Part 23

622 70 4
                                    

Pagi itu Jeje menaiki tangga menuju lantai 2. Tapi tujuannya bukan menuju kamarnya. Melainkan menuju kamar Frieska yang berada dikamar sebelahnya. Diketuknya pintu kamar Frieska dengan keras sampai menggedor pintunya.

"Fries, buka pintunya Fries. Buka." Teriak Jeje.

Untuk sesaat pintu tak terbuka. Tapi Jeje terus menggedor sampai pintu terbuka dan memperlihatkan Frieska yang berwajah mengantuk dengan koyo dipelipis kanan dan kirinya. Matanya terlihat merah seperti orang marah.

"Berisik loe Je. Mau ngapain sih? Minta kopi lagi? Kopi gue abis." Kata Frieska kesal.

"Yeh bukan. Loe udah kayak Emak-emak aja Fries pake koyo dikepala." Ledek Jeje.

"Gak usah ngeledek loe. Ini gara-gara loe juga. Udah cepetan ada apaan sebelum gue marah." Desak Frieska.

"Ayo kita liburan ke puncak. Bunda ngajakin kita berempat."

"Loe pada aja dah. Gue abis siskamling jagain loe pada 3 hari yang lalu sampe gue kurang tidur."

"Eh enak aja. Kagak ada loe, nanti gue yang dimarahin Bunda."

"Gue ngantuk nih kurang tidur."

"Udah entar loe tidurnya disana aja."

"Gue gak ikut."

"Gak bisa. Loe harus ikut."

"Errrrh iya-iya gue ikut. Bawel loe Je."

"Nah gitu dong. Kan enak jadinya."

Frieska langsung menutup pintu kamarnya. Jeje langsung turun dan menghampiri Nabil dan Rasya yang menunggu dibawah. Mereka langsung berdiri dan menatap Jeje dengan pandangan bertanya. Jeje langsung menganggukkan kepala dan mereka berdua bersorak girang.

"Yes Kak Frieska ikut." Sorak Rasya.

"Tapi gak kasian Bang? Dia kan udah berhari-hari gak tidur gara-gara ngerawat kita 3 hari yang lalu. Dia pasti kurang tidur." Kata Nabil agak khawatir.

"Tenang. Dia udah mau kok." Kata Jeje tenang.

"Gue udah siap nih." Ujar Frieska yang sudah membawa tas ranselnya.

"Kakak gak apa-apa? Muka Kakak pucet loh?" Tanya Rasya cemas.

"Gak apa-apa. Cuma kurang tidur doang kok Sya."

"Kita naik apa kesana?" Tanya Frieska.

"Pake mobil Bunda. Tuh mobilnya udah didepan."

"Lah yang nyetir siapa? Kak Frieska aja ngantuk begini."

"Gampang. Gue yang nyetir."

"Emang loe bisa nyetir Bang?"

"Ya bisa lah."

"Udah-udah. Ayo berangkat. Kalo ngobrol terus kapan kita berangkatnya?"

"Oke Kak Frieska."

***

Selama perjalanan, semua yang ada dimobil kecuali Frieska yang terkantuk-kantuk ramai. Radio yang dinyalakan menyalakan lagu yang Frieska sukai. Atau mungkin sesuai dengan kisah cintanya terdahulu. Sebelum dirinya bersama Dhika.

Ya dulu Frieska memiliki kisah cinta yang tak kalah indahnya dengan laki-laki lain. Tapi karena satu perbedaan, mereka terpaksa berpisah. Dan laki-laki itu sekarang menghilang entah kemana. Frieska langsung meminta Jeje memperbesar volume radio. Jeje hanya menurut. Dengan lirih Frieska bernyanyi.

"Mungkin aku tidaklah sempurna."

"Tetapi hatiku memilikimu sepanjang umurku."

"Mungkin aku tak bisa memiliki."

Anak Kos Dodol (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang