Part 33

590 74 10
                                    

Keesokan harinya, Shania datang dan langsung melaksanakan tugasnya. Frieska sudah menunggu Shania dan berdiri didepan kos-kosan untuk menyambutnya. Saat Shania datang, Frieska langsung tersenyum dan Shania mengikuti langkah Frieska.

"Jadi apa aja tugas aku Kak?" Tanya Shania.

"Ngecek kos-kosan, periksa listrik, menagih uang kos dan mengecek kerusakan yang ada. Misalnya air macet, lampu mati dan semacamnya." Sahut Frieska.

"Sebanyak itu?" Kata Shania tidak percaya.

"Gak kok. Kamu mah cek kos-kosan sama nagih uang kos aja. Sebentar lagi tempo bayar uang kos penghuni."

"Kakak udah lama ngekos disini?"

"Begitulah. Sejak kos-kosan ini berdiri. Waktu itu aku ngekos sama temen-temen aku. Tapi mereka pindah. Ada yang kerja bahkan menikah. Sampai aku sendiri ada disini."

"Pasti bosen sendirian disini."

"Iya. Bahkan sampe mau pindah kos. Untungnya Kak Ver pindah kesini sebelum aku sempet nyari kos-kosan baru."

"Terus kenapa gak jadi pindah?"

"Karena waktu itu Kak Ver dateng mau ngekos. Senanglah aku punya temen."

Shania mengangguk. Setelah berkeliling kos-kosan dan menjelaskan apa saja yang harus dilakukan Shania, mereka kembali ke ruang tamu. Tak lupa Frieska menyuguhkan jus jeruk pada Shania. Shania meminumnya sedikit lalu menatap Frieska.

"Repot-repot segala Kak." Ujar Shania.

"Gak ngerepotin kok. Oh iya. Boleh aku nanya?" Tanya Frieska.

"Tanya aja Kak." Kata Shania.

"Kamu udah lama kenal sma Bunda?"

"Bunda?"

"Maksud aku Bunda Naomi."

"Oh kalau kenal secara pribadi sih gak Kak. Tapi orang tua aku iya."

"Maksudnya?"

"Orang tua aku itu karyawannya Ci Omi. Karena aku sering ke kantor Ci Omi, aku jadi kenal. Tapi gak terlalu akrab."

"Terus kenapa kamu dimintain tolong sama Bunda buat jaga kos-kosan?"

"Waktu itu aku kebetulan dateng ke kantor Ci Omi karena dokumen Papa ketinggalan dirumah. Jadi aku anter ke kantor. Abis aku nganter dokumen, Ci Omi minta tolong aku buat jaga kos-kosan punya dia karena gak ada yang ngurus."

"Pertamanya sih aku nolak. Abis aku gak ngerti tentang ngurusin kos-kosan gitu. Tapi orang tua aku ngebujuk aku. Akhirnya aku mau juga dari pada gak ada kerjaan."

"Hm gitu ya."

Shania mengangguk. Tanpa sengaja dia melihat Smartphone milik Frieska yang diletakkan dimeja. Wallpaper Smartphone Frieska terlihat foto Frieska dengan seorang laki-laki tampan berwajah dingin yang tampak ceria.

Pacar Kak Frieska pasti nih. Ganteng juga. Batin Shania. Frieska mengikuti arah pandang Shania dan tersenyum. Frieska mengambil Smartphonenya lalu mengetikkan sesuatu disana. Shania meminum jus jeruknya lagi lalu Frieska menatapnya.

"Itu tadi pacar Kakak." Kata Frieska.

"Belum nanya Kak." Sahut Shania.

"Tapi mau nanya kan?" Tanya Frieska.

"Hehehe."

"Yah lebih tepatnya pacar semasa SMA."

"Jadi dia pacar SMA Kakak? Awet ya."

"Gak kok. Gak awet."

"Loh maksud Kakak?"

"Kamu mau denger? Ceritanya panjang loh."

Anak Kos Dodol (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang