Part-2

709 24 0
                                    

POV 3

Suasana di dalam Apartemen Citra sore itu cukup gaduh. Karena baru saja Hanin menyadari bahwa uang miliknya, sebesar 5 juta yang disimpan di dalam lemari, tiba-tiba hilang.

“Lo yakin nggak salah nyimpen kan, Nin? Lo udah coba cek lagi kan?” tanya Citra meyakinkan Hanin.

“Iya, Cit... aku ingat jelas kok dimana terakhir aku nyimpen uang itu.”

Friska masih sibuk mengobrak-abrik isi Apartemen, diikuti oleh Citra dan Hanin. Tapi tetap saja uang Hanin tidak ditemukan.

“Huhhh... tetep nggak ada, Cit. Masa iya di Apartemen ada pencuri sih,” ujar Friska.

“Coba deh tanya Ririn,” ujar Citra sedikit panik.

Namun, saat Citra menyebut nama Ririn dan Friska mendengar nama Ririn, tiba-tiba saja Citra dan Friska saling berpandang-pandangan, seakan-akan isi di kepala mereka berdua setelah mendengar kata Ririn itu, sama.

“Jangan-jangan...” ujar Citra dan Friska bersamaan.

Namun, Hanin malah menggelengkan kepala. Hanin percaya kalau Ririn tidak mungkin melakukan hal seperti itu kepadanya.

Sudah hampir tiga jam Citra, Hanin dan Friska menunggu Ririn pulang. Tapi tetap saja Ririn belum kelihatan batang hidungnya, sampai-sampai Hanin dan Friska ketiduran. Sementara Citra masih terlihat gelisah menunggu Ririn.

Trekkkkk... suara pintu terbuka. Ririn pun masuk ke dalam Apartemen.

“Lo belum tidur, Cit?” tanya Ririn sambil tersenyum.

Namun citra malah memandangnya sinis, dan langsung menghampiri Ririn dengan pertanyaan yang cukup membentak.

“Mendingan lo jauhin cowok itu sekarang juga! Lo ancur semenjak kenal dia, Rin!” ujar Citra.

“Maksud lo apa sih? Kayak lo paling bener aja deh,” jawab Ririn tidak terima.

“Lo udah jauh berubah, Rin. Mendingan sekarang lo ngaku aja deh. Lo kan yang ngambil uang Hanin? Iya kan?”

Mendengar itu, Ririn mendadak diam. Seakan-akan ia bingung harus menjawab apa. Dengan diam Ririn, Citra sudah dapat menebak kalau Ririn memang yang melakukannya. Citra terlihat begitu kecewa kepada Ririn.

“Dulu lo nggak pernah ngelakuin hal bodoh kayak gini, Rin. Lo pasti ngelakuin itu buat cowok lo kan?”

“Gue pasti ganti kok,” ujar Ririn sedikit membentak.

Hanin dan Friska pun terbangun mendengar suara gaduh akibat adu mulut antara Ririn dan Citra.

“Bukan masalah gantinya, tapi kepercayaan, Rin... kepercayaan! Demi cowok nggak jelas kayak dia, lo rela ngambil milik sahabat lo sendiri. Sahabat lo sendiri, Rin. Lo nggak mikir apa!”

“Lo tau apa sih tentang dia? sampe bisa nilai sejauh itu. Gue nyaman sama dia, gue bahagia sama dia. Jadi gue minta lo nggak usah ikut campur lagi urusan gue!”

“Tapi gue sahabat lo, gue nggak mau lo salah bergaul.”

Hanin menghampiri Citra dan Ririn yang masih berdebat.

“Tapi lo nggak berhak atur hidup gue!”

“Kalian apa-apaan sih... udah dong jangan berantem gini. Semuanya pasti bisa diselesaikan dengan cara baik-baik,” ujar Hanin menghampiri untuk mencoba mendinginkan keadaan.

Tapi Ririn malah mendorong Hanin sampai terjatuh, Ririn tidak suka bila Hanin ikut campur juga. Tidak bisa terima perlakuan Ririn kepada Hanin, Citra marah dan balik mendorong Ririn. Ririn pun tidak terima, karena Citra lebih memilih membela Hanin, yang bisa dibilang sahabat baru dibanding Ririn yang sudah 7 tahun bersama. Citra dan Ririn pun jadi semakin memanas. Hanin mencoba melerai kembali, tapi tiba-tiba kepala Hanin terasa pusing, sampai membuat Hanin jatuh pingsan. Untung saja ada Friska yang menghampiri dan menolong Hanin. Namun Ririn dan Citra masih tetap saja beradu mulut.

Sunshine (ketulusan, cinta dan pengorbanan) REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang