Ada apa lagi?" tanyaku karena dia masih tak bersuara. Mungkin dia berpikir akan meminta maaf?

"Kau masih marah padaku rupanya," ucapnya.

Aku mengerjapkan beberapa kali mataku tepat aku sudah berada di seberang jalan. Tidak mungkin suara Noonaku berubah seperti pria karena kecelakaan. Dengan segera akau memeriksa ID Callernya dan benar itu bukan Noona-ku, tapi itu Taeyang Hyung. Aish!!

"Aku sekarang di bandara...

"Aku tidak bertanya."

"Aku sudah mendengarnya. Ibumu sudah memberi tahuku beberapa waktu yang lalu, kalau Ji Yeonie mengalami kecelakaan."

"Lalu?"

"Aku akan berkunjung setelah aku sampai. Dan juga-

"Jangan tampakkan dirimu lagi di depan Noona-ku. Aku memperingatkanmu!"

Segera aku ingin beralih ke icon merah yang sudah siap untuk mengakhiri panggilannya, namun sahutan dari Taeyang Hyung membuatku berhenti sejenak.

"Chakkaman, Yeosob-ah..."

Aku tak menjawab juga tak mematikan sambungannya. Aku menunggu ia melanjutkan ucapannnya.

"Aku minta maaf..."

Klik!

Aku sedang tidak dalam keaadan ingin berbicara panjang lebar atau pun bertemu dengannya dengannya. Tidak untuk sekarang dan kapan pun itu. Aku juga tidak berharap dia datang menjenguk Noona-ku.

Jujur...

Kalau bukan karena dia telah menipu Noona-ku dan juga keluargaku, aku mungkin masih sering bermaain denganya. Aku merindukan saat dimana ia sering menemaniku bermain game yang kadang aku harus memainkannya di tempatnya karena jika aku ketahuan lagi membeli itu terus Ji Yeon Noona tak segan untuk menyitanya. Gym yang baru saja ku beli belum lama ini masih tersimpan di apartemen Taeyang Hyung. Aku belum sempat mengambilnya kembali.

Haaa....

Cuaca sekarang benar-benar sangat mendukung untuk piknik. Aku pasti akan membawa Noona ke Pulau Nami. Dia sangat ingin ke sana saat cuaca seperti ini.

****

LEE SHI KYUNG POV

Aku hanya bisa berdiri disini dan menatapnya dari kejauhan. Dia kini tengah duduk di sudut bangku yang menghadap tepat ke arah taman rumah sakit ini. Tak lama Shi Young menelponku, Ga Ram juga turut meneleponku dan memberitahuku agar sebaiknya aku melihat keadaan Ji Yeon yang sudah pulih.

Aku sebenarnya sampai sekarang masih tak punya keberanian untuk menampakkan diri di hadapannya, karena itulah aku hanya bisa berdiri disini dan melihat punggungya. Rasa bersalahku akan semakin menjadi kalau aku sampai menunjukkan diriuku di depannya, aku kan menjadi orang yang tak tahu malu karena membuuatnya seperti itu.

Begini saja sudah cukup buatku. Melihat dia sudah dalam keadaan baik-baik saja sudah membuat sedikit beban di pundakku terrangkat. Aku bahagia dia telah kembali. Sangat bahagia.

Back to AUTHOR pov

Ji Yeon merasa mulai merasa pengap. Ia merasa bosan dalam ruangan ini. Yang ia lakukan hanya berbaring di bangkar, dan sesekali mengajak Ibunya mengobrol. Rasanya sesak walaupun dia disini tak sendirian, ada Ibunya yang masih setia menemaninya sedangkan Ayahnya kembali lagi ke kantor.

Dia sudah selesai menjalani berbagai tes, dan juga tadi sempat berjalan-jalan sedikit setlah melakukan tes di temani oleh Ibunya. Ji Yeon hanya melakukan tes yang di sarankan oleh Dr. Park Ga Ram, selain itu ia baik-baik saja, tak ada yang salah dengannya bahkan ia bisa berjalan sendiri dan lainnya.

"Omma..." panggil Ji Yeon

Ibunya menoleh ke arah Ji Yeon.

"Selama aku di rumah sakit, apa ada seseorang yang datang menjengukku?"

Ibunya berpikir sebentar, mengingat-ingat siapa yang datang.

"Eopseo?" tanya Ji Yeon lagi, sedikit ada nada kecewa disana.

"Aaaah... Ibu ingat! Ada seorang namja yang selalu datang setiap hari dia bahkan sering menjagamu. Dia juga yang menyelamatkanmu dan membawamu ke rumah sakit saat kau kecelakaan. Dai sepertinya anak yang baik, tak hentinya ia menyarankan ibu dan lainnya untuk tidur dan sebagai gantinya dia yang menjagamu." Jelas Ibu Ji Yeon panjang lebar.

"Berarti aku tidak salah lihat," gumam Ji Yeon.

ANDANTE 2Where stories live. Discover now