#10 Pabbo!

90 26 3
                                    

Ji Yeon meminum sampai habis botol air minum yang baru saja di ambilnya dari kulkas. Rasanya tenggorokkan seperti gurun tandus. Kering, dan sangat kering.

"Haaaah.... Apa yang baru saja ku lakukan tadi?" Membayangkan bagaimana dirinya saat berbicara pada rapat tadi siang.

Ini benar-benar gila. Bahkan, dia sendiri tak menyangka akan nekat menerobos masuk.

Seharusnya dia tidak harus melakukan ini. Seharusnya!

"Noona... Kau sungguh ke kantor? Jinjja? Ayah memberitahuku tadi. Kau sungguh kesana?" Tanya Yeosob yang baru datang entah dari arah mana.

Ji Yeon memperhatikan penampilan Yeosob dari ujung kaki sampai ujung rambut. Dia terlihat berbeda dengan setelan T-shirt dan celana olahraga, serta rambut acak-acaknya.

"Katakan padaku! Noona, pergi kan?" Desak Yeosob tak sabaran.

Semua orang yang mengenal Ji Yeon pasti akan bertindak seperti Yeosob sekarang yang masih tak percaya Ji Yeon ke kantor Ayahnya dan berbicara dalam rapat yang tengah berlangsung. Mendengar ucapan Ayahnya tentang bisnisnya saja, sudah membuat telinga Ji Yeon serasa terbakar. Apalagi ia kesana?

"Oo. Aku pergi," ada sedikit penyesalan disana.

"Woah... Daebak!! Daebak!!" Yeosob terkejut hingga tanpa sadar mulutnya membuka lebar.

"Diamlah! Jangan terus mengangguku!"

Paginya Ji Yeon sudah tampak rapi dengan setelan kantor. Baju kameja biru tosca serta rok hitam diatas lutut.

Baik Ibunya, maupun Yeosob dan Ayahnya sama-sama tak percaya melihat Ji Yeon yang berubah drastis belakangan ini. Ji Yeon menyadari atmosfer saat ia berada di meja makan untuk sarapan.

"Wae? Kenapa kalian melihatku seperti itu?" Tanya Ji Yeon usai menggigit sandwichnya. "Mulutmu menganga terlalu lebar," sindir Ji Yeon pada Yeosob. Yeosob langsung mengatup mulutnya dan memakan lagi sarapannya.

"Ji Yeonie, kau sakit? Apa perlu Ibu panggilkan dokter?" Tanya Ny. Ahn masih dalam keheranannya.

"Apa maksud Ibu dengan memanggil dokter? Aku sepenuhnya masih sehat." Jawab Ji Yeon, dan dengan santainya lagi melahap sarapannya.

"A-Ani... Ibu sepertinya berpikir aneh"

"Aah! Appa?" Panggil Ji Yeon, Ayahnya pun menatap putrinya itu usai menjawabnya dengan gumaman.

"Mulai hari ini aku akan mengurus perusahaan. Jadi, Ayah bisa istrahat untuk sementara waktu. Ayah tidak perlu khwatir, karena bisa ku pastikan aku bisa melakukan semuanya dengan baik."

"Ne?!" Ucap Yeosob dan Ibunya bersamaan. Sedang, Ayahnya masih bersikap tenang sekali.

"Kau yakin ingin melakukannya?" Komentar Ibunya. Ji Yeon mengangguk mantap.

"Noona, micheosseo? Apa karena Noona habis di campakkan, pikiranmu jadi terganggu? Omma, cepat panggilkan dokter untuk Noona. Ini sangat membuatku merinding," komentar Yeosob juga.

"HYAK!!" Bentak Ji Yeon, membuat Yeoasob menunduk patuh. Siapa pun yang mendengar Ji Yeon berteriak seperti ini pasti akan menutup telinganya masing-masing, termasuk Yeosob dan Ibunya sekarang terkecuali Ayahnya.

****

LEE SHI KYUNG POV

Menghirup udara segar di desa ini. Yeah, aku sekarang di rumah nenek. Entah bagaimana aku sangat merindukan semua yang ada disini. Tidak ada orang disini, hanya aku sendiri. Bibi sekeluarga sekarang sedang menikmati liburannya di pulau Jeju untuk beberapa hari kedepan.

ANDANTE 2Donde viven las historias. Descúbrelo ahora