part-3

664 21 0
                                    

Siang ini, aku dan ketiga sahabatku sedang bermain di taman kota. Karena kebetulan hari ini jadwal kuliah tidak terlalu padat. Jadi kita bisa menghabiskan waktu bersama. Sekalian melepas rindu menghabiskan waktu bersama, setelah sempat renggang gara-gara masalah kemarin.

Pada saat kita sedang berjalan menelusuri taman kota yang cukup ramai, tiba-tiba mata ini tidak sengaja melihat kak Sandra yang ada di taman bersama seorang teman laki-lakinya. Aku yang sudah cukup lama tidak bertemu dengan kak Sandra, langsung berlari menghampiri kak Sandra tanpa pamit dulu kepada Citra, Friska dan Ririn. Namun sadar aku tidak mengikuti mereka, mereka yang malah mengikutiku menghampiri kak Sandra.

“Kak Sandra,” teriakku kepada Kak Sandra sambil berlari kecil.

Kak Sandra pun menghentikan langkahnya.

“Hanin...” ujar Kak Sandra, terlihat seperti orang kaget, karena tiba-tiba aku ada di hadapannya.

“Akhirnya aku ketemu Kakak. Kakak kemana aja? Kok nggak bisa dihubungi. Bunda kangen banget sama Kakak,” kataku.

Namun Kak Sandra malah terdiam, ekspresi wajahnya menandakan seperti tidak percaya dengan apa yang baru saja aku katakan.

“Emm San, aku tunggu kamu di mobil aja ya,” kata teman laki-laki Kak Sandra, yang saat itu berdiri di sampingnya.

Kak Sandra menganggukkan kepala sambil melemparkan senyum, dan laki-laki itu pun pergi meninggalkan Kak Sandra berdua bersamaku.

“Bunda... kangen sama gue? Enggak salah denger tuh!” Kak Sandra benar-benar tidak percaya dengan apa yang aku katakan. Bahwa Bunda memang mencemaskan dan merindukan Kak Sandra.

“Iya Kak, Kakak pulang ya! Kakak tenang aja, sekarang aku udah nggak tinggal di rumah lagi kok. Jadi Kakak bisa dapetin kasih sayang Bunda sepenuhnya. Enggak akan ada suara berisik yang ganggu Kakak lagi. Enggak akan ada yang nyalahin Kakak lagi kalau aku pulang telat. Aku mohon pulang ya, Kak... sekarang saatnya Kakak yang dimanja Bunda,” kataku tersenyum sambil memohon. Tapi Kak Sandra malah diam, tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

“Nin... ayo!” Terdengar suara Ririn memanggilku.

Dan aku menoleh sebentar lalu menganggukkan kepala ke arah ketiga sahabatku, yang terlihat masih menungguku dengan setia.

Please pulang ya, Kak... aku mohon!” pintaku kepada Kak Sandra.

Aku pun pergi meninggalkan Kak Sandra yang masih diam membisu, menghampiri ketiga sahabatku yang sudah menunggu tidak jauh dari posisiku berdiri bersama Kak Sandra.

“Hanin pergi dan ngejauhin Bunda? Dasar Bodoh!” Mungkin kata-kata seperti itu yang ada di dalam hati kak Sandra. Sebab sebelum aku pergi, aku sempat melihat wajah kesal kak Sandra. Kepedean sih, tapi aku memang sangat berharap kalau Kak Sandra akan mengkhawatirkan aku seperti itu.

***

Sunshine (ketulusan, cinta dan pengorbanan) REVISIWhere stories live. Discover now