Epilog

743 66 15
                                    

Disebuah restoran tampak seorang laki-laki yang mengenakan kemeja berwarna hitam sedang berjalan sambil menatap restoran yang menjadi tempatnya berkumpul bersama teman-temannya setelah sekian lama.

Laki-laki itu pun langsung masuk dan menoleh ke kanan dan kiri seperti mencari seseorang. Dirinya menangkap lambaian tangan dari seseorang dan langsung menghampirinya. Dilihatnya Jeje dan Rasya duduk dimeja yang sudah dipesan.

"Sorry lama. Tadi pasien gue banyak nih." Ujarnya sambil membuka buku menu.

"Iya Deh Dokter Nabil hahaha." Sahut Jeje.

"Kayaknya dia doang ya yang belum berubah Sya." Kata Nabil sambil menuding Jeje.

"Tahu tuh. Stress kali dia abis nikah sama Kak Sendy hahaha."

"Ngeledek aja loe Sya. Nah loe kapan dah mau ngelamar Thacil? Loe kan udah mapan Sya?"

"Dalam waktu dekat. Ortunya sih udah ngasih lampu hijau."

"Wah ada yang mau nyusul kita nih. Kita buat pesta lajang yuk."

"Boleh juga tuh."

"Hei Bapak-bapak jangan pesta-pesta terus. Gak baik loh."

Mereka menoleh dan melihat Frieska yang berdiri dengan balutan setelan formal. Mereka langsung bangkit dan menggeser kursi untuk satu-satunya wanita yang dulu menjadi Kakak sulung untuk mereka dikosan.

"Ada Frieska. Duduk loe sini." Ajak Jeje.

"Udah pada pesen belum?" Tanya Frieska.

"Udah. Loe juga udah dipesenin sama Rasya kok." Sahut Jeje.

"Oke deh."

"Gimana Kak? Udah isi?" Tanya Nabil.

"Doain aja Bil. Semoga aja aku sama Dhika cepet dikasih."

"Pastilah kita doain. Iya kan?"

"Iya dong. Nah loe gimana Bang? Udah isi sama Kak Sendy?"

Jeje hanya senyum-senyum tidak jelas. Dan mereka tahu apa arti dari senyuman itu dan langsung bersorak.

"Wah selamat ya. Udah berapa bulan Bang?" Tanya Rasya.

"Baru kok. Doain ya kandungannya Istri gue sehat." Sahut Jeje.

"Siap dah." Nabil mengacungkan jempol.

"Nah buat perayaan Jeje bakal jadi Bapak, berarti Jeje yang bakal traktir kita semua. Setuju?"

"SETUJU BANGET HAHAHA."

"Heh teori dari mana tuh?"

"Hahaha."

Akhirnya mereka mulai makan. Dan suasana tawa kembali terdengar seperti saat mereka hidup bersama dalam satu kosan. Tapi setelah semuanya satu-persatu lulus kuliah dan mendapat pekerjaan yang mapan.

Pertama yang meninggalkan kosan tentu saja Vernando. Lalu disusul Frieska yang diboyong Dhika ke rumah pribadinya. Lalu Jeje ikut meninggalkan kosan disusul kemudian Nabil. Kini hanya Rasya yang tinggal dikosan bersama para penghuni baru.

Tapi bukan tak mungkin kalau Rasya juga akan meninggalkan kos-kosan dalam waktu dekat. Akhirnya pembahasan mereka sampai pada kabar Vernando dan Naomi yang sudah pindah ke rumah milik Vernando.

"Eh gimana ya kabar Bunda Naomi sama Kak Ver?" Ujar Rasya.

"Mereka udah punya anak Sya. Kemarin aku sama Dhika ketemu." Jawab Frieska.

"Anaknya perempuan apa laki Fries?" Tanya Jeje lalu memakan pastanya.

"Laki-laki. Ganteng dah kayak Kak Ver."

"Kalau ketemu salam ya Kak."

Frieska mengangguk. Saat mereka sudah selesai makan, Smartphone milik Nabil bergetar. Nabil melihat layarnya dan tersenyum. Lalu diangkatnya ponselnya.

"Halo." Sapa Nabil.

"...."

"Iya ini lagi diresto. Biasa ketemu sama penghuni kos." Ujar Nabil.

"...."

"Oh gitu. Oke deh. Tunggu ya. Aku jemput nih."

"...."

"Iya sayang."

"...."

"See you."

Sambungan terputus dan Nabil langsung bangkit sambil mengantungi Smartphonenya ke saku. Teman-temannya menatap Nabil dan tersenyum. Mereka sudah tahu kalau Nabil kini sudah bersama Shania. Bahkan mereka sudah menikah setelah Jeje menikah.

"Gue cabut duluan ya." Pamit Nabil.

"Salam buat Istri loe ya. Bilang sesekai kita kumpul bareng." Ujar Rasya.

"Sip."

Nabil langsung pergi dari restoran. Dibukanya pintu mobilnya dan langsung menjalankannya dengan kecepatan sedang. Dia tak ingin membuat Istrinya mennggu lama. Jadi dia harus cepat.



***



Kini Nabil sedang bersama Shania yang duduk dipangku Nabil. Mereka tampak bahagia sambil sesekali Nabil mengelus perut Shania lembut. Mereka tak menyangka kalau mereka sekarang sudah menjadi Suami-Istri.

Ada satu fakta yang ternyata baru mereka ketahui. Fakta itu adalah mereka ternyata sudah dijodohkan sejak kecil. Dan ternyata mereka memang berjodoh. Tentu saja mereka heran saat Nabil membawa Shania menemui orang tuanya, mereka langsung merencanakan pernikahan.

Bahkan orang tua Shania langsung setuju untuk menikahkan Shania dengan Nabil. Dan kini mereka resmi menikah. Masih teringat dibenak Nabil saat Shania pergi meninggalkannya dan ternyata mereka kembali bertemu dikampus. Walaupun mereka harus berselisih lebih dulu.

"Sayang, masuk yuk. Dingin nih." Rengek manja Shania.

"Oke." Nabil langsung menggendong Shania ke kamar ala bridal.

"Pelan-pelan dong." Kata Shania kaget.

"Maaf sayang."

"Aku sayang kamu. Dulu hingga selamanya."

"Me too Shania. Me too."

Nabil membawa Shania ke kamarnya dan langsung membaringkan Istrinya ke kasur. nabil menatap mata Shania dengan penuh cinta. Begitupun Shania. Nabil langsung mencium leher Shania hingga Shania tertawa kegelian.

"Ada satu hal lagi yang harus kita lakukan Bil." Kata Shania.

"Apa itu?" Tanya Nabil.

"Kita kasih orang tua kita cucu yuk." Sahut Shania dengan pandangan nakal.

"Baru aku mau melakukan itu sayang."

"Tapi jangan sekarang."

"Kenapa?"

"Pokoknya jangan sekarang."

"Ish kenapa sih? Aku udah gak tahan nih."

"Aku lagi datang bulan Bil."

  "%$#@@$%%^^"  




END




Hahaha akhirnya selesai juga. Maaf ya epilognya sedikit. Lagi gak ada ide nih. Untuk season 2 sebentar lagi akan saya update. Terima kasih sudah mau membaca ff saya ini. Mohon vote dan komen ya

Anak Kos Dodol (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang