Part 14

857 73 3
                                    

Pagi itu Rasya sedang gabut. Frieska pergi untuk mengerjakan tugas kelompok bersama teman kuliahnya. Jeje dan Nabil seperti biasa sedang ke kampus untuk latihan. Vernando seperti biasa sedang bekerja. Apalagi katanya dia akan lembur.

Ketukan dipintu terdengar dan Rasya bangkit dari sofa. Dia mengira Naomi yang dtaang. Tapi dia ingat kalau Naomi sedang pulang kampung beberapa hari ini. Rasya segera membukanya dan melihat Vanka tersenyum sambil membawakannya makanan.

"Eh Cil. Aku kira siapa. Ayo masuk." Ajak Rasya.

"Iya makasih." Vanka masuk.

"Duduk dulu Cil. Aku ambilin minum dulu." Kata Rasya.

"Gak usah repot-repot Sya."

"Bikin minuman aja gak repot kali. Apalagi buat cewek secantik kamu."

"Hm gombal."

Rasya hanya tertawa lalu menuju dapur. Vanka menatap kos-kosan yang tampak sepi itu dengan saksama. Rumah 2 lantai yang dijadikan kos memang biasa diperumahan elite. Apalagi kebanyakan yang datang ke Jakarta kebanyakan anak perantauan.

Contohnya adalah Rasya. Laki-laki yang dia cintai sejak awal masuk SMA. Saat MOS dia dihukum bersama Rasya dan terpukau akan ketulusan hatinya yang membantunya selama MOS. Tapi dia tak yakin apakah Rasya juga mengalami hal yang sama dengannya.

Tak lama kemudian, Rasya datang membawa 2 gelas berisi sirup rasa jeruk lalu menghidangkannya pada Vanka. Vanka tersenyum lalu menaruh makanannya ke meja. Rasya duduk dihadapannya sambil tersenyum.

"Minum dulu Cil." Ujar Rasya.

"Terima kasih Sya." Vanka meminum siruupnya sedikit.

"Ada apa kesini? Tumben." Tanya Rasya.

"Iya abis aku nganggur. Temen-temen aku ada acara. Jadi aku kesini aja."

"Hm."

"Kamu sendirian Sya? Apa Cuma kamu penghuninya?"

"Gak kok. Ada penghuni lain. Cuma lagi pada pergi."

"Kemana?"

"Ada yang kuliah, kerja sama kerja kelompok sama temen kuliahnya."

"Oh gitu."

"Apa yang kamu bawa Cil?"

"Ini makanan buat kamu. Kamu belum sarapan kan?"

"Iya. Kok kamu tahu?"

"Aku masih inget kalau kamu adalah orang yang sering lupa sarapan."

"Hehehe."

"Udah. Ayo makan. Kita sarapan bareng."

Rasya mengangguk lalu mengambil piring. Vanka membuka kantong plastiknya dan memberikan makanan yang dibungkus kertas nasi itu pasda Rasya. Rasya memberikan sendok dan mulai membukanya. Vanka juga melakukan hal yang sama.

Mereka makan dengan lahap. Vanka juga memakannya sambil menatap Rasya. Dia gak berubah sama sekali. Batin Vanka. Rasya juga memiliki pikiran yang sama. Dari dulu hingga sekarang Vanka masih memesona.

Akhirnya mereka selesai makan dan Rasya memindahkan piring dan sendok yang kotor ke dapur. Sementara Vanka meminum sirupnya tadi. Rasaya kembali setelah mencuci piring dan sendok. Melihat cuaca bagus dan enak untuk jalan-jalan, Rasya langsung bangkit.

"Cil, kita pergi yuk." Ajak Rasya.

"Kemana?" Tanya Vanka.

"Ke taman atau kemana gitu." Kata Rasya.

"Boleh juga. Suntuk juga gak ngapa-ngapain."

"Ya udah aku ganti baju dulu ya."

Vanka mengangguk. Rasya langsung menuju kamar kosnya yang bersebelahan dengan kamar Nabil. Tak lama kemudian, Rasya keluar dengan baju yang lebih rapi. Melihat Rasya sudah siap, Vanka langsung bangkit dan mereka langsung keluar.

Anak Kos Dodol (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang