Part 30

629 67 44
                                    

Dikos-kosan terlihat Nabil, Jeje dan Rasya yang sedang duduk sambil bertopang dagu. Wajah mereka masih memar dan biru. Frieska sudah berangkat kuliah bersama Vernando. Naomi mungkin sedang kerja atau berada dirumahnya.

Nabil tampak menatap ke langit-langit kamar sambil menerawang. Jeje bermain gitar dan Rasya mengutak-atik Smartphonenya dengan serius. Bosan dengan kesunyian, Jeje menaruh gitarnya ke sofa dan menyandarkan tubuhnya ke kepala sofa.

"Gabut nih. Enaknya ngapain ya?"Tanya Jeje.

"Ya ngapain Bang? Gue aja bingung. Nih kepala gue aja masih sakit." Sahut Rasya.

"Gue juga. Ngapain ya enaknya?" Kata Nabil.

"Main PS yuk?"

"Kita kan gak punya PS Bang."

"UNO?"

"Bosen."

"Layangan."

"Udah kayak bocah aja main layangan. Mau main juga pasti gak bakal bisa. Kan hari ini gak ada angin."

"Terus main apaan dong?"

Tok... Tok... Tok...

Pintu kosan diketuk perlahan menghentikan perdebatan mereka. Nabil menegakkan kepalanya menatap mereka berdua dengan pandangan bertanya. Mengerti dengan arti pandangan Nabil, mereka langsung menggelengkan kepala tanda tak tahu.

"Bukan gue. Sendy kan lagi persiapan skripsi keluar kota." Kata Jeje.

"Thacil gak kesini. Lagi ke rumah Kakek sama Neneknya." Giliran Rasya yang bicara.

"Terus itu siapa? Apa Bunda kesini ya?" Tanya Nabil.

"Udah buka aja Bil. Siapa tahu penting."

Nabil mengangguk lalu bangkit. Ketukan pintu masih terdengar. Nabil segera melangkahkan kakinya dengan cepat ke arah pintu lalu membuka pintunya. Saat pintunya terbuka, tampak seorang pria yang memakai seragam dari perusahaan ekspedisi yang membawa sebuah kardus besar.

Melihat petugas itu, Nabil mengerutkan dahinya heran. Setahunya dia tidak memesan apapun disitus belanja online. Rasya juga tidak karena dia lebih sering berbelanja disupermarket ataupun pasar. Apalagi Jeje. Dia tipikal mahasiswa yang bahkan nyaris pelit mengeluarkan uangnya.

Itu sebabnya Jeje sering nunggak uang kosan dan kehabisan uang saku bulanan. Akibatnya Jeje sering meminta traktir pada Nabil dan Rasya. Jika sedang beruntung, Jeje sering mendapat makanan gratis. Apalagi saat Nadse sakit.

Satu buah apel yang ingin dimakan Nadse, malah dimakan setengah oleh Jeje karena dirinya lapar. Untungnya Nadse tidak marah dan hanya tersenyum. Pikirannya kembali ke petugas pengantar paket itu dan tersenyum ramah.

"Pagi Mas. Apa Mas yang bernama Nabil?" Tanya petugas ramah.

"Iya benar. Ada apa ya?" Tanya Nabil balik.

"Saya mengantar paket untuk Mas." Sahut petugas itu.

"Paket? Dari siapa?"

"Dari Ratna Mas."

"Ratna Rita?"

"Iya Mas. Silakan paketnya."

"Terima kasih."

"Saya permisi."

Nabil mengangguk. Petugas itu menuju motornya lalu pergi meninggalkan kosan yang ditempati Nabil. Melihat paket yang ada ditangannya, Nabil mengerutkan keningnya heran. Untuk apa ya Mama ngirimin gue paket beginian? Ah bodo. Batin Nabil.

Akhirnya Nabil menutup pintu lalu berjalan menuju ruang tengah. Jeje dan Rasya langsung menatap Nabil yang membawa kardus dengan ukuran besar. Nabil duduk lalu menaruh paketnya ke lantai dengan hati-hati.

Anak Kos Dodol (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang