#15 DILEMA

53 20 0
                                    

Sekarang ini Jiseob Group tengah mengalami masa genting. Bagaimana tidak? Han Tae Joon, yakni ayah dari Han Taeyang kini telah memimpin rapat darurat dengan agenda pemberhentian Direktur Eksekutif, Ahn Ji Yeon. Sebagian besar yang hadir dalam rapat tersebut berpihak pada Direktur Han. Ayah Ji Yeon saja sempat shock karena hal ini.

"Saham menurun hingga 20% dan di tambah lagi dengan investor kita yang tak ingin berhenti berinvestasi dengan kita. Kemarin, cabang kita di China juga mengalami kondisi serupa dengan kita." Ungkap Tn. Ahn memulai rapatnya.

"Mworago? Apa saja yang kalian lakukan, eoh?!" komentar salah satu dewan direksi, Cho Ha Nom.

"Memangnya perusahaan itu mainan?!" ucap seseorang di samping Cho Ho Nom.

"Majjayeo!!" protes sebagian anggota dewan yang lain.

Han Tae Joon semakin besar kepala. Ia puas, karena sepertinya rencananya akan berhasil. Sedang, Tn. Ahn tak bisa berkutik, dan hanya diam sambil memijit pelipisnya yang sakit.

"Waejang-nim, apa yang akan kau lakukan kali ini?" tanya Cho Nam Ho pada Tn. Ahn.

Tn. Ahn kembali memijit pelipisnya. Ia tampak berpikir. Saat hendak bersuara, Han Tae Joon sudah lebih dulu berbicara.

"Saham yang menurun, beberapa cabang perusahaan mengalami krisis, dan keuangan perusahaan kita juga tak stabil. Siapa yang akan bertanggung jawab terhadap hal ini, Waejan-nim?" Serang Tn. Han yang semakin membuat Tn. Ahn bungkam.

Melihat Ketua yang kini semakin tak bisa berbuat apa-apa, semakin membuatnya rencanya tinggal setahap lagi.

"Kalau saja, kita menandatangi perjanjian dengan pihak WL Group tentu hal ini tidak akan terjadi."

"Bukankah itu Direktur Eksekutif kita, Ahn Ji Yeon-ssi yang menolaknya waktu itu?" komentar pria yang duduk di paling sudut.

"Eottokaeyo? Direktur kita tengah terbaring dirumah sakit. Ku dengar dia mengalami kecelakaan dan kini terbaring koma." Ungkap Direktur Han lengkap senyum evil ketika usai mengatakannya.

Keseluruhan angggota dewan yang hadir mulai berbisik dalam ruangan hingga menimbulkan suara yang bising disana. Banyak dari mereka yang marah dengan hal ini. Hal ini benar-benar membuat Han Tae Joon menjadi semakin percaya diri akan keberhasilan rencananya. Saat keributan itu terjadi, sekretaris Hong masuk dan langsung membisikkan sesuatu pada Tn. Ahn. Seketika, mimiknya langsung berubah 180 derajat dari sebelumnya.

*****

Ruangan putih itu sudah ditempati Ji Yeon selama hampir sebulan. Masih belum ada pertanda akan Ji Yeon sadar dari komanya. Alat-alat yang di pasang oleh tenaga medis disana masih setia menemaninya, menemani setiap detik napasnya.

Yeosob barusaja kembali. Tak sengaja ia berpapasan dengan Shi Kyung saat akan memasuki lift untuk mengunjungi kamar tempat Noona-nya dirawat. Hening... saat mereka berdua ada dalam lift tersebut.

"Apa hubunganmu dengan Noona-ku?" tanya Yeosob tanpa melirik sedikit pun pada Shi Kyung yang berdiri di sampingnya.

Shi Kyung terdiam. Ia berpikir tentang jawaban yang tepat untuk pertanyaan itu. Teman? Parter kerja? Atau ... Bukan siapa-siapa.

"Kurasa kau tidak perlu repot-repot lagi untuk tetap mengunjungi Noona-ku. Aku sangat berterima kasih karena telah menolongnya. Geundae... kehadiranmu disini membuatku tidak nyaman dan juga Noona-ku," ujar Yeosob mengutarakan perasaan sebenarnya.

"Tapi, aku hanya...

"Kuharap ini menjadi terakhir kalinya aku melihatmu," ucap Yeosob bersamaa dengan terbukanya pintu liftnya. Ia membungkuk sebentar lalu keluar lebih dulu meninggalkan Shi Kyung yang tertegun dalam diamnya.

Ucapannya Yeosob yang mengatakan secara terang-terangan kalau dia tak menyukainya mengiang dalam telinga dan pikiran Shi Kyung. Bahkan, ia tak melangkahkan kakinya walau seinci dari tempat ia berdiri hingga akhirnya pintu lift kembali menutup. Lama ia masih terdiam, namun deringan ponsel di saku celanannya menyadarkannya. Tertulis disana nama ID Callernya adalah Hyungnim.

"Waeyo?" tanya Shi Kyung sedetik setelah mengangkat telepon itu.

"Kau sudah mendengarnya?" tanyanya balik.

"Mwogga?" tanya Shi Kyung yang tidak tahu apa maksud dari Sekretaris Im.

"Nona Ji Yeon akan di berhentikan hari ini. Direktur Han mengumpulkan dewan direksi serta para pemegegang saham untuk membahas pemberhentiannya. Jika ini terjadi, maka hal yang lebih buruk dari hal ini akan terjadi," jelas Sekretaris Im memberitahu semua yang ia ketahui.

"Mwo?!" pekik Shi Hyung saat mendengarnya.

"Apa yang akan kau lakukan, Daepyo-nim?"

Shi Kyung kembali lagi berpikir. Ia lalu teringat akan sesuatu. Setidaknya hal itu bisa membantu mencegah atau bahkan menggagalkan niat Direktur Han.

"Daepyo-nim.. kau masih disana?

"Ooh.. Kau dimana sekarang," tanya Shi Kyung serius.

"Di kantor." Jawab Sekretaris Im.

"Sekarang juga kau ke ruanganku dan ambillah map biru di mejaku. Ku kira itu akan sedikit membantu. Pastikan tidak terlambat memberikannya."

"Ye, Daepyo-nim. Aku sedang dalam perjalanan ke ruanganmu."

****

Jalur koridor rumah sakit ia lalui dengan penuh keheningan. Suara langkah kakinya mendominasi disana. Tak ada seorang pun yang lewat disana, hanya dialah seorang yang menyusuri koridor itu. Langkah kaki itu kemudian berhenti tepat di sebuah kamar rawat pasien. Dengan tak ragu, ia langsung memasuki ruangan itu dengan wajah yang tertunduk.

Betapa terkejutnya saat ia mengangkat wajahnya dan bertemu pandang dengan pasien yang ada disana. Ia benar-benar tak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Sedang Ahn Ji Yeon nama pasien itu tengah menatapnya tanpa sedikit pun mengedipkan matanya.

"Eo...o... oeottokae... " gumamnya yang tak percaya dengan apa yang di lihatnya.

ANDANTE 2Where stories live. Discover now