Special Chapter: The Fact 3

2.9K 573 94
                                    

Tidak ada yang bisa di selamatkan lagi. Hana menjadi sosok yang pendiam, walaupun sesekali bercengkrama dengan Chanyeol atau temannya, tetap saja, itu seperti bukan Hana.

"Ayah tidak punya pilihan lagi, Hana harus pergi." Karna apa yang di ucapkan Tuan Park bersifat paten. Chanyeol mengangguk mengiyakan.

"Dimana Hana harus tinggal?" Chanyeol tidak ingin, cukup Hara, Hana jangan.

"Menurutmu dimana?"

"Inggris? Disana ada Kle, jadi aku tidak terlalu khawatir juga." Bukan semata-mata Chanyeol merekomendasikan Inggris. Pertama karna ada kerabat ayahnya, kedua Inggris tidak terlalu asing bagi Chanyeol dan juga Hana.

"Lusa kita atur keberangkatannya."

Dalam hati Chanyeol mencelos, secepat itu ia akan berpisah dengan Hana?

🍃The Fact 3🍃

Hana terdiam di sudut kamarnya, tatapannya kosong. Walaupun terlihat seperti melihat kearah jendela kamarnya, tetap saja, tidak ada apa-apa.

"Hana-ya." Chanyeol dengan nampan di tangannya menghampiri Hana yang duduk terdiam seolah tidak menyadari keberadaannya.

"Kau belum makan, ayo makan dulu, aku membawakan makanan kesukaanmu." Chanyeol meletakan nampannya di atas nakas dekat dengan ranjang Hana.

"Hana-ya." Hana tidak merespon, ia masih terdiam.

Tangan Chanyeol terulur untuk menyentuh bahu Hana, dan saat itulah Hana baru tersadar dengan keahdiran Chanyeol di kamarnya.

Chanyeol memaksakan sebuah senyuman, " Kau belum makan, ayo! Kau harus mengisi tenagamu." Hati Chanyeol perih, ia menatap mata berkaca Hana.

"Aku tidak ingin makan." Gumam Hana lirih.

"Kau harus makan, nanti kau sakit jika tidak makan. Apa perlu aku yang menyuapimu? Kau ingin aku suapi?" Tawar Chanyeol mencoba bernegosiasi.

Hana menggeleng lemah, ia beralih lagi menatap keluar jendela yang ternyata sedang turun hujan.

"Makanlah sedikit, aku sudah memasakannya untukmu, kau tega membuatku kesusahan untuk membuat makanan kesuakaanmu, tapi kau tidak ingin memakannya?" bujuk Chanyeol setengah merajuk.

Seperti sihir, Hana kembali menatap Chanyeol, namun jawabannya kini berubah. "Iya, aku akan makan, tapi Oppa harus disini. Temani aku makan" Hana menerima nampan yang Chanyeol sodorkan, sedangkan Chanyeol memperhatikan gerak gerik Hana yang sedang menyuapi makanannya dengan gerakan lambat.

"Apa enak?" tanya Chanyeol dengan suara bergetar. Chanyeol menatap nalangsa. Entahlah, melihat keadaan Hana yang seperti ini, membuat dadanya sangat sesak.

Hana menatap Chanyeol. Satu senyuman ia berikan pada sang kakak yang menatapnya dengan tatapan nalangsa. Hana tahu, kakak nya tidak tega melihat dirinya yang semenyedihkan ini.

"Masakanmu enak, aku sangat menyukainya." Hana kembali menunduk untuk meyantap makanannnya, bersamaan dengan itu, Chanyeol meneteskan airmatanya, namun, cepat-cepat ia mengusap matanya sebelum Hana melihat kearahnya.

"Syukurlah, aku senang mendengarnya," lirih Chanyeol.

Chanyeol tahu betul, Hana hanya menampakan sosoknya yang kuat. Pura-pura kuat lebih tepatnya.

"Hana-ya." Karena Hana sudah menyelesaikan acara makannya, sekarang waktunya Chanyeol untuk memberitahu soal kepindahan Hana ke Inggris.

"Apa kau suka Inggris?" tanya Chanyeol hati-hati. Untuk sesaat Hana terdiam. Tidak tahu harus bereaksi seperti apa, Hana hanya mengatupkan bibirnya.

"Kau lebih suka Korea atau Inggris?" tanya Chanyeol lagi.

Hana tersenyum, "Aku menyukai keduanya, memangnya ada apa?" tanya Hana penasaran,walaupun takut lebih dominan.

"Bagaimana jika kau pindah ke Inggris? Apa kau mau?"

Hana terdiam, ia tidak tahu harus menjawab apa pada kakak nya. Ia memang menyukai Inggris, tapi, untuk apa dia kesana?

"Aku..." ucapan Hana menggantung, ia tidak tahu harus menjawab apa?

"Aku mau saja. Hanya saja, kenapa aku harus kesana?" tanya Hana akhirnya, dengan rasa penasaran dan juga was-was.

"Ayah terlalu khawatir padamu. Mungkin, jika kau pindah ke Inggris, traumamu akan sembuh. Bagaimana?"

Hana terdiam, ia memikirkan banyak hal.

"Aku tidak bisa menolak kan? Jadi, kapan aku harus berkemas?"

"Lusa, lusa kau harus berangkat." Hana terdiam, bukankah ini terlalu mendadak?

"Baiklah, besok aku mulai berkemas.

🍃The Fact 3🍃

Chanyeol baru tahu jika waktu bersama Hana akan sesingkat ini. Hari ini, Hana akan pergi.

"Jaga dirimu baik-baik, kabari Ayah jika sesuatu terjadi pada kalian."

Chanyeol harus bolos sekolah demi mengantarkan adik kesayangannya. Awalnya Tuan Park melarangnya, namun melihat hanya pada Chanyeol lah Hana ingin terbuka, akhirnya Tuan Park pun meminta izin pada pihak sekolah untuk memberi dispensasi untuk Chanyeol.

Tuan Park tidak bisa mengantar putrinya, karena ada rapat penting dengan koleganya dari Jepang yang tidak bisa ia tinggal.

"Kalau begitu kami pergi dulu, ayah." Pamit Chanyeol. Tuan Park hanya mengangguk sambil tersenyum, ia melihat kedua punggung anaknya yang kini menjauh dan hilang di balik pembatas.

"Take Care dear, safe flight." Lirih sekali, hanya terdengar untuk dirinya sendiri.

🍃The Fact 3🍃

Setengahnya ada di wordpress dan yang udah dapet password tinggal buka yaa. Aku taro link di message board akun ini.

Akan di protect, so? Taukan peraturan sebelumnya kyak apa?"
Buat minta password bisa DM aku.

~Ally~

Treason || Byun Baekhyun Donde viven las historias. Descúbrelo ahora