#7 Kebetulan ataukah Takdir?

118 34 13
                                    

Semuanya menikmati hidangan makan siangnya dengan gembira. Walaupun begitu, Shi Kyung dan Shi Young tidak pernah berhenti untuk saling menggoda satu sama lain. Ga Ram dan yang lainnya hanya bisa menggeleng kepala, heran melihat si kembar ini yang tak kunjung damai juga.

"Hyak, Bernard! Aku tidak akan mengundangmu! Dan kalian semua berhenti menertawai kami!" Shi Young mulai terbawa dengan situasi sekarang.

"Geurae? Eottokae... kalau begitu kau akan berjalan sendiri di altar, pabboya!" Goda Shi Kyung lagi.

"Ah... Omma!!!" Kesal Shi Young

"Sudah... Sudah... Cepat selesaikan makan kalian. Ibu pergi dulu melihat cafe." Ucap Ibunya.

Sontak, secara bersamaan melihat ke arahnya.

"Omma!!" Protes Shi Kyung dan Shi Young bersamaan.

"Eonni istirahatlah untuk hari ini, uhm? Aku baru saja datang dan Eonni mau pergi?" Ucap adiknya

"Aku hanya sebentar. Aku pergi dulu." Berjalan meninggalkan mereka yang masih duduk di meja makan.

Selepas ibunya pergi, Shi Young seketika kehilangan selera makannya. Ga Ram mengamati Shi Young yang kini mulai cemberut.

"Gwaenchana. Aemonim hanya pergi sebentar," ucap Ga Ram menenangkan kekasihnya.

"Kau seperti tidak tahu saja. Apa kau itu benar putri ibu?" Imbuh Shi Kyung dengan asal.

"Hyak!!" Protes Shi Young sambik memukul kepala Shi Kyung.

"Akh..." adu Shi Kyung tak terima.

Setelah suapan terakhir Shi Kyung pamit pada yang lainnya.

"Aku juga harus pergi. Ada beberapa hal yang harus ku selesaikan hari ini. Annyeong..."

Baik Imo-nya maupun Ga Ram dan Shi Young hanya mengangguk paham karena tahu bagaimana sibuknya dia sekarang ini.

****

Meeting baru saja berakhir dan yang tersisa dalam ruangan itu adalah Shi Kyung bersama Sekretaris Im dan juga Ayah Ji Yeon, Han Tae Yang, dan juga Sekretaris Hong. Mereka sedang membicarakan tentang keputusan untuk bekerja sama satu sama lain.

"Keuntungan apa yang akan kami dapatkan?", tanya Shi Kyung memuali percakapan.

Ayah Ji Yeon tersenyum miring seketika.
"Banyak hak yang akan kau dapatkan dari kami. Kami sudah mereservasi untuk waktu yang lama atas hal ini."

"Kami juga sudah menyiapkan 14% saham dari keuntungannya", imbuh Tae Yang.

Shi Kyung dan Sekretaris Im saling menatap satu sama lain.

"Itu tak akan mudah. Bagaimana dengan nasib karyawan jika kami mendapat keuntungan sebesar itu?", Ujar Sekretaris Im semakin menarik mereka.

Baik Tae Yang maupun Ayah Ji Yeon sama-sama sedang berpikir keras untuk itu.

"Eottokkaeyo? Aku tidak akan mau jika banyak yang menderita nantinya", Ucap Shi Kyung dan langsung bangkit dari duduknya hendak pergi dari situ di ikuti oleh Sekretaris Im.

Mereka keluar dengan damai tanpa sedikit pun dari mereka yang mencegahnya karena terlalu larut dalam pikirannya masing-masing.

Sambil berjalan, Shi Kyung melepaskan kancing tuxedo yang ia kenakan dan melonggarkan sedikit dasinya.

Shi Kyung menghela napas.

"Apa mereka gila? Ani! Kenapa mereka memberiku keuntungan sebesar itu? Apa mereka juga tidak memikirkan karyawannya?", Ucap Shi Kyung dengan nada yang sedikit kesal.

ANDANTE 2Where stories live. Discover now