#18 AKU AKAN MENJADI HANTU SEKARANG

70 19 3
                                    

"Ji Yeonie..."

Tn. Ahn langsung berlari memeluk putrinya yang sedang memakan jeruk yang di kupas oleh istrinya. Sambil tersenyum, Ji Yeon membalas pelukan Ayahnya. Yeosob dan Ibunya memandang haru sekaligus bahagia pada keduanya. Mereka berempat berada dalam situasi yang sangat bahagia.

"Aigh... Sepertinya Ayahlah yang paling merindukanku disini," goda Ji Yeon lengkap dengan sipitan matanya.

"Entahlah..." ucap Tn. Han dan sekestika kembali bersikap cool sambil merapikan jas dan dasinya.

"Geurae...? Hmm, kenyataannya tidak seperti itu," menahan tawanya agar tak kelepasan.

"Jangan bersikap sok keren lagi. Kau tahu, Ji Yeonie... Ayahmulah yang sangat tidak bisa tertidur nyenyak." Ucap Ny. Ahn, turut memberi komentar.

"Appa bahkan menyewa detektif swasta untuk menyelidiki kecelakaan Noona." Sambung Yeosob.

"Penyelidikkan? Appa?!"

"Kita harus tahu orang yang membuatmu seperti ini. Orang itu harus bertanggung jawab atas kekacauan yang dia buat. Dan, ayah rasa ini bukan kasus tabrak lari biasa."

"Hentikan penyelidikkannya!" ucap Ji Yeon dengan nada yang sangat tegas.

Seketika, atmosfernya berubah.

"Mwo?! Andwe! Aku setuju dengan ayah untuk menagkap pelakunya. Lihat, Nonna sendiri hampir meninggal karena itu." Sanggah Yeosob.

"Tak ada yang perlu di selidiki! Yang terpenting sekarang aku masih hidup,kan? Geuronikka, jaebal appa... hentikan penyelidikannya. Jika ini bocor sampai ke media, saham kita yang akan berdampak nantinya."

"Apa pekerjaan lebih penting di bandingkan nyawa Noona, iya?! Persetan dengan sahamnya!!"

"Bukan begitu, Yeosob-ah... Mak-

"Arraseo!! Pendapatku memang tak pernah di anggap. Lakukan semau kalian!" langsung keluar dan membanting pintu hingga mengeluarkan bunyi yang tak mengenakkan di telinga.

"Yeosob-ah... Yeosob-ah! Hyakkk... Kau mau kemana?!" panggil Ji Yeon, namun tak di indahkan sama sekali oleh Yeosob.

Ny. Ahn yang menyimak menjadi merasa bersalah sekarang dan juga tak bisa berbuat banyak pada situasi seperti ini.

"Akan Ayah lakukan," ucap Tn.Ahn tiba - tiba bersuara.

Ji Yeon menatap langsung ke manik ayahnya itu dengan tatapan meminta jawaban atau setidaknya penjelasan dari itu.

"Apa maksud Ayah adalah penyelidikkannya?" tanya Ji Yeon,

"Jangan membuat adikmu khawatir lagi. Kau sangat tahu betul bagaimana sifatnya," tatapan tulus mampu menenangkan perasaan Ji Yeon.

******

"Haruskah kau bertindak seperti ini?!"

Se Na memandang Taeyang dengan marah. Maniknya sudah berkobar seperti api yang menyalat. Taeyang menatap sekilas ke arah Se Na, lalu kembali lagi memasukkan barang-barangnya ke dalam koper besar, bukan hanya miiknya tapi juga ada beberapa milik Se Na. Sepertinya mereka akan pindah atau bepergian untuk bulan madu?

"Han Taeyang!! Kau tidak mendengarkanku?!" menahan tangan Taeyang agar berhenti memasukkan barang-barang ke dalam koper.

Taeyang berdelih. Ia berpindah mengambil pasportnya di laci nakas dan segera memasukkannya pada mantel yang ia kenakan.

"Kita akan pergi sekarang, uhm?" kata Taeyang lembut.

Taeyang memeluk sebentar Se Na agar lebih tenang, setidaknya ini akan jauh lebih efektif di bandingkan ia harus beradu argumen dan akhirnya tidak jadi pergi.

ANDANTE 2Место, где живут истории. Откройте их для себя