Part 36

475 64 6
                                    

Dikosan, tampak para penghuni sedang berkumpul seperti biasa. Frieska memainkan gitarnya sambil melihat Rasya dan Nabil yang sedang bermain PS. Jeje chatting dan Vernando membaca buku yang membahas tentang desain.

"Je, loe happy amat keliatannya. Kenapa?" Tanya Frieska.

"Iya dong. Gue baru punya pacar. Makanya happy." Sahut Jeje.

"Pacar? Siapa?" Giliran Rasya yang bertanya.

"Kak Sendy. Biduan dangdut kampus."

"Serius? Gak percaya gue."

"Jahat amat loe sama temen gak percaya Fries."

"Bukan gitu. Gue sama loe kan udah kenal lama Je. Loe itu dari dulu playboy abis. Ada cewek cantik dikit loe sikat. Ada cewek cantik lewat pas kita nongkrong sama yang lain loe godain. Udah berapa kali juga loe ditampar sama gebetan loe gara-gara ketahuan ngegodain cewek lain."

"Bahahahaha."

"Ketawa lagi loe. Loe sih Fries pake buka kartu gue."

"Itu mah kenyataan kali."

Vernando menatap mereka lalu menggelengkan kepalanya. Vernando kembali melanjutkan bacaannya yang tertunda. Frieska kembali memetik gitarnya sambil bernyanyi pelan. Kini yang terdengar hanya alunan petikan gitar Frieska dan suara game dari PS Nabil.

Saat Frieska ingin kembali bernyanyi, ketukan pintu terdengar. Frieska menatap jam yang tergantung didinding lalu menaruh gitarnya. Dirinya berjalan menuju pintu depan dan membukanya. Dilihatnya Shania yang berdiri sambil tersenyum.

"Eh kamu Shan. Ayo masuk dulu." Kata Frieska.

"Makasih Kak." Balas Shania.

"Kalian bangun dulu. Ada Shania nih." Suruh Frieska.

"Iya-iya."

"Duduk dulu Shan. Kakak buatin minuman dulu ya."

Shania mengangguk sambil tersenyum. Sepeninggal Frieska ke dapur, tampak Nabil menatap Shania yang duduk dihadapannya. Matanya sangat serius saat melihat Shania. Matanya mirip sama Nia. Tapi apa bener itu dia? Batin Nabil.

Shania yang merasa diperhatikan menoleh dan melihat Nabil yang menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan. Tapi entah kenapa omelan yang biasanya diluncurkan oleh Shania jadi tak dia berikan. Dirinya juga membalas tatapan Nabil. Kalau diliat-liat dia ganteng juga. Batin Shania.

"Maaf ya Shan lama. Aku nyari sirupnya dulu." Kata Frieska membuyarkan tatapan mereka.

"Eh iya Kak. Maaf ya bikin repot." Ujar Shania tidak enak hati.

"Begini aja gak repot kok. Ayo minum dulu." Ucapnya lembut.

"Makasih Kak."

"Oh iya Shan. Ada apaan pagi-pagi kesini? Kayaknya penting."

"Iya Bang. Aku dititipin pesan sama Ci Naomi."

"Pesan apa?"

"Katanya Ci Naomi bakal lebih lama diluar kota. Soalnya ada sedikit urusan yang mesti diselesaikan sama dia."

"Apa? Jadi Naomi masih diluar kota?"

"Iya Kak Ver."

Vernando yang mendengar langsung lemas seketika. Padahal dia sudah berharap Naomi akan pulang cepat. Tapi ternyata Naomi masih harus mengurusi pekerjaannya. Dan entah kapan akan selesainya. Vernando menutup bukunya lalu menerawang.

"Oh gitu ya. Oke makasih ya Shan." Kata Frieska.

"Aku juga sekalian mau nagih uang kos. Kata Ci Naomi sekarang harus bayar." Lanjut Shania.

Anak Kos Dodol (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang